Sosialisasi Jalan Tol Yogyakarta-Solo Dimulai November
Rencana pembangunan Jalan Tol Yogyakarta-Solo terus bergulir. Pada November mendatang, Pemerintah Provinsi (Pemprov) DI Yogyakarta mulai menyosialisasikan pembangunan jalan tol tersebut.
Oleh
HARIS FIRDAUS/NINO CITRA ANUGRAHANTO
·3 menit baca
YOGYAKARTA, KOMPAS — Rencana pembangunan Jalan Tol Yogyakarta-Solo terus bergulir. Pada November mendatang, Pemerintah Provinsi DI Yogyakarta mulai menyosialisasikan pembangunan jalan tol itu kepada masyarakat yang terkena dampak. Sosialisasi akan dilakukan melalui pendekatan humanis agar masyarakat yang terdampak bisa menerima proyek tersebut.
”Sosialisasi rencana pembangunan jalan tol itu kami rencanakan pada minggu kedua bulan November,” kata Kepala Dinas Pertanahan dan Tata Ruang DIY Krido Suprayitno dalam konferensi pers, Kamis (24/10/2019), di Yogyakarta.
Pemerintah berencana membangun sejumlah jalan tol yang melewati wilayah DIY, antara lain, Tol Bawen-Yogyakarta dan Tol Yogyakarta-Solo. Tol Bawen-Yogyakarta akan menghubungkan Kota Semarang, Jawa Tengah, dengan DIY. Adapun Tol Yogyakarta-Solo bakal menghubungkan wilayah DIY dengan Kota Solo, Jawa Tengah.
Sosialisasi rencana pembangunan jalan tol itu direncanakan pada minggu kedua bulan November.
Krido menjelaskan, dari dua jalan tol tersebut, proses sosialisasi pembangunan Tol Yogyakarta-Solo akan didahulukan. Hal ini karena Tol Yogyakarta-Solo akan melewati wilayah perkotaan sehingga pembebasan lahannya bakal lebih kompleks dibandingkan dengan pembebasan lahan untuk pembangunan Tol Bawen-Yogyakarta.
”Kita akan memulai sosialiasi secara bertahap dengan prioritas trase Yogyakarta-Solo lebih kita dahulukan. Tol Yogyakarta-Solo itu kompleksitasnya tinggi karena melewati wilayah perkotaan sehingga kami prioritaskan lebih dahulu,” ujar Krido.
Berdasarkan data Dinas Pertanahan dan Tata Ruang DIY, Tol Yogyakarta-Solo di wilayah DIY akan dibangun sepanjang 22,36 kilometer (km). Pembangunan jalan tol itu membutuhkan lahan 74,406 hektar yang terdiri atas 2.906 bidang. Lahan yang dibutuhkan itu seluruhnya berada di wilayah Kabupaten Sleman, DIY, dan tersebar di 14 desa yang ada di 6 kecamatan.
Sementara Tol Bawen-Yogyakarta di wilayah DIY bakal dibangun dengan panjang 10,9 km. Tol tersebut membutuhkan lahan 46,702 hektar yang terdiri atas 722 bidang. Sama seperti Tol Yogyakarta-Solo, Tol Bawen-Yogyakarta juga hanya melewati wilayah Sleman, tepatnya di 8 desa yang ada di 5 kecamatan.
Krido memaparkan, proses sosialisasi Tol Yogyakarta-Solo akan dimulai di Kecamatan Kalasan yang berada di ujung timur ruas tol tersebut. Wilayah Kecamatan Kalasan berbatasan dengan wilayah Kabupaten Klaten, Jawa Tengah. Di kecamatan itu, terdapat empat desa yang terkena dampak pembangunan n Tol Yogyakarta-Solo, yakni Tamanmartani, Selomartani, Tirtomartani, dan Purwomartani.
Menurut Krido, di antara enam kecamatan di Sleman yang terdampak Tol Yogyakarta-Solo, Kecamatan Kalasan memiliki wilayah terdampak paling luas. Oleh karena itu, sosialisasi di kecamatan tersebut akan dibagi menjadi dua tahap.
Berdasarkan data Dinas Pertanahan dan Tata Ruang DIY, lahan di Kecamatan Kalasan yang terkena dampak pembangunan jalan tol seluas 81,902 hektar. ”Karena di Kecamatan Kalasan itu wilayah terdampaknya paling luas, kami akan membuat dua etape sosialisasi. Waktunya nanti menyesuaikan,” tutur Krido.
Pendekatan humanis
Dalam melakukan sosialisasi, Krido mengatakan, Pemprov DIY akan menggunakan pendekatan yang humanis. Hal ini agar masyarakat yang terkena dampak bisa menerima pembangunan proyek infrastruktur itu. ”Jika ada masyarakat yang terkena dampak tetapi belum sepakat, kami akan melakukan pendekatan secara humanis,” katanya.
Krido mengingatkan, pembangunan jalan tol di DIY merupakan proyek strategis nasional. Selain itu, keberadaan jalan tol tersebut juga akan berdampak baik pada perekonomian DIY. ”Pembangunan ini merupakan proyek strategis nasional sehingga harapan kami masyarakat bisa berpartisipasi untuk menyukseskan pembangunan tol,” tuturnya.
Jika ada masyarakat yang terkena dampak tetapi belum sepakat, kami akan melakukan pendekatan secara humanis. (Krido Suprayitno)
Sebelumnya, Kepala Subdirektorat Pelaksanaan Jalan Bebas Hambatan Direktorat Jenderal Bina Marga Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Hardy Siahaan menyatakan, trase untuk Jalan Tol Bawen-Yogyakarta dan Yogyakarta-Solo sudah selesai disusun. Dia menambahkan, lelang untuk dua jalan tol itu ditargetkan dilakukan tahun ini.
Sementara itu, pembangunan konstruksi untuk dua jalan tol tersebut diharapkan bisa dimulai pada tahun depan. ”Pengerjaan konstruksi setelah pengadaan tanah. Setelah ada lahannya, seharusnya tahun depan sudah bisa dimulai. Kita semua berharap segera dimulai,” ujar Hardy.