Unjuk Rasa Hong Kong, NBA, dan Dampak Media Sosial
Cuitan General Manager Houston Rockets Daryl Morey di Twitter berisi dukungan terhadap aksi protes di Hong Kong berbuntut panjang. Kerja sama antara NBA dan China dengan nilai jutaan dollar AS pun terancam.
Oleh
Korano Nicolash LMS
·4 menit baca
Karena nila setitik, bisa rusak susu sebelanga. Gara-gara sebuah cuitan, hubungan kerja sama olahraga dua negara juga bisa rusak. Hal ini merujuk pada cuitan General Manager Houston Rockets Daryl Morey di Twitter berisi dukungan terhadap aksi protes di Hong Kong yang kemudian berbuntut panjang. Kerja sama antara China dan NBA dengan nilai jutaan dollar AS pun terancam.
Terkait dengan hal ini, pebasket LeBron James pun turut angkat bicara. Bintang Los Angeles Lakers itu melontarkan kritik tajam karena unggahan Morey di media sosial dapat membahayakan kondisi liga dan para pebasket NBA.
Sebelumnya, Daryl Morey mengunggah cuitan berupa gambar yang bertuliskan ”Fight For Freedom, Stand With Hong Kong” pada Jumat (4/10/2019). Cuitan Morey itu menanggapi aksi unjuk rasa di Hong Kong yang sudah berlangsung selama berbulan-bulan dan menyita perhatian internasional.
Kendati cuitan itu buru-buru dihapus lagi oleh Morey, dampaknya telanjur memicu kemarahan China terhadap NBA. ”Saya meyakini, dia (Morey) tidak cukup banyak mengetahui situasi yang sedang terjadi, tetapi dia memberikan komentar,” kata LeBron James, seperti dilansir dari The Guardian, Selasa (15/10/2019) WIB.
LeBron ”King” James turut mengingatkan semua pihak agar berhati-hati dengan cuitan yang diunggah di Twitter. Sebab, begitu banyak orang yang dapat dirugikan. ”Tidak hanya secara finansial, tetapi juga secara fisik, emosional, hingga spiritualnya,” kata James yang juga mantan Wakil Presiden Asosiasi Pemain Basket Nasional (NBPA).
Apa yang diungkapkan James menjawab pertanyaan wartawan sebelum pertarungan pramusim 2019-2020 antara Los Angeles Lakers berhadapan dengan Golden State Warriors di Staples Center, Los Angeles, California, pada Selasa siang WIB. Laga itu berakhir dengan kemenangan Lakers dengan skor 104-98.
Perlu memikirkan dampak
James juga menegaskan, dirinya enggan memberikan komentar tentang situasi yang tegang secara politis antara China dan NBA akibat cuitan tersebut. Namun, dia menegaskan, dirinya ingin berbicara bahwa cuitan tersebut berpotensi membahayakan hubungan China dengan Liga, para pemilik tim, dan para pemain.
James yang sudah meraih tiga gelar NBA ketika bersama Miami Heat, dan Cleveland Cavaliers, menambahkan, kebebasan berpendapat itu penting, tetapi kita harus memikirkan dampak dari apa yang kita sampaikan.
”Ya, kita memang memiliki kebebasan berpendapat, tetapi kadang-kadang ada konsekuensi untuk hal-hal negatif yang dapat terjadi, ketika Anda tidak memikirkan orang lain dan hanya memikirkan diri sendiri,” ujar ”King” James yang sudah empat kali menjadi pemain terbaik (MVP) NBA, seperti dikutip dari ESPN.com.
Pemilik Houston Rockets, Tilman Fertitta, pun jengkel dengan cuitan Morey dan menyatakan Rockets ”bukan organisasi politik”. Hal itu sekaligus menegaskan bahwa pernyataan Morey juga bukan pendapat tim.
Dibela
Namun, Morey tidak mendapatkan tindakan indisipliner dari liga akibat cuitan tersebut. Bahkan, Komisaris NBA Adam Silver membela Morey dan menyebut cuitan itu sebagai kebebasan berpendapat. ”Kami akan melindungi kebebasan berpendapat pegawai kami,” kata Adam Silver dalam sebuah konferensi pers, seperti dilansir dari New York Times.
Di sisi lain, kritik LeBron James terhadap cuitan Daryl Morey juga ditanggapi para pengunjuk rasa di Hong Kong pada Selasa sore. Demonstran mengekspresikan kemarahan terhadap LeBron James dengan membakar kostumnya di LA Lakers dan melempar bola basket pada foto bintang NBA tersebut. Mereka menilai cuitan Daryl Morey sebagai bentuk kebebasan berpendapat.
Padahal, cuitan Morey memicu ketegangan antara China dan manajemen NBA. Meskipun membela Morey, Adam Silver juga sedang berjuang untuk memperbaiki hubungan antara China dan NBA yang memiliki kontrak kerja sama senilai 10 juta dollar AS (setara dengan Rp 140 miliar) terkait liga dan para pemain di NBA.
Selain itu, ketegangan tersebut juga dikhawatirkan berpengaruh terhadap laga pramusim antara Los Angeles Lakers dan Brooklyn Nets yang dijadwalkan bertanding di Shanghai, China.
Menurut sumber ESPN.com lainnya, Adam Silver mengadakan pertemuan yang cukup menegangkan dengan para pemain dari LA Lakers dan Brooklyn Nets pekan lalu. Dalam pertemuan tersebut, beberapa pemain terkemuka menyuarakan rasa frustrasi mereka karena ditempatkan di tengah perselisihan antara NBA dan China.