Pembangunan Infrastruktur Mitigasi Banjir di Bandung Terus Digenjot
Pembangunan infrastruktur penampung air di aliran beberapa sungai di kawasan timur Kota Bandung digenjot menjelang musim hujan tahun ini. Tujuannya untuk mengantisipasi banjir yang kerap terjadi di daerah tersebut.
Oleh
MACHRADIN WAHYUDI RITONGA
·3 menit baca
BANDUNG, KOMPAS — Pembangunan infrastruktur penampung air di aliran beberapa sungai di kawasan timur Kota Bandung digenjot menjelang musim hujan tahun ini. Tujuannya sebagai langkah antisipasi banjir yang kerap terjadi di daerah tersebut, terutama di kawasan Gedebage.
Infrastruktur penampungan air di kawasan timur Bandung terdiri dari kolam retensi di Jalan SOR GBLA berjarak sekitar 1,5 kilometer dari Stadion Gelora Bandung Lautan Api, Kecamatan Gedebage. Kolam retensi ini dibangun seluas 8.000 meter persegi sebagai infrastruktur penampungan air dari Sungai Cinambo.
Dalam kunjungannya, Senin (23/9/2019), Wakil Wali Kota Bandung Yana Mulyana mengatakan, pembangunan kolam retensi telah rampung 70 persen dan dikebut hingga bulan November. Dia berharap, kolam tersebut bisa beroperasi pada musim hujan tahun ini. Alasannya, luapan Sungai Cinambo kerap menyebabkan banjir di kawasan timur Bandung.
Selain membangun kolam retensi di kawasan hilir Sungai Cinambo, pembangunan terminal air juga dibangun di daerah hulu Sungai Ciloa. Aliran sungai ini juga menuju ke arah Bandung, tepatnya Gedebage, dan luapannya menjadi penyebab banjir di kawasan tersebut.
Terminal yang dibangun dengan konsep wisata air ini dinamakan Wetland (taman rawa) Cisurupan. Terdiri dari 18 kolam, Yana berharap kawasan ini bisa menampung kurang lebih 5.000 meter kubik air yang datang dari Sungai Ciloa. Tidak hanya sebagai penampung air, kawasan ini berfungsi sebagai tabungan air.
”Konsepnya, kami menampung air yang datang dari berbagai aliran sungai. Kami upayakan kolam retensi Gedebage bisa beroperasi musim hujan ini, sedangkan Wetland Cisurupan sudah siap beroperasi, tinggal menunggu aliran air waktu musim hujan,” ujarnya.
Konsepnya, kami menampung air yang datang dari berbagai aliran sungai. Kami upayakan kolam retensi Gedebage bisa beroperasi musim hujan ini, sedangkan Wetland Cisurupan sudah siap beroperasi, tinggal menunggu aliran air waktu musim hujan. (Yana Mulyana)
Daerah timur, terutama kawasan Gedebage, kerap dilanda banjir sehingga mengakibatkan kemacetan. Terakhir, jalan raya di kawasan timur Bandung lumpuh akibat banjir yang merendam Jalan Soekarno Hatta, Gedebage, Selasa (30/4). Banjir ini mengakibatkan kemacetan di jalan tersebut mengular hingga 5 kilometer dan baru bisa diurai petugas dalam waktu lebih dari lima jam.
Persiapan musim hujan
Kepala Unit Pelaksana Teknis Daerah Aliran Sungai Dinas Pekerjaan Umum Kota Bandung Erni Setiawati mengatakan, menjelang musim hujan, pengerukan dilaksanakan di tiga sungai yang mengalir di kawasan timur Bandung, yaitu Sungai Cinambo, Cidurian, dan Sungai Cipamokolan. Dengan pengerukan ini, diharapkan aliran sungai tidak meluap dan menyebabkan banjir.
”Luapan dari ketiga sungai ini bisa menyebabkan banjir, jadi kami mengeruk untuk mengurangi sedimentasinya. Selain itu, kami juga berupaya untuk mengurangi timbunan sampah di sungai-sungai kecil, agar di awal musim hujan nanti, air yang mengalir tidak tersumbat,” ujarnya.
Kepala Dinas PU Kota Bandung Didi Ruswandi mengatakan, infrastruktur penanggulangan air dari beberapa aliran sungai disiapkan untuk menghadapi musim hujan. Namun, untuk bagian barat, pemerintah masih mengandalkan kolam retensi di Pagarsih yang berfungsi menampung arus Sungai Citepus. Luapan aliran sungai ini kerap menyebabkan banjir di kawasan Pasteur, Andir dan Sukajadi.
”Di kawasan timur, kolam retensi Gedebage diharapkan beres bulan Oktober. Di kawasan barat, kami masih mencari solusi selain mengandalkan kolam retensi Pagarsih. Namun, kami mencari cara lain seperti menerapkan drumpori. Saat ini sudah ada 559 unit. Kami menargetkan 1.000 unit untuk tahun ini,” ujarnya.