logo Kompas.id
UtamaPesta Ikan, Rica, dan...
Iklan

Pesta Ikan, Rica, dan Dabu-dabu di Manado Fiesta

Jika mencari ikan laut yang segar, besar, murah, dan lezat, Manado di Sulawesi Utara boleh jadi salah satu tempatnya. Nikmatnya ikan bakar semakin berlipat ganda dengan olesan rica bakar atau taburan dabu-dabu lemong yang mantap pedasnya.

Oleh
KRISTIAN OKA PRASETYADI
· 4 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/SlGc7IQKiyQY0W6a1WMJTOYQzVI=/1024x683/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2019%2F07%2FDSC09469_1564504730.jpg
KOMPAS/KRISTIAN OKA PRASETYADI

Dua bobara dan dua kakap putih milik peserta kompetisi memasak dari Kelurahan Kima Atas, Kecamatan Mapanget, Manado, Sulawesi Utara, dibakar di pemanggang, Selasa (30/7/2019), dalam perhelatan Manado Fiesta.

Jika mencari ikan laut yang segar, besar, murah, dan lezat, Kota Manado di Sulawesi Utara boleh jadi salah satu tempatnya. Nikmatnya ikan bakar semakin berlipat ganda dengan olesan sambal rica bakar atau taburan dabu-dabu lemong yang mantap pedasnya. Ditemani syahdunya sinar jingga matahari terbenam dan deburan ombak pantai, makan seolah menjelma jadi ritual yang dijalani dengan khusyuk.

Tiga tahun terakhir, perhelatan festival kuliner di Manado Fiesta berhasil mengumpulkan warga untuk merayakan budaya membakar ikan dan menyantapnya. Selasa (30/7/2019) sore, ratusan warga dari puluhan kelurahan berkumpul di Taman Doa, Kecamatan Sario, tepat di tepi Teluk Manado, untuk berlomba menjadi yang terbaik dalam meracik hidangan ikan bakar.

Sejak siang menjelang sore, sekitar pukul 14.00 Wita, warga telah menyiapkan peralatan masak dan bahan-bahannya di bawah tenda putih. Perwakilan dua kelurahan berbagi sebuah meja panjang di bawah satu tenda putih. Di belakang tenda, asap putih mengepul. Di situlah ikan-ikan laut dibakar.

Sebenarnya ikan apa pun enak dimakan pakai dabu-dabu khas Manado.

Anita (47) dari Kelurahan Kima Atas, Kecamatan Mapanget, tak hentinya mengipasi pemanggang. Di atasnya terletak dua bobara dan dua kakap putih yang sudah terpanggang selama beberapa menit. Sementara itu, di meja di muka tenda, irisan cabai, bawang, dan tomat yang masih hijau dicampur jadi satu dalam sebuah mangkuk.

”Kami mau bikin ikan bakar dengan dabu-dabu iris. Kali ini, bahannya ikan laut. Sebenarnya ikan apa pun enak dimakan pakai dabu-dabu khas Manado,” kata Anita.

https://cdn-assetd.kompas.id/jgPJ0YhESTZ4_e8cIvIqOOaVoWA=/1024x683/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2019%2F07%2FDSC09474_1564504967.jpg
KOMPAS/KRISTIAN OKA PRASETYADI

Peserta lomba memasak di festival makanan Manado Fiesta menunjukkan dabu-dabu iris untuk pendamping ikan bakar, Selasa (30/7/2019).

Semua bahan dibeli di pasar tradisional Perum, Paniki Atas, Mapanget, sejak pagi. Biaya yang dikeluarkan pun tidak mahal, hanya Rp 250.000 untuk membeli empat ikan besar itu, bahan dabu-dabu, serta sayuran. Peralatan masak disiapkan secara swadaya oleh Anita dan para tetangganya.

Di tenda Kelurahan Wawonasa, Kecamatan Singkil, Anton Kasin (52) dan Rini Moki (51) terlihat serius menata ikan bakar, nasi, dan sayuran di piring supaya terlihat berseni. Ikan lehoma atau ikan kembung diolah menjadi ikan bakar rica arang tampuruang.

Yang bikin spesial adalah ricanya (sambalnya) karena agak asam.

Sajian yang terlihat mewah itu hanya menghabiskan biaya belanja Rp 100.000, termasuk ikan yang dibeli dari nelayan yang baru saja kembali dari menjala. ”Yang bikin spesial adalah ricanya (sambalnya) karena agak asam. Rica ditaruh dalam wadah, lalu ditutup tempurung kelapa yang baranya masih menyala setelah dibakar,” kata Anton.

