Pasca-pemalakan di Tanah Abang, Empat Ditahan, Polisi Perketat Pengamanan
Polisi menjamin pemalakan massal terhadap pemilik kendaraan yang parkir di kawasan Pasar Tanah Abang, Jakarta, tak akan terulang.
Oleh
Nikolaus Harbowo/Aditya Diveranta
·2 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Polisi telah menahan empat orang yang diduga terlibat dalam pemalakan terhadap pemilik kendaraan yang parkir di Blok F Pasar Tanah Abang, Jakarta, Kamis (5/9/2019). Tak hanya itu, setelah kejadian itu, polisi memperketat pengamanan di Tanah Abang.
Kepala Kepolisian Sektor Metro Tanah Abang Ajun Komisaris Besar Lukman Cahyono mengatakan, polisi telah menindaklanjuti kabar pemalakan terhadap sejumlah pengendara mobil di Blok F Tanah Abang sejak Jumat, 6 September.
Dari video yang beredar di media sosial, sekelompok orang memalak pengendara mobil yang keluar dari area parkir Blok F Tanah Abang. Jika pengendara tidak memberikan uang, mereka terlihat menghalangi laju mobil.
Di antara pengendara yang dipalak, ada yang sama sekali tidak punya uang. Sekelompok pemalak itu geram, kemudian mengeroyoknya.
”Saat akan keluar dari Blok F Pasar Tanah Abang, korban yang tidak punya cukup uang dimintai secara paksa untuk membayar sebesar Rp 2.000. Gara-gara itu, korban dikeroyok. Setelah korban membayar dan menjauh sekitar 1 meter, korban kemudian dimintai lagi uang parkir oleh kawanan yang sama secara paksa,” tutur Lukman saat dihubungi di Jakarta, Sabtu.
Terkait kejadian itu, polisi telah menahan empat pelaku pengeroyokan. Keempatnya berinisial T (22), IA (21), MNH (26), dan S (40). Dari tangan mereka disita pula uang yang mereka peroleh dari hasil memalak.
Selain keempat orang itu, polisi juga menangkap enam orang lainnya. Namun, karena tak cukup bukti untuk menahan mereka, polisi menyerahkan mereka ke Dinas Sosial DKI Jakarta.
”Kawanan mereka ini terbiasa berkumpul di sekitar Blok F dan Pasar Tasik. Mereka tidak punya pekerjaan dan biasa nongkrong di sana. Setelah terbiasa di sana, mereka selalu datang beramai-ramai terutama pada Senin dan Kamis saat ada Pasar Tasik,” ujar Lukman.
Ia menjamin, pemalakan massal tak akan terulang lagi. Polisi bekerja sama dengan unit pengamanan setempat telah meningkatkan pengamanan.
”Kami upayakan pengawasan intensif, terutama petugas parkir yang tak resmi, agar mereka tidak sembarangan meminta kepada pengunjung yang datang,” kata Lukman.
Diwawancara terpisah, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan berharap upaya penindakan oleh kepolisian dapat memberikan efek jera dan mencegah peristiwa serupa terulang.
”Saya apresiasi sekali kepada kepolisian yang merespons dengan cepat karena tindakan seperti ini memang harus diproses secara hukum. Penegakan hukum diperlukan untuk memberikan efek jera, juga memberikan efek pencegahan kepada yang lain,” ujar Anies.