JAKARTA, KOMPAS - Sebanyak 40-an politisi muda Partai Solidaritas Indonesia atau PSI bertemu Presiden terpilih Joko Widodo di Istana Merdeka, Jakarta, Kamis (18/7/2019). Para politisi muda itu pun siap membantu jika keahlian mereka dinilai sesuai dengan kebutuhan pemerintahan yang akan dibentuk bersama Wakil Presiden terpilih Ma’ruf Amin.
Para fungsionaris PSI sebelumnya datang ke kompleks Istana Kepresidenan menggunakan ojek daring. Rombongan dipimpin Ketua Umum PSI Grace Natalie dan Sekretaris Jenderal PSI Raja Juli Antoni. Pertemuan diselingi makan sore dengan menu sate ayam dan bakso.
Grace mengatakan, banyak anggota PSI yang masuk politik karena terinspirasi sosok Jokowi. ”Jadi, apakah kami tetap bisa membantu atau tidak, kami serahkan kepada beliau. Tapi, kami perkenalkan siapa saja kader muda PSI. Kalau kualifikasinya ada yang dirasa cocok dengan kebutuhan Pak Jokowi, (silakan) beliau lihat langsung dan berbincang,” tuturnya.
Presiden Jokowi pun, tambah Grace, menyampaikan sejumlah program yang belum selesai pada sekitar tiga bulan sebelum pemerintahannya berakhir. Oleh karena itu, diperlukan keberanian para menteri untuk mengeksekusi kebijakan yang sudah diinstruksikan dan dijelaskannya ke publik.
Meski demikian, Grace mengatakan tak menargetkan kader PSI dapat kursi tertentu di kabinet. ”Kan, silaturahmi. Kalau beliau merasa berkenan saja. Kalau enggak, ya enggak apa-apa. Kami tetap penuh mendukung,” ujarnya. Dukungan diberikan lewat DPRD dan media sosial.
Presiden Jokowi, lanjut Grace, berpesan agar PSI tetap bersemangat dan tak pernah berhenti untuk tampil beda. PSI perlu terus menyuarakan hal yang benar meski banyak yang tak menyukainya. ”Pak Jokowi kasih tips agar PSI eksis dan maju lagi pada 2024,” ujar Grace.
Sebelumnya, para politisi pendukung Jokowi-Amin bersilaturahmi dengan Jokowi, mulai dari PDI-P, Partai Golkar, PKB, PPP, hingga Nasdem.
Direktur Eksekutif Charta Politika Yunarto Wijaya menilai, pertemuan-pertemuan itu menunjukkan Presiden Jokowi ingin memulai pemerintahan jilid kedua tanpa menunggu pelantikan 20 Oktober.
”Rentetan rekonsiliasi dan arahan untuk lima tahun ke depan seharusnya ditindaklanjuti dengan sikap langsung bekerja. Caranya membentuk kabinet melalui reshuffle. Untuk itu dibutuhkan komunikasi dan koordinasi dengan para ’pemegang saham’ Jokowi-Amin,” tutur Yunarto.