Tim Detasemen Khusus 88 Antiteror Polri telah menangkap tiga orang terduga teroris, yakni AAS, J, dan N di Kota Bandung, Jawa Barat. Mereka semuanya merupakan warga pendatang dari luar Bandung.
Oleh
Samuel Oktora
·3 menit baca
BANDUNG, KOMPAS-Tim Detasemen Khusus 88 Antiteror Polri menangkap tiga terduga teroris, AAS, J, dan N, di Kota Bandung, Jawa Barat. Penangkapan ini dilakukan pascapenusukan terhadap Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan Wiranto di Pandeglang, Banten.
Mereka ditangkap di tempat yang berbeda, Senin (14/10/2019) malam. Tersangka N ditangkap di Jalan Djuanda dan J ditangkap di sebuah rumah kontrakan di Kelurahan Manjahlega, Kecamatan Rancasari. Sedangkan AAS ditangkap di Jalan Purwakarta, Kelurahan Antapani Kidul, Kecamatan Antapani.
Ketua RT 002/ RW 012 Kelurahan Manjahlega, Aam Rohiman (45), Selasa (15/10), mengatakan, tersangka J baru tinggal di rumah kontrakkan itu empat hari. “Saya belum pernah bertemu langsung, tapi sudah pernah melihatnya di depan rumah kontrakan,” kata Aam.
Menurut Aam, pengontrak rumah adalah Ny Yani, yang sudah tinggal di situ bersama satu anaknya sekitar tujuh bulan. Ny Yani berjualan pecel lele dan ayam geprek. Sedangkan J berjualan pisang goreng.
Aam juga menyinggung, pernah melihat AAS berkunjung ke rumah Yani. Tersangka AAS merupakan adik kandung Yani.
AAS tinggal di sebuah komplek perumahan di Kecamatan Rancasari. Dia sehari-hari bekerja membuka jasa ganti jok kendaraan. Menurut Aam, ketika menggeledah rumah kontrakan milik Ny Yani, polisi menyita sepucuk pistol, senjata laras panjang, sejumlah peluru, dan pisau.
“Sejak tinggal di wilayah sini, Yani pernah datang ke rumah lapor kontrak rumah. Begitu juga ketika ada orang baru (J). Dia berjanji akan menyerahkan fotocopy KTP dan kartu keluarga karena sedang diurus,” ucap Aam.
Hingga Selasa malam, rumah yang dikontrak Ny Yani masih dipasang garis polisi, tapi kemudian pada Rabu, garis polisi itu sudah dilepas. “Saya memang sudah minta izin kepada pihak kepolisian supaya garis polisi itu dilepas saja supaya situasi normal lagi,” ujar Aam.
Saya memang sudah minta izin kepada pihak kepolisian supaya garis polisi itu dilepas saja supaya situasi normal lagi
Kepala Bidang Humas Kepolisian Daerah Jabar Komisaris Besar Trunoyudo Wisnu Andiko membenarkan penangkapan N, J, dan AAS oleh Densus 88. “Penanganan diambil alih langsung oleh Mabes Polri,” kata Trunoyudo.
Tak ada demo
Sementara itu mengantisipasi ancaman aksi teror, terutama menjelang pelantikan Joko Widodo dan Ma’ruf Amin sebagai presiden dan wakil presiden di Jakarta, Minggu (20/10), Polda Jabar mengimbau masyarakat tidak berunjuk rasa ke Jakarta, termasuk di wilayah Jabar.
“Jabar merupakan penyangga atau gerbang menuju ibu kota. Perlu dijaga situasi tetap kondusif hingga proses pelantikan presiden dan wakil presiden. Kami mengimbau masyarakat tidak menggelar unjuk rasa,” katanya.
Dalam menciptakan keamanan dan ketertiban masyarakat, seluruh jajaran Polda Jabar juga menggelar patroli rutin, juga patroli gabungan dengan TNI. “Kami juga menggandeng ulama dan tokoh agama untuk turut berperan dalam menciptakan keamanan masyarakat,” ujar Trunoyudo.