Medan berat dan lokasi yang jauh menjadi kendala pemadaman kebakaran lahan dan hutan di lereng Gunung Kawi, Kabupaten Malang, Jawa Timur. Sejak Sabtu (26/10/2019) malam api membakar lereng gunung itu.
Oleh
DEFRI WERDIONO
·2 menit baca
MALANG, KOMPAS — Medan berat dan lokasi yang jauh menjadi kendala pemadaman kebakaran lahan dan hutan di lereng Gunung Kawi, Kabupaten Malang, Jawa Timur. Sejak Sabtu (26/10/2019) malam, api membakar lahan dan hutan milik Perhutani di Petak 212 Resor Pemangkuan Hutan Pujon Selatan di lereng Kawi.
Dari kejauhan, Senin (28/10/2019) siang, asap membumbung dari beberapa tempat di lereng Kawi. Lokasi kebakaran berada di atas elevasi 1.700 meter dari permukaan laut. ”Sejauh ini kami masih melakukan pemantauan. Lokasi api ada di atas dan sulit dijangkau,” kata Asisten Perhutani Bagian Kesatuan Pemangkuan Hutan Pujon Padi Subowo.
Lokasi api ada di atas dan sulit dijangkau.
Akibat lokasi yang sulit dijangkau, menurut Padi, pihaknya baru bisa memantau kondisi yang terjadi. Jika api sudah mendekati hutan produksi dan lokasinya terjangkau, baru dilakukan pemadaman. ”Bahan yang terbakar sebagian besar masih serasah (dedaunan kering). Vegetasi tanaman juga ada, tetapi tidak banyak,” ujarnya.
Menurut Padi, angin kencang dan kondisi vegetasi yang kering menyebabkan api mudah menjalar ke lokasi lain. Sejauh ini belum diketahui berapa luas wilayah yang terbakar dan penyebab kebakaran.
Ini adalah kebakaran kali kedua yang terjadi di lereng Kawi dalam sepekan terakhir. Sebelumnya, Minggu (20/10/2019), api juga membakar Petak 13 Resor Pemangkuan Hutan (RPH) Tembalang dan Petak 38 RPH Ampelgading, di Wlingi, Blitar, juga terbakar. Api bisa dipadamkan beberapa hari kemudian.
Sementara itu, upaya pemadaman api di lereng Gunung Arjuna, yang masuk wilayah Kota Batu, juga masih terus dilakukan. Api masih terlihat di jalur pendakian Gandon. Pemadaman dilakukan oleh belasan orang dari Perhutani, polisi hutan, dan sukarelawan setempat.
Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik Badan Nasional Penanggulangan Bencana Kota Batu Achmad C Rochim mengatakan, pemadaman kebakaran lahan di Arjuna kembali dilakukan secara manual karena helikopter yang dua pekan terakhir melakukan penyiraman dari udara (water bombing) digeser untuk melakukan pemadaman di Ijen, Banyuwangi.
Kebakaran lahan di Arjuna cukup sulit dipadamkan dan lokasinya menyebar. Rentetan kebakaran lahan yang berada di area Taman Hutan Raya R Soerjo itu terjadi lebih dari dua pekan. Pihak Tahura R Soerjo sampai saat ini belum bisa memastikan berapa luasan lahan yang terbakar dan berapa besar kerugian yang disebabkan oleh rusaknya vegetasi.
Kegiatan water bombing melalui udara—sebelum helikopter ditarik ke Ijen—juga kerap terhalang cuaca kurang bersahabat sehingga helikopter tidak bisa beroperasi optimal.