Presiden: Bandara Internasional Yogyakarta Terkoneksi Tol dan Kereta Api
Presiden Joko Widodo meninjau perkembangan pembangunan Bandara Internasional Yogyakarta di Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, Kamis (29/8/2019). Dalam kunjungan itu, Presiden menyatakan, Bandara Internasional Yogyakarta akan terkoneksi dengan jalan tol dan jalur kereta api.
Oleh
HARIS FIRDAUS/NINA SUSILO/FERGANATA INDRA RIATMOKO
·5 menit baca
WATES, KOMPAS — Presiden Joko Widodo meninjau perkembangan pembangunan Bandara Internasional Yogyakarta di Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, Kamis (29/8/2019). Dalam kunjungan itu, Presiden menyatakan, Bandara Internasional Yogyakarta akan terkoneksi dengan jalan tol dan jalur kereta api.
Berdasarkan pantauan Kompas, pesawat kepresidenan yang membawa Presiden Joko Widodo dan rombongan mendarat di Bandara Internasional Yogyakarta pada pukul 09.50. Ini merupakan kunjungan pertama Presiden ke Bandara Internasional Yogyakarta setelah bandara itu dioperasikan secara terbatas pada Mei 2019.
Dalam kunjungan tersebut, Presiden didampingi Ny Iriana Joko Widodo, Menteri Koordinator Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, Menteri Pariwisata Arief Yahya, Sekretaris Kabinet Pramono Anung, Gubernur DIY Sultan Hamengku Buwono X, dan sejumlah pejabat lain.
Setelah pesawat mendarat, Presiden dan rombongan langsung masuk ke lantai satu terminal Bandara Internasional Yogyakarta untuk melihat maket bangunan bandara tersebut. Di tempat itu, Presiden mendapat penjelasan mengenai perkembangan pembangunan Bandara Internasional Yogyakarta.
Setelah itu, Presiden dan rombongan meninjau lantai tiga terminal Bandara Internasional Yogyakarta yang masih dalam tahap penyelesaian pembangunan.
Nanti akan terkoneksi semua. Kereta api, tol, itu akan terkoneksi semua.
Seusai melakukan peninjauan, Presiden menyatakan, Bandara Internasional Yogyakarta akan terkoneksi dengan infrastruktur transportasi antarmoda, seperti jalan tol dan jalur kereta api. Konektivitas itu penting untuk memudahkan mobilitas masyarakat yang akan menuju bandara tersebut.
”Nanti akan terkoneksi semua. Kereta api, tol, itu akan terkoneksi semua,” kata Presiden.
Presiden menambahkan, jalur kereta api menuju Bandara Internasional Yogyakarta ditargetkan selesai dibangun pada Maret 2020. Sementara itu, untuk pembangunan jalan tol, Presiden tidak menyampaikan target waktu yang spesifik.
”Kereta api selesai Maret 2020, tolnya menyusul. Semuanya akan terkoneksi baiklah. Satu per satu diselesaikan,” ucap Presiden.
Terkait masih adanya pro dan kontra ihwal rencana pembangunan jalan tol menuju Bandara Internasional Yogyakarta, Presiden mengatakan, hal itu akan diselesaikan Gubernur DIY serta Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR). ”Itu tugasnya Bapak Gubernur dan Menteri PUPR,” ujar Presiden.
Berdasarkan rencana pemerintah, Bandara Internasional Yogyakarta memang akan didukung oleh layanan kereta api khusus yang bisa membawa penumpang sampai bandara. Agar layanan itu bisa terwujud, pemerintah berencana membangun jalur kereta api dari Stasiun Kedundang, Kulon Progo, hingga Bandara Internasional Yogyakarta.
Sementara itu, jalan tol yang kemungkinan terkoneksi dengan Bandara Internasional Yogyakarta adalah Tol Yogyakarta-Cilacap. Akan tetapi, sampai saat ini, belum jelas kapan pembangunan jalan tol tersebut akan dimulai.
Masalah konektivitas menjadi isu krusial karena Bandara Internasional Yogyakarta berlokasi sekitar 40 kilometer dari Kota Yogyakarta. Apabila ditempuh dengan mobil, perjalanan dari Kota Yogyakarta ke bandara itu membutuhkan waktu 1,5 jam hingga 2 jam.
