Jembatan Runtuh di Taiwan Sebabkan Enam Korban Jiwa
Jumlah korban jiwa tercatat menjadi enam orang, Kamis (3/10/2019), akibat Jembatan Nanfangao, Yilan, Taiwan, runtuh. Warga negara Indonesia yang menjadi korban jiwa atas insiden ini sebanyak tiga orang.
Oleh
ELSA EMIRIA LEBA
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS - Jumlah korban jiwa tercatat menjadi enam orang, Kamis (3/10/2019), akibat Jembatan Nanfangao, Yilan, Taiwan, runtuh. Warga negara Indonesia yang menjadi korban jiwa atas insiden ini sebanyak tiga orang.
Jembatan Nanfangao yang terletak di Pelabuhan Nanfangao, Suao, Yilan, runtuh pada Selasa (1/10/2019), pukul 09.30, waktu setempat. Sebagai akibat, tiga kapal ikan dan satu truk bahan bakar rusak parah akibat tertimpa jembatan.
Badan Pemadam Kebakaran Nasional Taiwan (NFA) melaporkan, sebanyak enam orang yang menjadi anak buah kapal ikan meninggal dunia akibat insiden itu. NFA juga mencatat, 12 orang lainnya luka-luka.
“Korban jiwa terakhir yang kami evakuasi dari air berasal dari Filipina. Kami menemukannya sekitar siang hari sehingga ini mengakhiri pencarian korban yang dimulai sejak Selasa,” bunyi pernyataan NFA.
Seluruh korban jiwa merupakan ABK yang berasal dari Indonesia dan Filipina. Mereka adalah Wartono (29), Ersona (32), dan Mohamad Domiri (28) dari Indonesia, serta Andree Serencio (44), George Impang (46), dan Romulo Escalicas (29) dari Filipina.
Secara terpisah, Direktur Perlindungan WNI dan Badan Hukum Indonesia Kementerian Luar Negeri (Kemlu), Judha Nugraha mengatakan, saat kejadian, Kantor Dagang dan Ekonomi Indonesia di Taipei (KDEI) mengirim tim ke lokasi dan mendapat informasi empat ABK asal Indonesia dan tiga orang lainnya meninggal dunia. Ketiga korban jiwa dari Indonesia telah ditemukan sejak Rabu (2/10/2019).
“Keseluruhan korban WNI, baik luka maupun meninggal dunia, adalah pekerja migran Indonesia yang resmi bekerja sebagai ABK di kapal ikan milik perusahaan Taiwan. KDEI dan Kemlu akan memfasilitasi proses pemenuhan hak-hak ketenagakerjaan dan pemulangan para korban,” kata Judha, ketika dikonfirmasi.
Perusahaan Pelabuhan Internasional Taiwan (TIPC) menyatakan, keluarga dari korban meninggal dunia akan menerima 161.000 dollar AS atau setara Rp 2,28 miliar sebagai bentuk kompensasi. TIPC merupakan pengelola jembatan dan pengawas proyek sekitar jembatan.
Adapun Taiwan memiliki industri perikanan yang besar sehingga kerap memerlukan pekerja migran dari negara lain. Berdasarkan catatan Kemlu pada 2018, sebanyak 213.413 WNI tinggal di Taiwan.
Mengejutkan
Jembatan Nanfangao tersebut selesai dibangun pada 1998. Jembatan yang berwarna putih ini memiliki panjang 140 meter dan tinggi 18 meter.
Desain jembatan terdiri dari jalan jembatan dan lengkung di atasnya yang dihubungkan oleh kabel-kabel baja. Dalam rekaman kamera CCTV, kabel vertikal di bagian tengah lengkungan jembatan tiba-tiba terputus sehingga jembatan pun runtuh ke dalam air.
Desain jembatan terdiri dari jalan jembatan dan lengkung di atasnya yang dihubungkan oleh kabel-kabel baja
Insiden itu mengejutkan banyak pihak. Taiwan kerap dilanda gempa bumi dan topan sehingga memiliki standar bangunan yang tinggi. Pada Senin (30/9/2019), Taiwan mengalami topan sehingga hujan deras dan angin kencang terjadi ke bagian pantai timur. Namun, cuaca sedang cerah ketika jembatan runtuh.
Wali Kota Suao, Lee Ming-che, mengatakan, penduduk setempat telah menyampaikan kekhawatiran tentang batas muatan jembatan. Menurut dia, truk yang membawa balok beton untuk proyek konstruksi di dekat pelabuhan terguncang ketika melintasi jembatan.
Wang Chin-jung dari TIPC menyampaikan, perusahaan telah menyelesaikan tinjauan keamanan sebelum mengizinkan kendaraan melalui jembatan. Jembatan itu terakhir kali diperkuat dengan menghilangkan karat pada baja dan retakan pada beton pada Oktober 2018. Masa pemeriksaan keamanan berikutnya dijadwalkan pada 2020.
"Proyek ini telah dievaluasi dan terbukti baik-baik saja. Kami akan memeriksa apakah ada masalah dengan desain, konstruksi, dan pemeliharaan jembatan. Kami tidak akan menghindari tanggung jawab, jika ada,” kata Wang.
Masih diselidiki
Ketika dikonfirmasi, Kantor Perwakilan Ekonomi dan Perdagangan Taiwan (TETO) di Indonesia menyatakan, belum bisa memberi komentar mengenai insiden tersebut. Selain itu, penyebab jembatan runtuh masih menunggu laporan pihak yang berwenang.
"Setelah kejadian itu, TETO di Indonesia juga terus melakukan komunikasi dengan bagian terkait di Taiwan, dan menghubungi Pemerintah Indonesia dan kantor perwakilan Indonesia di Taiwan," bunyi pernyataan TETO di Indonesia.
Pemerintah Taiwan telah membentuk satuan tugas untuk menyelidiki insiden itu. “Kami berjanji untuk tidak menghindari tanggung jawab,” kata Presiden Taiwan, Tsai Ing-wen. (AFP/Reuters)