Masakan tradisional Melayu diangkat dalam acara Medan Fusion Culinary ke-3 yang diselenggarakan Santika Premiere Dyandra Hotel and Convention, di Medan, Sumatera Utara, Kamis hingga Sabtu (26-28/9/2019).
Oleh
NIKSON SINAGA
·3 menit baca
MEDAN, KOMPAS – Masakan tradisional Melayu diangkat dalam acara Medan Fusion Culinary ke-3 yang diselenggarakan Santika Premiere Dyandra Hotel and Convention, di Medan, Sumatera Utara, Kamis hingga Sabtu (26-28/9/2019). Acara itu diharapkan dapat mempromosikan masakan Melayu di Kota Medan yang merupakan kota wisata kuliner.
“Makanan Melayu itu enak dengan bumbu khas pesisir yang banyak menggunakan santan. Masakan Melayu juga masuk ke lidah semua orang, khususnya orang Indonesia,” kata Chef Eksekutif Santika Premiere Dyandra Medan Khairul Adnan pada pembukaan Medan Fusion Culinery.
Khairul mengatakan, Medan Fusion Culinery akan menampilkan kompetisi masakan Melayu yang diikuti sebanyak 60 peserta pada hari ketiga, Sabtu (28/9). Para peserta yang berasal dari berbagai restoran, rumah makan, dan peserta umum itu diharapkan bisa menampilkan resep-resep tradisional Melayu yang selama ini terpendam.
“Mungkin ada masakan Melayu yang selama ini hanya disajikan di keluarga,” katanya.
Khairul mengatakan, bumbu-bumbu yang digunakan dalam masakan Melayu hampir sama dengan masakan tradisional nusantara lainnya. Beberapa yang cukup dikenal di Medan antara lain gule lomak, yaitu ikan dimasak santan.
Selain itu ada juga sop kambing Deli yang dimasak dengan bumbu dasar wortel yang digiling halus. Beberapa rumah makan dan restoran di Medan menyajikanya dengan variasi berbeda.
Masakan Melayu juga punya variasi yang banyak karena proses akulturasi dengan masakan tradisional dari daerah lainnya. Masakan Melayu Langkat misalnya banyak menggunakan asam cikalak yang dibawa orang Karo ke Langkat. Sementara masakan Melayu Deli lebih dekat dengan masakan melayu Malaysia.
Masakan Melayu juga punya variasi yang banyak karena proses akulturasi dengan masakan tradisional dari daerah lainnya
Menurut Khairul, Medan merupakan salah satu kota tujuan wisata kuliner di Indonesia yang menyajikan kuliner yang sangat beragam dari berbagai daerah di Nusantara. Ada juga masakan dari etnik luar negeri seperti masakan India dan Arab. Namun, masakan Melayu belum cukup populer di daerahnya sendiri.
“Kami berharap ke depan kuliner Melayu semakin dikenal dan diminati di Medan,” katanya.
Direktur Food and Beverage Santika Premiere Dyandra Medan Krisna Widarta mengatakan, mereka juga menampilkan kopi arabika Sumatera yang berasal dari berbagai daerah seperti Lintong, Mandailing, Sipirok, Sidikalang, dan Gayo. Acara itu diharapkan bisa mempromosikan Medan sebagai kota mempunyai berbagai jenis kopi yang tersaji di banyak kafe dan kedai kopi.
Kepala Dinas Pariwisata Medan Agus Suriyono mengatakan, Medan merupakan salah satu kota tujuan wisata kuliner favorit di Indonesia. Beragam jenis masakan tradisional dari berbagai daerah di Nusantara bahkan masakan luar negeri ada di Medan.
“Kuliner yang beragam menguatkan Medan sebagai kota wisata khususnya untuk pertemuan, insentif, konvensi, dan pameran,” katanya.
Banyak perusahaan dan lembaga tertarik mengadakan pertemuan dan pameran di Kota Medan karena daya tarik kulinernya. Medan juga ditopang kawasan pariwisata Danau Toba yang cukup dikenal. Ia berharap promosi masakan Melayu dan kopi menambah daya tarik Medan sebagai kota kuliner.