Banyak Penumpang Belum Tahu Shelter Ojek Daring di Stasiun MRT Lebak Bulus
Belum banyak penumpang MRT yang tahu ada lokasi khusus untuk shelter ojek daring di Stasiun MRT Lebak Bulus, Jakarta. Akibatnya, penumpang ojek daring masih naik dan turun sembarangan di pinggir jalan.
Oleh
Ayu Pratiwi
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Belum banyak penumpang MRT dan pengemudi ojek daring yang tahu ada lokasi khusus untuk shelter ojek daring di Stasiun MRT Lebak Bulus, Jakarta. Akibatnya, penumpang ojek daring masih naik dan turun secara sembarangan di pinggir jalan, dekat lokasi stasiun.
Sebenarnya PT MRT Jakarta meresmikan shelter ojek daring bertajuk Transit Plaza yang berada tidak jauh dari Stasiun MRT Lebak Bulus, Jakarta Selatan, pada 15 Oktober 2019. Lahan seluas 1.500 meter persegi itu digunakan sebagai lokasi naik turun penumpang.
Dengan adanya shelter khusus tersebut, diharapkan ojek daring tidak lagi berhenti di pinggir jalan dan membuat lalu lintas sekitar Stasiun Lebak Bulus semrawut.
Namun, pantauan Kompas, Senin (28/10/2019), beberapa ojek daring masih mengetem atau menunggu penumpang di luar lokasi shelter ojek daring. Beberapa penumpang juga masih menunggu ojek daring yang dipesannya di luar shelter ojek daring.
Petugas keamanan di luar stasiun MRT mengimbau penumpang dan pengemudi ojek daring untuk menunggu di shelter ojek daring. Namun, beberapa di antara mereka tetap enggan menggunakan shelter khusus.
Ulla (27), penumpang MRT yang sedang menunggu ojek daringnya, mengaku tidak tahu bahwa ada shelter ojek daring tidak jauh dari Stasiun MRT Lebak Bulus. Dia sudah biasa menunggu ojek daring dekat pintu masuk-keluar stasiun MRT.
”Saya belum menerima informasi mengenai lokasi drop off (turun) dan pick up (naik) ojek daring. Biasanya, saya tunggu ojeknya dekat pintu masuk-keluar stasiun MRT,” ujar Ulla.
Lida (24), penumpang MRT lainnya, juga belum tahu bahwa ada shelter ojek daring dekat Stasiun MRT Lebak Bulus. Ia berharap, papan indikasi yang menunjukkan keberadaan shelter ojek itu bisa ditempatkan di lokasi yang mudah dilihat penumpang.
Pantauan Kompas sepanjang hari ini, tidak ada spanduk atau indikasi lain di dalam stasiun MRT yang mengarahkan penumpang ke lokasi shelter ojek daring. Penanda arah shelter ojek daring hanya ada di tangga bawah pintu masuk-keluar stasiun MRT, tepatnya di tepi samping trotoar.
Menurut salah seorang pengemudi ojek daring, Johan, para pengemudi yang tidak berasal dari wilayah Lebak Bulus masih bingung di mana lokasi untuk menaikkan dan menurunkan penunmang. Selain itu, beberapa penumpang enggan jalan kaki sekitar lima menit dari stasiun untuk mencapai tempat shelter daring.
”Biasalah. Konsumen maunya duduk manis saja. Pengemudi juga belum banyak yang menunggu penumpangnya di shelter ojek. Asumsi mereka, semakin dekat mereka dengan stasiun, semakin cepat mereka dapat order,” ujar Johan.
Menurut dia, meskipun belum dikenal banyak orang, ia yakin keberadaan shelter ojek bisa membantu mengurangi kesemrawutan di jalan, terutama akibat ojek daring yang mengetem di pinggir jalan. ”Tapi, kita semua harus sabar. Semua pasti perlu adaptasi,” tambahnya.
Biasalah. Konsumen maunya duduk manis saja. Pengemudi juga belum banyak yang menunggu penumpangnya di shelter ojek. (Johan)
Seorang petugas keamanan dari PT MRT Jakarta mengaku, pihaknya masih perlu menyosialisasikan keberadaan shelter ojek daring dan menyadarkan penumpang serta pengemudi untuk taat aturan lalu lintas. ”Beberapa penumpang mungkin belum terbiasa naik-turun turun ojek di tempat yang disediakan. Biasanya mereka naik-turun di titik paling dekat dengan tujuannya,” katanya.
Ia menambahkan, ke depan shelter ojek daring akan dilengkapi dengan berbagai fasilitas, seperti tempat untuk isi ulang baterai ponsel dan toilet. ”Selain itu, shelter ojek akan juga dibangun di stasiun MRT lainnya,” ujar petugas keamanan itu.