Asap Selimuti Jambi, Pemkab Musi Banyuasin Minta Maaf
Pemerintah Kabupaten Musi Banyuasin, Sumatera Selatan, menyampaikan permintaan maaf kepada masyarakat Jambi atas kebakaran lahan yang telah meluas di wilayahnya. Kebakaran itu menyebabkan asab menyebar sampai ke Kota Jambi.
Oleh
IRMA TAMBUNAN
·2 menit baca
JAMBI, KOMPAS — Pemerintah Kabupaten Musi Banyuasin, Sumatera Selatan, menyampaikan permintaan maaf kepada masyarakat Jambi atas kebakaran lahan yang telah meluas di wilayahnya. Kebakaran itu menyebabkan asap menyebar sampai ke Kota Jambi.
Staf Ahli Bupati Musi Banyuasin Hariadi Karim mengatakan, kebakaran yang terjadi di Desa Muara Medak, Kecamatan Bayunglencir, telah meluas dengan cepat sepekan terakhir. Hal itu akibat kondisi lahan yang kering serta pergerakan angin yang kencang.
”Kami perkirakan sudah 3.200 hektar lahan yang terbakar,” katanya, di Jambi, Senin (19/8/2019).
https://youtu.be/CecH5HABk0k
Kedatangan Hariadi secara khusus menemui tim Satuan Tugas (Satgas) Pencegahan Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla) Provinsi Jambi. Selain meminta maaf terkait asap kiriman tersebut, ia juga meminta bantuan Pemprov Jambi dalam upaya pemadaman di Muara Medak.
Sejauh ini, pihaknya telah berupaya membatasi pergerakan api dengan membuat sekat-sekat bakar. Tim pemadaman juga dikerahkan, baik lewat darat maupun udara.
Menanggapi hal itu, Komandan Satgas Pencegahan Karhutla Jambi Kolonel (Arh) Elphis Rudy menyatakan siap mengerahkan pasukan ke lokasi kebakaran itu. Upaya pemadaman dari udara juga diupayakan berangkat dari bandara Jambi karena jaraknya lebih dekat ketimbang dari Palembang.
Elphis mengatakan, untuk di wilayah Jambi, sekitar 350 hektar lahan yang terbakar. Saat ini, satu-satunya heli pemadam yang ditempatkan BNPB di Jambi fokus untuk upaya pemadaman di ekosistem Berbak di Kabupaten Tanjung Jabung Timur. Areal gambut yang terbakar berada di pinggiran Taman Nasional Berbak Sembilang.
Senin ini, seluruh siswa TK dan SD kelas I hingga IV di Kota Jambi diliburkan, sedangkan siswa kelas I dan VI masuk mulai pukul 09.00 WIB. Kebijakan meliburkan anak sekolah diambil Wali Kota Jambi Syarif Fasha setelah melihat kualitas udara. Didapati kondisi udara berkategori sangat tidak sehat hingga berbahaya untuk kesehatan sepanjang pagi hingga menjelang siang.
Lebih lanjut, menurut Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kota Jambi Ardi, kondisi terburuk terjadi sekitar pukul 08.00 hingga 10.00 WIB. Pada rentang waktu itu, dalam dua hari terakhir, kualitas udara partikulat matter (PM) 2,5 menyentuh indeks di atas 400 yang berarti berbahaya untuk kesehatan.