WASHINGTON, RABU -- Keunggulan Joe Biden di berbagai jajak pendapat tidak serta-merta berdampak pada perolehan dana kampanyenya. Dibandingkan calon unggulan lain, perolehan dan sisa dana kampanyenya paling memprihatinkan.
Fakta itu terungkap dalam pengumuman komisi pemilihan umum (FEC) Amerika Serikat, Selasa (15/10/2019) atau Rabu dini hari WIB. Pada Akhir September 2019, Biden diketahui hanya menyisakan 9 juta dollar AS di rekening dana kampanyenya. Pesaing terdekatnya untuk urusan elektabilitas, Elizabeth Warren, masih menyisakan 25,7 juta dollar AS.
Elektabilitas Biden dan Warren sebagai bakal calon presiden dari Partai Demokrat saling kejar. Bakal calon lain yang membidik tiket dari Demokrat, Bernie Sanders, menempel mereka untuk urusan elektabilitas. Sementara untuk urusan dana, Sanders unggul dengan sisa 28 juta dollar AS. FEC mencatat Sanders sebagai pengumpul sumbangan kampanye terbanyak di antara bakal calon dari Demokrat. Ia mendapat total 74,5 juta dollar AS dan hanya membelanjakan 46,1 juta dollar AS.
Biden tidak hanya menyisakan paling sedikit di antara bakal calon unggulan. Belanjanya sepanjang kuartal III-2019 setara 112 persen pendapatan di periode sama. Belanja itu antara lain dipakai untuk biaya tim sukses dan iklan. Di AS, tim sukses mendapatkan gaji yang anggarannya dialokasikan dari dana kampanye. Karena itu, gaji tim sukses harus dilaporkan kepada KPU setempat.
Optimistis
Para pendukung Biden masih optimistis walau ada fakta itu. Jumlah penyumbang diharapkan membesar. Bakal calon presiden harus bisa mendapat dana dari penyumbang tradisional ataupun donor lewat daring agar bisa mengalahkan calon petahana, Donald Trump. ”Tidak bisa bertanding kalau tidak cukup dana,” kata salah satu penggalang dana untuk Biden, Joseph Falk.
Ia tidak kehilangan harapan karena dukungan Biden tidak merosot setelah diserang Trump soal Ukraina. Trump menuding Biden menyalahgunakan kewenangan—kala menjadi Wakil Presiden AS—untuk menutupi dugaan korupsi putranya, Hunter Biden, di perusahaan migas Ukraina. Trump meminta Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky menyelidiki kasus itu.
Permintaan itu memicu penyelidikan yang mengarah pada pemakzulan Trump. Permintaan itu juga menimbulkan kesan Biden adalah bakal calon yang paling dikhawatirkan Trump.
Serangan Trump kepada Biden membuat pendukung Biden marah kepada panitia konvensi capres Demokrat, DNC. Sebab, DNC dinilai tak berbuat apa pun untuk mengurangi dampak serangan itu. Kemarahan itu antara lain diungkapkan Dick Harpootlian—pendukung Biden di Carolina Selatan—dan Harold Schaitberger yang memimpin asosiasi pemadam kebakaran AS.
Schaitberger secara terbuka menyatakan frustrasi karena DNC dan para pemimpin Demokrat tidak berbuat banyak untuk menyerang balik Trump. Memang, DNC pernah mengumumkan netral terhadap semua bakal calon. Sikap itu diputuskan setelah DNC dinilai terlalu mendukung Hillary Clinton selama pemilu 2016. ”Bukan tugas mereka bekerja bagi Joe Biden,” kata seorang pengurus Demokrat AS soal sikap DNC. (AP/REUTERS)