Kapasitas besar
Dalam kunjungan itu, Presiden juga mengatakan, Bandara Internasional Yogyakarta merupakan bandara yang sangat besar. Sebab, bandara tersebut direncanakan memiliki terminal dengan luas sekitar 219.000 meter persegi dan bisa menampung sekitar 20 juta penumpang per tahun.
Oleh karena itu, kapasitas bandara tersebut jauh lebih besar daripada kapasitas Bandara Internasional Adisutjipto, Kabupaten Sleman, DIY, yang hanya bisa menampung 1,8 juta penumpang per tahun.
”Jadi, lompatannya berapa kali. Dari 1,8 juta menjadi 20 juta. Bayangkan,” kata Presiden.
Presiden memaparkan, pembangunan Bandara Internasional Yogyakarta merupakan yang tercepat di Indonesia. Sebab, berdasarkan data PT Angkasa Pura I, pembangunan sisi udara (air side) bandara itu hanya butuh waktu delapan bulan, sementara pembangunan bandara secara keseluruhan diperkirakan memakan waktu 17 bulan.
Meski pembangunannya berjalan cepat, Presiden memastikan kualitas bandara tersebut tetap terjaga dengan baik. ”Ini adalah pembangunan airport (bandara) yang paling cepat di Indonesia dan mungkin di dunia. Jadi, ini sangat cepat sekali. Kualitasnya juga sangat baik,” tutur Presiden.
Ini adalah pembangunan airport (bandara) yang paling cepat di Indonesia dan mungkin di dunia. Jadi, ini sangat cepat sekali. Kualitasnya juga sangat baik.
Menurut Presiden, pembangunan Bandara Internasional Yogyakarta akan selesai 100 persen pada Desember 2019. Oleh karena itu, pada libur Lebaran tahun depan, bandara tersebut sudah bisa beroperasi penuh.
Setelah Bandara Internasional Yogyakarta selesai dibangun, pemerintah akan berupaya meningkatkan frekuensi penerbangan langsung ke luar negeri. Dengan begitu, diharapkan jumlah wisatawan yang datang ke wilayah DIY dan sekitarnya juga meningkat signifikan.
Mencapai 76,5 persen
Direktur Utama PT Angkasa Pura I Faik Fahmi mengatakan, pembangunan Bandara Internasional Yogyakarta sudah mencapai 76,5 persen. Saat ini, baru ada 14 penerbangan per hari yang beroperasi di bandara itu. Namun, pada September mendatang, akan ada 14 penerbangan tambahan sehingga nantinya ada 28 penerbangan per hari di bandara tersebut.
Kebanyakan penerbangan tambahan itu merupakan penerbangan dengan rute luar Jawa. ”Sebanyak 28 penerbangan itu merupakan penerbangan baru, bukan pindahan dari Bandara Internasional Adisutjipto. Sekarang ini belum ada yang dipindah dari Adisutjipto,” kata Faik.
Menurut Faik, penerbangan di Bandara Internasional Adisutjipto akan dipindahkan secara bertahap ke Bandara Internasional Yogyakarta mulai awal 2020. Dia menambahkan, Bandara Internasional Yogyakarta—yang memiliki landasan sepanjang 3.250 meter—bisa didarati pesawat terbang yang terbesar dan terberat di dunia, seperti Boeing 777 dan Airbus A380.
Oleh karena itu, bandara tersebut sangat mungkin didarati penerbangan langsung dari negara lain. ”Nantinya ini akan bisa dimanfaatkan untuk mendatangkan turis lebih banyak lagi, ya, karena wisatawan dari Jepang, Korea, China, dan Eropa bisa langsung mendarat di sini dengan menggunakan pesawat yang besar-besar,” tutur Faik.
Bandara Internasional Yogyakarta—yang memiliki landasan sepanjang 3.250 meter—bisa didarati pesawat terbang yang terbesar dan terberat di dunia, seperti Boeing 777 dan Airbus A380.
Sementara itu, Sultan Hamengku Buwono X mengatakan, memang ada rencana pembangunan Tol Yogyakarta-Cilacap yang kemungkinan bakal melewati wilayah Kulon Progo. Sultan menyebutkan, rencana pembangunan jalan tol itu merupakan prakarsa dari badan usaha. Meski begitu, belum dipastikan kapan pembangunan tol itu bisa dimulai.