DKI Masih Hitung Kerusakan Fasilitas Transportasi Publik Usai Ricuh Demonstrasi
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta masih menghitung jumlah kerusakan fasilitas transportasi publik yang timbul akibat kerusuhan dalam demonstrasi menolak sejumlah rancangan undang-undang bermasalah di sekitar Gedung DPR.
Oleh
Ayu Pratiwi
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Pemerintah Provinsi DKI Jakarta masih menghitung jumlah kerusakan fasilitas transportasi publik yang timbul akibat kerusuhan dalam demonstrasi menolak sejumlah rancangan undang-undang bermasalah di sekitar Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, dalam sepekan terakhir.
Operator transportasi publik di Jakarta hingga Selasa (1/10/2019) masih terus fokus membenahi pergerakan angkutan umum yang terdampak akibat penutupan sejumlah jalan di seputar Gedung DPR/MPR/DPD.
Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta Syafrin Liputo, ketika dihubungi di Jakarta, mengatakan masih belum menerima laporan terkait dengan seberapa banyak kerusakan fasilitas angkutan umum. ”Pihak operator masih fokus pada pengalihan arus lalu lintas,” ujarnya.
Beberapa contoh kerusakan sarana angkutan umum akibat aksi unjuk rasa adalah pergeseran separator jalur bus di sebagian Jalan Gatot Subroto dan Jalan Sudirman. Ada juga beberapa halte bus Transjakarta serta Stasiun Palmerah yang jendela kacanya pecah.
”Kerusakan itu langsung diperbaiki sehingga bisa beroperasi dengan normal keesokan paginya,” ujar Syafrin.
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan juga mengatakan, pihaknya hingga Selasa sore masih menginventarisasi total kerugian setelah serangkaian demonstrasi beberapa hari. Ia hanya menyebut sebagian kerusakan terjadi pada beton dan rambu pembatas jalan.
”Sesungguhnya kemarin kami sudah menghitung, tetapi ternyata ada serangkaian demonstrasi yang terjadi lagi. Akhirnya itu semua sekarang dimonitor, baru nanti dapat kami umumkan setelah tuntas. Mudah-mudahan tidak ada kegiatan yang merusak lagi sehingga nanti kami bisa mulai perbaikan,” ujar Anies.
Dihubungi secara terpisah, Kepala Divisi Sekretaris Korporasi dan Humas PT Transjakarta Nadia Diposanjoyo menyatakan, hingga Selasa sore, pihaknya masih mengumpulkan data terkait dengan kerusakan yang dialami bus dan halte Transjakarta akibat kerusuhan kemarin. ”Kami belum ada datanya. Kami masih fokus mengurus peralihan jalur,” ujarnya.
Akibat kerusuhan pascademonstrasi pada Selasa (24/9/2019) pekan lalu, ada tiga halte bus Transjakarta yang rusak, yakni Halte Senayan JCC arah Pluit dan arah Pinang Ranti serta Halte Petamburan. Halte itu penuh coretan dan bagian kaca pecah akibat lemparan benda keras.
Sementara itu, kereta rel listrik KA 2016 dengan tujuan akhir Serpong, pada Senin (30/9/2019), dilempar sekelompok massa hingga kaca jendela kereta pertama pecah. Seorang penumpang terluka akibat insiden itu.
”Kami tidak tahu siapa pelakunya, tetapi mereka adalah kerumunan massa yang bertepatan dengan aksi unjuk rasa di sekitar Gedung Parlemen,” kata Vice President Corporate Communication PT Kereta Commuter Indonesia Anne Purba.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta Andono Warih menyampaikan melalui rilis, timbunan sampah setelah kegiatan unjuk rasa pada Senin kemarin mencapai 20,2 ton (volume mencapai 90 meter kubik) dan tersebar di wilayah Jakarta Pusat, Jakarta Barat, dan Jakarta Selatan.
Sampah itu terdiri dari batu, puing, sisa makanan dan minuman, bekas bakaran, kaca, serta botol. Pembersihan semua sampah itu dimulai antara pukul 23.00 dan 00.00 dan berhasil diselesaikan pada keesokan paginya pukul 04.00.
Penanganan sampah melibatkan 245 orang yang terdiri dari petugas suku dinas lingkungan hidup masing-masing wilayah serta penanganan prasaran dan sarana umum dari kelurahan terkait.