Aparat gabungan dengan jumlah lebih dari 100 personel yang dikerahkan untuk menyelamatkan KM Mina Sejati, kapal ikan yang awaknya terlibat perkelahian, belum berhasil menguasai kapal tersebut.
Oleh
Fransiskus Pati Herin
·3 menit baca
AMBON, KOMPAS — Aparat gabungan dengan jumlah lebih dari 100 personel yang dikerahkan untuk menyelamatkan KM Mina Sejati, kapal ikan yang awaknya terlibat perkelahian, belum berhasil menguasai kapal tersebut. Tiga pelaku yang diduga mengendalikan kapal tersebut mempersenjatai diri mereka dengan golok dan pedang.
”Kapal kami sudah mendekat, tetapi belum bisa merapat. Tinggi gelombang sekitar 2 meter ikut menghambat proses penyelamatan,” kata Komandan Pangkalan TNI AL Aru Letnan Kolonel Laut S Silaban saat dihubungi dari Ambon, Senin (19/8/2019). Kapal yang dikerahkan TNI AL adalah KRI Teluk Lada, yang sudah mendekat ke posisi KM Mina Sejati sejak Minggu malam.
Total personel yang diturunkan sebanyak 142 orang, terdiri dari 100 personel TNI AL yang menggunakan KRI Teluk Lada serta 11 personel Brimob, 4 personel Polisi Air, 3 personel Badan Keamanan Laut, 12 anggota Polres Maluku Tenggara, dan 12 personel SAR dari Kota Tual yang menggunakan kapal milik SAR.
Berdasarkan informasi sementara yang dihimpun, tujuh orang dilaporkan meninggal. Dua orang meninggal saat menceburkan diri ke laut dan lima orang lainnya dibantai tiga pelaku yang juga awak kapal tersebut. Silaban belum dapat memastikan kapan kapal tersebut dapat dikuasai aparat gabungan.
Pembantaian itu terjadi dua hari sebelumnya, Sabtu (17/8/2019) petang. Lokasi pembantaian sekitar 100 mil laut atau sekitar 185 kilometer arah selatan Dobo, ibu kota Kabupaten Kepulauan Aru. Pembantaian itu berawal dari pertengkaran di antara sesama awak kapal.
Tiga di antara awak kapal lantas mengambil golok dan pedang. Mereka lalu membantai satu per satu rekan mereka. Ketiga pelaku adalah Nurul Huda yang merupakan juru mesin kapal tersebut serta Ferry Dwi Lesmana dan Qersim Ibnu Malik, masing-masing anak buah kapal. Beberapa awak, termasuk nakhoda Awi, memilih terjun ke laut untuk menyelamatkan diri. Para korban lalu ditolong kapal ikan terdekat.
Misi utama adalah menyelamatkan korban. Tim kami masih terus berupaya.
Informasi terbaru yang dihimpun menyebutkan, mereka yang terjun ke laut sebanyak 11 orang. Dua orang tewas kehabisan tenaga di laut. Tujuh orang, termasuk Awi, selamat dengan luka-luka. Kapal ikan tersebut mengangkut 36 orang. Hal ini berarti nasib 20 awak kapal, termasuk ketiga pelaku, belum diketahui. ”Misi utama adalah menyelamatkan korban. Tim kami masih terus berupaya,” katanya.
Hampir karam
Kepala Kantor SAR Ambon Muslimin menuturkan, KM Mina Sejati yang mesinnya sudah dimatikan itu mulai kemasukan air. Sekitar 50 persen lambung kapal sudah terisi air. Kapal pun miring dan diperkirakan akan tenggelam. Sejauh ini tidak ada orang di kapal tersebut. Sementara, menurut laporan, masih terdapat 20 orang di dalamnya.
Ada kemungkinan banyak awak kapal yang tewas dibantai atau disandera ketiga pelaku. Petugas darat berusaha menghubungi ketiga pelaku yang menguasai kapal melalui radio komunikasi. Namun, komunikasi terputus. Tidak ada permintaan tebusan.
Berdasarkan data Pangkalan Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan (PSDKP) Tual, KM Mina Sejati milik pengusaha berkewarganegaraan Indonesia, Yong Cuan. Kapal dengan bobot 86 gros ton itu menggunakan alat tangkap pancing cumi.
Kapal tersebut memiliki tiga pelabuhan pangkalan, yakni Muara Angke, Jakarta; Panambulai, Kepulauan Aru; dan Timika, Papua. Izin pencarian ikan meliputi Laut Arafura, Laut Aru, dan Laut Timor bagian timur.
Kepala Pangkalan PSDKP Tual Salman Mokoginta menduga, ada persoalan internal yang terjadi di kapal tersebut. Persoalan yang biasa terjadi di kapal ikan adalah pembagian pendapatan. Awi, nakhoda kapal, belum diperiksa karena masih trauma.
”Katanya mereka bertengkar. Nanti polisi yang akan mengungkap itu,” ujar Salman.