JAKARTA, KOMPAS - Di era reformasi yang salah satunya ditandai dengan keterbukaan dan transparansi, partai politik haruslah mampu memperjuangkan cita-cita, tujuan, dan nilainya secara demokratis. Partai politik juga harus mampu memperjuangkan hal-hal yang dibutuhkan oleh rakyat dalam upaya menuju bangsa yang maju dan berkembang secara adil.
”Karena itu, perjuangan yang disampaikan PKB untuk meningkatkan pendidikan kerakyatan dan juga dakwah dan budaya adalah sesuai dengan zamannya,” kata Wakil Presiden Jusuf Kalla dalam pidatonya saat memberikan sambutan pada peringatan Hari Lahir Ke-21 Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) di Jakarta, Selasa (23/7/2019) malam.
Acara Hari Lahir (Harlah) Ke-21 PKB itu dihadiri Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar, Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama KH Said Aqil Siroj, serta sejumlah tokoh politik, seperti Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat yang juga Ketua Umum Partai Amanat Nasional Zulkifli Hasan.
Wapres Kalla juga mengingatkan bahwa partai politik saat ini menghadapi tuntutan berbeda. Indonesia kini tidak lagi berbicara soal kemerdekaan, tetapi fokus pada bagaimana merawat demokrasi.
”Partai politik saat ini semestinya turut mendukung era demokrasi, keterbukaan, dan otonomi daerah. Beberapa hal tersebut dapat diwujudkan dengan menjawab tuntutan zaman, yaitu membentuk pendidikan serta kebutuhan terhadap ekonomi kerakyatan,” kata Kalla.
Selain itu, Wapres Kalla juga mengingatkan bahwa keadilan adalah salah satu hal yang masih harus terus diperjuangkan semua pihak, termasuk partai politik. Hal itu sangat penting untuk dicapai sebab banyak konflik terjadi karena ketidakadilan.
Nilai kebangsaan
Muhaimin menyampaikan, dari sejarah kelahiran PKB hingga hari ini, PKB selalu berusaha untuk konsisten dalam mengawal nilai-nilai kebangsaan, kemanusiaan, keadilan, dan demokrasi. Ia menyebutkan, PKB juga berusaha konsisten dalam mengawal nilai-nilai keislaman yang memberi rahmat bagi semua (rahmatan lil alamin).
”Insya Allah, kita akan terus mengawal ideologi perjuangan ini dalam berbagai level, baik di tingkat pemerintahan, legislatif, masyarakat, maupun seluruh komponen bangsa,” tutur Muhaimin.
Ia mengatakan, perhelatan Harlah PKB kali ini turut mengambil filosofi binatang lebah. Lebah merupakan binatang yang selalu memberikan manfaat bagi alam dan manusia. Dalam konteks itu, ia juga berharap agar PKB juga terus memberikan manfaat bagi bangsa dan masyarakat.
”Kita berharap di usia ini PKB benar-benar bermanfaat, memberikan solusi, serta menjadi obat bagi bangsa. Akan tetapi, lebah juga dapat berbahaya bila diganggu karena ia bisa menyengat,” kata Muhaimin.
Sementara itu, Said Aqil Siroj berharap agar PKB turut merawat budaya toleransi di antara umat beragama dan antarsuku di Indonesia. Sebab, ia menilai, Indonesia sejak dulu memang terdiri dari berbagai macam suku dan agama. Oleh karena itu, sesama warga Indonesia sebaiknya tidak saling mencaci karena perbedaan.
”Sejak dulu Indonesia lahir dengan bermacam latar belakang suku dan agama. Tuhan menciptakan kita berbeda agama dan suku agar kita bisa saling melengkapi,” katanya.
Said Aqil menambahkan, umat Muslim di Indonesia perlu menanamkan sikap saling menghormati terhadap budaya tiap masyarakat. ”Selama tidak bertentangan dengan syariat Islam, sebagai umat Muslim perlu menghargai berbagai budaya di Indonesia,” kata Said Aqil.