Sebanyak 12 Daerah Bakal Jadi Penyangga Pangan Ibu Kota Baru
Sebanyak 12 daerah disiapkan jadi penyangga pangan untuk ibu kota baru di perbatasan Kabupaten Penajam Paser Utara dan Kabupaten Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur.
Oleh
sucipto
·3 menit baca
BALIKPAPAN, KOMPAS — Sebanyak 12 daerah disiapkan jadi penyangga pangan untuk ibu kota baru di perbatasan Kabupaten Penajam Paser Utara dan Kabupaten Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur. Tidak hanya di Kaltim, daerah yang disiapkan ada di Kalimantan Utara, Kalimantan Barat, dan Kalimantan Selatan.
Pemerintah pusat kini tengah menyiapkan berbagai aturan untuk pemindahan ibu kota. Jika lancar, ibu kota baru direncanakan mulai dibangun tahun 2021. Tahun 2024, aparatur sipil negara menurut rencana sudah dipindahkan ke lokasi ibu kota baru.
”Daerah di sekitar ibu kota negara baru akan diproyeksikan menjadi kota mandiri pangan. Kebutuhan pangan itu akan disuplai dari daerah di Kalimantan Timur dan sekitarnya,” kata Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman saat menjadi pembicara dalam diskusi ”Mewujudkan Kedaulatan Energi dan Pangan untuk Kesejahteraan Rakyat” di Balikpapan, Sabtu (31/8/2019).
Di Kalimantan Utara, misalnya, ada Kabupaten Bulungan dan Kabupaten Nunukan yang memproduksi padi, cabai, dan bawang merah. Selain itu, terdapat pula Kabupaten Malinau yang memproduksi padi dan jagung. Di Kalimantan Timur, terdapat Kabupaten Kutai Barat, Paser, dan Kabupaten Berau yang bisa menyuplai padi, jagung, cabai, dan bawang merah.
Hasil pertanian di Kalimantan Selatan juga bisa disuplai ke calon ibu kota negara baru, antara lain dari Kabupaten Kotawaringin Barat, Kotawaringin Timur, Tanah Laut, dan Kabupaten Tanah Bumbu. Selain itu, ada juga Kabupaten Ketapang dan Kabupaten Kapuas Hulu di Kalimantan Barat yang memproduksi padi, jagung, cabai, bawang merah, dan tebu.
”Setiap kabupaten dan kota di sekitar ibu kota negara baru sudah punya karakteristik masing-masing. Itu nantinya akan ditingkatkan produksinya sehingga seluruh kebutuhan pangan di ibu kota ini dipenuhi masyarakat setempat,” kata Andi.
Andi mengatakan, saat ini, tim ahli sudah diturunkan untuk memetakan dan meneliti di sejumlah wilayah di Kalimantan. Penelitiannya seputar tanah, luasan lahan, volume produksi, dan teknologi yang diperlukan untuk memaksimalkan produksi hasil bumi.
Persiapan kemandirian pangan ini akan dimulai bulan ini. Kementerian Pertanian akan menurunkan 10 alat berat untuk menyiapkan lahan pertanian. Selain itu, persiapan teknologi pertanian yang tepat dan pendidikan bagi petani juga akan dilakukan. Agar semakin kuat, berbagai kelompok tani akan dihimpun agar kualitas dan jumlah produksinya maksimal.
”Budidaya tanaman kebun masih punya waktu untuk disiapkan hingga 2024. Namun, kekurangannya adalah suplai beras dari Kalimantan sebanyak 60.000 ton yang membutuhkan lahan 10.000 hektar,” katanya.
Budidaya tanaman kebun masih punya waktu untuk disiapkan hingga 2024. Namun, kekurangannya adalah suplai beras dari Kalimantan sebanyak 60.000 ton yang membutuhkan lahan 10.000 hektar.
Gubernur Kaltim Isran Noor mengatakan, saat ini, terdapat 50.000 hektar lahan yang bisa dijadikan pertanian sawah. Lahan itu merupakan lahan bekas galian tambang yang sudah habis masa eksplorasinya. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik tahun 2017, sawah di Kaltim tercatat 62.062 hektar.
”Akan direklamasi dan bisa digunakan untuk lahan pertanian,” kata Isran.