E-Dagang Cari Gudang Modern
JAKARTA, KOMPAS
Permintaan gudang modern terus meningkat sejalan dengan pertumbuhan perdagangan elektronik atau e-dagang di Indonesia. Sampai dengan tahun 2021, pergudangan modern yang akan dibangun di wilayah Jabodetabek diperkirakan seluas 890.000 meter persegi.
Seiring dengan suplai pergudangan yang bertambah, bisnis logistik juga meningkat.
Berdasarkan data konsultan properti JLL, luas gudang modern di Jabodetabek saat ini sekitar 1,5 juta meter persegi (m2).
Head of Research JLL James Taylor menyampaikan, pengembang asing kian banyak yang berinvestasi pada pergudangan baru.
Mengacu pada data JLL, dari tambahan pergudangan modern yang diperkirakan mencapai 890.000 m2 itu, sekitar 40 persen di antaranya berupa investasi dari perusahaan Australia, Logos. Selain itu, 30 persen lainnya dibangun PT Mega Manunggal Property (Tbk) yang bekerja sama dengan Government of Singapore Investment Corporation Pte Ltd.
“Developer membidik Indonesia sebagai pasar yang besar, baik dari populasi maupun pertumbuhan ekonomi. Pengembang gudang baru semakin banyak datang dari developer asing,” kata James dalam paparan Jakarta Property Market Update Triwulan II-2019, di Jakarta, Rabu (17/7/2019).
Permintaan
James menambahkan, suplai gudang modern sejalan dengan permintaan gudang baru yang terus meningkat. Perusahaan yang bergerak di bisnis e-dagang, barang konsumsi, dan sektor otomotif mendominasi permintaan gudang modern.
Kriteria gudang modern antara lain elevasi lantai yang lebih tinggi, tinggi atap minimal 7-15 meter, fasilitas bongkar-muat, serta kekuatan lantai sekitar 3 ton per m2.
“Perusahaan e-dagang terus mencari gudang dengan kualitas baik. Mereka membutuhkan gudang dengan spesifikasi tinggi karena pembeli platform dalam jaringan semakin menuntut efisiensi waktu pengiriman, antara lain barang tiba di hari yang sama dengan pemesanan,” katanya.
Tarif sewa pergudangan tumbuh rata-rata 5-6 persen per tahun. Pada semester I-2019, tarif sewa gudang berkisar Rp 60.000-Rp 80.000 per m2. Tidak ada gudang yang selesai dibangun pada triwulan II-2019 membuat tingkat okupansi pergudangan tinggi.
James menambahkan, tren permintaan gudang baru berkembang sejak 2016. Dalam 3 tahun terakhir pertumbuhannya semakin pesat. Permintaan gudang baru yang modern diprediksi akan tetap kuat dalam 5 tahun mendatang.
Saat ini, sebagian besar gudang baru tumbuh di sebelah timur Jakarta, antara lain Bekasi, Cikarang, dan Karawang. Pertumbuhan gudang baru juga semakin mendekati kawasan permukiman penduduk, seperti Tanjung Priok dan Jalan Raya Bogor yang didominasi perusahaan e-dagang.
Head of Market JLL Angela Wibawa menambahkan, fasilitas gudang baru kian menunjang bisnis e-dagang di Tanah Air. “Pertumbuhan ekonomi dan populasi yang besar menjadi faktor (investor) untuk masuk ke Indonesia,” ujarnya.
Angela menambahkan, perusahaan e-dagang dari luar negeri yang sedang menjajaki ekspansi bisnis di Indonesia juga membeli lahan untuk membangun gudang modern dan fasilitas industri. “Perusahaan e-dagang ingin membangun gudang penyimpanan. Mereka juga sedang menjajaki kerja sama dengan perusahaan lokal,” katanya.
Head of Communication Blibli.com Yolanda Nainggolan mengatakan, sebagai mal daring entitas lokal, pada 2019, perusahaan fokus memperkuat pasar Indonesia. Beberapa strategi telah disiapkan, di antaranya rencana mengakuisisi lebih banyak mitra usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) untuk mendukung pertumbuhan industri kreatif dan UMKM.
"Kami akan menghubungkan beberapa UMKM ekonomi kreatif dengan pasar luar negeri melalui beberapa pameran internasional bekerja sama dengan Kementerian Perindustrian, seperti ke Amerika dan Eropa pada akhir 2019 dan 2020," ujar dia.
Strategi lain, Blibli.com memperluas bisnis daring ke luring (O2O) melalui kerja sama dengan Alfamart. Kerja sama ini memungkinkan Blibli.com mengakses hampir 3.000 toko Alfamart pada fase pertama. Mitra pedagang untuk layanan O2O akan ditambah menjadi 20.000 pada akhir 2019.
Sejalan dengan dua strategi tersebut, lanjut dia, Blibli.com akan memperluas jangkauan gudang, dari saat ini 14 lokasi pergudangan menjadi 20 lokasi pada akhir 2019.
"Selama delapan tahun beroperasi, kami melihat industri e-dagang Indonesia berkembang lebih maju. Pesanan selalu naik," tambah Yolanda. (LKT/MED)