Kebun Buah dan Sayuran di Palangkaraya Ikut Terbakar
Kebakaran hutan dan lahan di Kalimantan Tengah yang kian mendekati permukiman, mulai menghanguskan kebun-kebun sayur dan buah milik warga di Kota Palangkaraya. Pemerintah menduga kebakaran terjadi karena unsur kesengajaan.
Oleh
DIONISIUS REYNALDO TRIWIBOWO
·3 menit baca
PALANGKARAYA, KOMPAS – Kebakaran hutan dan lahan di Kalimantan Tengah yang kian mendekati permukiman, mulai menghanguskan kebun-kebun sayur dan buah milik warga di Kota Palangkaraya. Pemerintah menduga kebakaran terjadi karena unsur kesengajaan.
Pada Senin (22/7/2019) titik api muncul di Jalan Mahir-Mahar, Kota Palangkaraya, Kalimantan Tengah. Sedikitnya tujuh lokasi kebakaran di sepanjang jalan tersebut. Kebakaran pun melahap kebun-kebun sayur dan buah milik warga.
Di Jalan Mahir-Mahar Kilometer 7 dan Kilometer 10, api melahap kebun nanas dan singkong milik warga. Daun-daun pun menghitam tanda hangus.
Di lokasi itu, kebakaran terjadi sejak Sabtu (20/7). Suryaman (58), petani transmigran di Kota Palangkaraya, mengungkapkan, awalnya api menghanguskan kebun milik tetangganya yang berjarak sekitar 50 meter dari kebunnya. Namun, pada Senin dini hari, api mulai merambat ke kebun nanas miliknya.
“Kemarin itu apinya sudah padam, karena petugas ke sini. Tetapi ini muncul lagi apinya,” kata Suryaman.
Dia menambahkan, kebunnya merupakan lahan gambut dengan kedalaman setengah meter. Kebun seluas 1.200 meter persegi milik Surya pun hangus bersama lima hektar kebun lain di sekelilingnya.
Petugas gabungan dari Manggala Agni, Damkar Kota Palangkaraya, serta TNI-Polri pun kembali ke lokasi dan memadamkan api. Api cukup besar hingga anggota pemadam harus menyingkirkan kabel-kabel listrik yang menggantung di sisi jalan.
Dari data Pusat Pengendalian dan Operasi Penanggulangan Bencana (Pusdalops-PB) Provinsi Kalteng, selama Juli 2019 terjadi 159 kali kebakaran di Kalteng dengan total luas lahan yang terbakar mencapai 418,96 hektar.
Sementara itu, Stasiun Meteorologi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Kota Palangkaraya menunjukkan, sedikitnya terdapat 21 titik panas dengan tingkat kepercayaan di atas 54 persen. Titik-titik panas tersebut tersebar di lima kabupaten/kota, yakni Kota Palangkaraya, Kabupaten Pulang Pisau, Seruyan, Kapuas, dan Kabupaten Kotawaringin Timur.
Pelaksana Tugas Kepala Badan Penanggulangan Bencana dan Pemadam Kebakaran (PBPK) Mofit Saptono mengungkapkan, sampai saat ini pihaknya belum melakukan modifikasi cuaca dengan Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC). Sebab, kondisinya belum memenuhi syarat untuk dilakukan TMC.
“TMC tidak bisa dilakukan begitu saja, karena ada syaratnya, itu BMKG yang tahu. Saat ini belum,” ungkap Mofit.
“Sampai saat ini helikopter belum digunakan, jadi kami masih mengoptimalkan penanganan dari darat,” kata Mofit.
Mofit menambahkan, saat ini pihaknya sudah meminta bantuan enam helikopter ke Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB). Adapun dua helikopter tipe MI-17 dan MI-8 sudah mendarat di Bandar Udara Tjilik Riwut Palangkaraya.
“Sampai saat ini helikopter belum digunakan, jadi kami masih mengoptimalkan penanganan dari darat,” kata Mofit.
Komandan Satuan Tugas Karhutla Kolonel Arm Saiful Rizal mengungkapkan, kebakaran di Kalteng sebagian besar terindikasi sengaja dibakar oleh oknum tertentu. Menurut dia, lahan sengaja dibakar sebelum diolah. “Saat ini infrastruktur pencegahan kebakaran masih berfungsi dengan baik, jadi kemungkinan terbakar sendiri itu kecil sekali,” ungkap dia.
Saiful menambahkan, pihaknya sedang gencar melakukan sosialisasi larangan membakar. Bahkan, pihaknya berkoordinasi dengan Dewan Adat Dayak (DAD) dan berbagai elemen masyarakat.
“Saat ini semua pihak melakukan imbauan. Kami ada 8.000 personel gabungan untuk mengendalikan kebakaran ini sekaligus menyosialisasikannya ke masyarakat,” jelas Saiful yang juga menjabat Komandan Resimen 102 Panju-Panjung.