Marc Marquez menyamai rekor Valentino Rossi sebagai ”raja” MotoGP di San Marino, Italia. Perselisihan dengan Rossi menjadi motivasi ekstra Marquez memenangi seri balapan itu sekaligus mendekati gelar juara keenamnya.
Oleh
Yulvianus Harjono
·4 menit baca
MISANO, MINGGU — Sirkuit Misano di San Marino kerap menjadi panggung kejayaan bagi tim ataupun para pebalap MotoGP asal Italia. Musim lalu, misalnya, sirkuit di Italia tengah itu dimenangi Andrea Dovizioso yang memperkuat tim tuan rumah, Ducati. Namun, musim baru ini, sirkuit itu menjadi milik pebalap asal Spanyol, Marc Marquez.
Juara bertahan MotoGP itu memenangi balapan itu seusai menyalip pebalap muda tim Yamaha, Fabio Quartararo, di putaran terakhir. Kemenangan itu menjadi penebusan Marquez yang gagal menang di dua balapan sebelumnya, yaitu di Austria dan Inggris. Di dua seri balapan itu, Marquez disalip dua pesaingnya, yaitu masing-masing Dovizioso dan Alex Rins (Suzuki), di tikungan terakhir balapan.
Berbeda dengan dua balapan sebelumnya, Marquez memilih tampil lebih hati-hati dan tidak terburu-buru ingin terdepan sejak awal atau pertengahan balapan. Sebaliknya, mayoritas waktunya di seri Misano dihabiskan untuk membuntuti dan menempel ketat Quartararo yang sempat lama memimpin jalannya balapan itu. Marquez, yang start dari posisi kelima, lantas tancap gas di putaran terakhir.
Menariknya, ia memutuskan tancap gas untuk menyalip Quartararo di akhir balapan itu semata-mata bukan karena ingin menang. ”Saya sempat berpikir bahwa tidak penting untuk menang karena saya melihat rival-rival, yaitu (Alex) Rins terjatuh dan Dovi (Dovizioso) jauh di belakang. Namun, seseorang membangunkan saya. Kemarin (insiden di kualifikasi) menjadi motivasi ekstra saya untuk menang,” tutur Marquez seusai balapan itu seperti dikutip Crash.
Motivasi ekstra yang dimaksud Marquez adalah insiden nyaris bersenggolan dengan pebalap veteran Yamaha, Valentino Rossi, pada sesi kualifikasi kedua, Sabtu. Pada saat itu, keduanya tampak saling menyalip di putaran akhir kualifikasi itu. Padahal, salip-menyalip di kualifikasi merupakan pemandangan janggal mengingat catatan waktu merupakan hal utama yang dituju, bukan posisi finis.
Keduanya sempat dipanggil pengawas balapan meskipun akhirnya diputuskan tidak ada sanksi atau penalti yang bisa dijatuhkan untuk mereka. Menurut Rossi, Marquez yang lebih dulu menyalipnya, yaitu di tikungan ke-11. Manuver Marquez itu membuatnya kaget dan sempat kehilangan banyak waktu. Akibatnya, Rossi hanya bisa start dari posisi ketujuh. Pada hari balapan kemarin, ia finis keempat.
Namun, tuduhan itu dimentahkan Marquez. Ia menuduh balik Rossi tampil terlalu agresif saat kualifikasi. ”Cara terbaik bersikap seusai insiden itu adalah bersaing di lintasan balap. Saya selalu penuh motivasi. Namun, ketika seseorang bermain-main, mencari masalah denganmu, itu menjadi motivasi ekstra. Saya boleh saja kalah dalam pencitraan, tetapi lain hal di balapan sesungguhnya,” tuturnya seusai balapan kemarin.
Berkat kemenangan itu, Marquez menyejajarkan namanya dengan Rossi. Keduanya tercatat sebagai pebalap MotoGP yang paling sering menang di San Marino, yaitu tiga kali. Namun, jika dihitung dengan kelas atau jenjang lainnya, yaitu 125 cc dan Moto2, Marquez tercatat sebagai pebalap tersukses di Misano. Total enam kali Marques memenangi balapan itu, yaitu mulai dari kelas 125 cc. Adapun Rossi hanya tiga kali, seluruhnya di MotoGP.
Dominasi Marquez
Marquez pun kian mendekati gelar juara dunia MotoGP untuk keenam kalinya. Ia kini unggul 93 poin atas Dovizioso yang berada di peringkat kedua klasemen pebalap MotoGP. Di balapan kemarin, Dovizioso hanya mampu finis keenam. Adapun balap MotoGP musim 2019 ini hanya menyisakan enam seri. Balapan berikutnya akan digelar di Aragon, Spanyol, pekan depan. Sirkuit Aragon selama ini menjadi dominasi Marquez. Total empat kali ia memenangi seri itu, termasuk tiga musim terakhir.
”Meskipun unggul 93 poin, saya memilih untuk tetap menapak dan mencoba fokus ke gelar juara dunia,” ujar Marquez kemudian.
Sementara itu, Quartararo berharap mampu tampil lebih baik di seri-seri berikutnya. Pebalap 20 tahun asal Perancis itu lagi-lagi harus bersabar untuk meraih kemenangan pertama di MotoGP. Musim ini, ia telah empat kali tampil di podium dan tiga kali meraih start terdepan. ”Ini pertama kalinya saya berduel (mengejar podium teratas) dengan Marquez. Ini adalah momen terbaik dalam karier saya. Semoga masih banyak lagi momen-momen seperti ini ke depannya,” ujarnya. (AFP)