Hidangan itu disajikan dengan tumis kangkung tanpa banyak kuah. Di mana pun di Manado, ikan bakar selalu didampingi tumis kangkung. ”Enggak tahu kenapa, mungkin karena sayur kangkung paling cocok sebagai pendamping,” kata Rini.

https://cdn-assetd.kompas.id/WEJkUaGJ0mL6ty49OIwG2JZqw70=/1024x683/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2019%2F07%2FDSC09488_1564505167.jpg
KOMPAS/KRISTIAN OKA PRASETYADI

Peserta dari Kelurahan Wawonasa, Kecamatan Singkil, menata piring sebelum ditunjukkan kepada dewan juri dalam lomba memasak Manado Fiesta, Selasa (30/7/2019).

Iklan

Kepala Dinas Pariwisata Manado Lenda Pelealu mengatakan, ikan bakar adalah bagian dari budaya Manado yang harus diperkenalkan ke dunia. Produksi ikan yang berlimpah dari Teluk Manado membiasakan warga untuk menyantap ikan sejak kecil.

”Di sini, ikan kita masih fresh. Beda dengan di Jakarta, ikan di sana sudah mati dua-tiga kali. Sambal di sini juga suatu keunggulan. Semoga (lewat festival makanan ini) kuliner kita semakin dikenal,” katanya.

Manado Fiesta pun menjadi ajang pesta kuliner bagi warga Manado dan siapa pun yang mau datang, termasuk wisatawan domestik dan mancanegara. Selain itu, festival ini memberikan kesempatan bagi perempuan untuk berkreasi.

Baca juga: Manado Fiesta 2019 Tawarkan Konsep Baru

https://cdn-assetd.kompas.id/fC4yz1EpgjJlCTgUkP_g27kBGeU=/1024x683/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2019%2F07%2FDSC09483_1564505647.jpg
KOMPAS/KRISTIAN OKA PRASETYADI

Warga peserta kompetisi memasak Manado Fiesta membakar ikan laut di sore hari, Selasa (30/7/2019).

Pemberdayaan

Neltje Kasori, Lurah Molas, Kecamatan Bunaken, mengatakan, Manado Fiesta membuka gerbang pemberdayaan perempuan. ”Sebelum ada Manado Fiesta, kami cuma masak di dapur. Sekarang, kami punya kesempatan berkreasi, syukur kalau bisa menang lomba. Hadiahnya bisa digunakan warga untuk mengembangkan bisnis,” kata Neltje.

Neltje dan dua warganya tak menyia-nyiakan kesempatan. Dengan modal Rp 200.000, mereka menghidangkan enam tude, baronang, dan ikan biji nangka dengan rica bakar dan dabu-dabu lemong. Sajian semakin menarik hati dengan penataan piring yang apik.

Lenda mengatakan, promosi kuliner adalah keunggulan absolut yang dapat dikembangkan masyarakat Manado dalam menyambut berkembangnya pariwisata di Sulut. Masyarakat bisa saja membuat suvenir, tetapi kalah saing dengan bahan baku yang lebih murah di Jawa. ”Kita manfaatkan saja apa yang sudah jadi keunggulan kita,” katanya.

https://cdn-assetd.kompas.id/cDKKLzp8W2EAkwwsuV0r3_5TtEA=/1024x683/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2019%2F07%2FDSC09496_1564505417.jpg
KOMPAS/KRISTIAN OKA PRASETYADI

Dengan modal Rp 200.000, warga Kelurahan Molas, Kecamatan Bunaken, Manado, menghidangkan enam tude, baronang, dan ikan biji nangka dengan rica bakar dan dabu-dabu lemong dalam kompetisi memasak Manado Fiesta, Selasa (30/7/2019).

Kompetisi memasak itu digawangi oleh enam juru masak (chef) sebagai penentu kelurahan mana yang lolos ke final sebelum menjadi pemenang. Peserta diberi waktu satu jam untuk menyiapkan hidangan ikan bakar yang paling lezat di lidah para chef.

Sembari menunggu peserta memasak, ada beberapa acara lain di festival makanan itu, seperti atraksi memahat es dan demo memasak. Sejumlah turis dari Korea Selatan dan China turut menyaksikan acara tersebut. Acara akan kembali digelar pada Rabu (31/7/2019) ini.

Baca juga: Manado Buka Ruang bagi Investor Bidang Pariwisata

Julyeta Runtuwene, istri Wali Kota Manado Vicky Lumentut, menyatakan senang dengan antusiasme warga mengikuti kompetisi memasak ini. Budaya makan ikan warga Manado pun semakin menonjol dan dapat dinikmati lidah para turis yang datang dari penjuru lain Nusantara ataupun dunia.

”Semoga budaya ini bisa kita pertahankan dan tingkatkan. Saya harap kita bisa punya inovasi menu-menu baru yang lebih enak,” katanya.

https://cdn-assetd.kompas.id/nWc6EBEux3Hyexbx7ux_h1WpeNs=/1024x683/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2019%2F07%2FDSC09515_1564506007.jpg
KOMPAS/KRISTIAN OKA PRASETYADI

Seorang juru masak memahat es di malam festival makanan Manado Fiesta, Selasa (30/7/2019).

Editor:
Mohamad Final Daeng
Bagikan
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000