Tokoh lintas agama di Kalimantan Barat melaksanakan doa bersama memohon hujan agar kabut asap segera berakhir. Senin (9/9/2019) pagi jarak pandang yang bisa lebih dari 2 km, sempat hanya 500 meter. Bau asap menyengat.
Oleh
EMANUEL EDI SAPUTRA
·3 menit baca
PONTIANAK, KOMPAS – Para tokoh lintas agama di Kalimantan Barat melaksanakan doa bersama di Pontianak memohon hujan agar kabut asap yang melanda Kalimantan Barat segera berakhir. Kebakaran lahan di kawasan itu masih parah hingga menyebabkan jarak pandang berkurang. Senin (9/9/2019) pagi jarak pandang yang bisa lebih dari 2 km, sempat hanya 500 meter. Bau asap pun semakin menyengat.
Adapun siswa-siswa di Pontianak sementara belum diliburkan meskipun kualitas udara beberapa hari terakhir tidak sehat. Pada pukul 15.00, Senin, tercatat angka PM 10 mencapai angka 104 yang artinya tidak sehat.
Doa dipanjatkan di Alun-Alun Kapuas, Kalimantan Barat, Senin pagi. Kegiatan yang diberi nama “Doa Bersama Warga Kalbar untuk Negeri” itu juga dihadiri ratusan personel TNI, Polri, mahasiswa, dan perwakilan tokoh masyarakat.
“Kondisi di Kalbar sekarang sedang dilanda kabut asap akibat kebakaran lahan. Untuk itu diperlukan upaya bersama termasuk dengan doa bersama. Semuanya tentu berharap turun hujan sehingga siswa-siswa di sejumlah sekolah yang diliburkan bisa masuk sekolah kembali dan masyarakat tidak terganggu,” kata Kepala Kepolisian Daerah Kalbar Inspektur Jenderal Didi Haryono, Senin pagi.
Wali Kota Pontianak Edi Rusdi Kamtono mengatakan sejauh ini sekolah belum diliburkan. Namun ia mengimbau kepada masyarakat dan para siswa agar menggunakan masker demi menjaga kesehatan agar tidak terpapar asap
Helikopter rusak
Wakil Gubernur Kalbar Ria Norsan, mengatakan, selain mengajak warga berdoa agar segera turun hujan, pemerintah berupaya memadamkan api dengan menerjunkan tim pemadam yang terdiri dari 1.500 personel TNI, 500 personil Polri bersama masyarakat dan Manggala Agni. Mereka terus bekerja di lapangan.
Selain itu ada tujuh helikopter pemadam yang beriperasi di Kalbar, empat di siagakan di Ketapang dan tiga di Pontianak. Namun, kendalanya, dua helikopter di Ketapang rusak tidak bisa beroperasi. Pemda sudah meminta tindak lanjut dari Badan Nasional Penanggulangan Bencara untuk segera diganti agar lebih maksimal.
Dua helikopter di Ketapang rusak tidak bisa beroperasi.
Pemerintah juga telah mengeluarkan peraturan gubernur beberapa waktu lalu terkait kebakaran lahan. Jika ditemukan api di lahan yang tidak sengaja dibakar, namun api dekat dengan lahan konsesi perusahaan, maka izin konsesi akan dicabut selama tiga tahun. Namun, apabila berdasarkan pembuktian lahan konsesi sengaja dibakar, maka pencabutan izin selama lima tahun serta akan diajukan ke kepolisian agar diproses secara hukum.
Kepala Dinas Perkebunan Provinsi Kalbar Florentinus Anum, mengungkapkan, titik panas di lahan konsesi perusahaan muncul lagi baru-baru ini. Pada tanggal 1-6 September ada sekitar 350 titik panas yang tersebar di seluruh kabupaten di Kalbar.
Dinas Perkebunan Kalbar telah memperingatkan pemilik konsesi yang terdeteksi di lahannya terdapat titik panas. "Surat peringatan sudah kami kirim. Melalui peringatan itu, kami telah meminta agar pihak korporasi segera melakukan penanggulangan terhadap titik panas di lokasi konsesi mereka masing-masing,” kata Anum.
Korporasi juga diminta melaporkan sesegera mungkin kepada pemerintah bahwa mereka telah melakukan penanggulangan kebakaran. Pemantauan adanya titik panas terus dilakukan oleh pemerintah.
Supervisor Media dan Komunikasi Yayasan Inisiasi Alam Rehabilitasi Heribertus Suciadi, mengatakan, kebakaran lahan di Kabupaten Ketapang telah merembet ke lokasi rehabilitasi orangutan seminggu terakhir. Luasan lokasi rehabilitasi orangutan yang terbakar mencapai 4 hektare. Sebanyak 70 orangutan telah dievakuasi ke kandang. Adapun proses pemadaman kebakaran di lokasi itu telah dilakukan dibantu, antara lain TNI-Polri.
Pelaksana Harian Kepala Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan Pontianak Hardi Sugianto, mengimbau, kepada seluruh pihak yang berlayar khususnya yang melintasi alur Sungai Kapuas agar berhati-hari. Sebab, kabut asap juga menyelimuti jalur pelayaran.