Untuk memaksimalkan potensi di Waduk Jatiluhur di Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat, pemerintah daerah dan pihak pengelola terus mengembangkan potensi wisata alternatif
Oleh
MELATI MEWANGI
·4 menit baca
PURWAKARTA, KOMPAS — Untuk memaksimalkan potensi di Waduk Jatiluhur di Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat, pemerintah daerah dan pihak pengelola terus mengembangkan potensi wisata alternatif. Spot olahraga air, lari lintas alam, dan festival musik diharapkan menjadi daya tarik bagi para pengunjung.
Salah satu wisata alternatif yang dikembangkan adalah spot olahraga air. Pengenalan spot itu dikemas dalam acara The 1st Jatiluhur Stand Up Paddle and Kayak Exhibition bertajuk ”Green, Water, and Life” di Pantai Timur, kawasan Jatiluhur, Sabtu-Minggu (13-14 Juli 2019).
Stand up paddle adalah olahraga air yang dapat dimainkan di pantai, laut, danau, dan sungai. Olahraga itu merupakan gabungan dari olahraga papan seluncur dan kayak, perpaduan antara papan selancar dan dayung untuk melaju di atas air.
Dalam ekshibisi itu, ada puluhan peserta yang terlibat. Mayoritas peserta merupakan anggota dari Komunitas Stand Up Paddle Indonesia dan Sea Kayak Indonesia. Sebagian lagi adalah pengunjung lokal yang sengaja datang untuk mencari pengalaman.
Sebelum terjun ke waduk, para pemula diberi pengenalan singkat terkait dengan panduan teknis olahraga itu. Selanjutnya mereka mempraktikkan teori di dalam waduk. Mereka juga diwajibkan memakai jaket pelampung sebagai alat pengaman.
Pada Sabtu sore, menjelang matahari terbenam, sejumlah peserta mencoba olahraga itu. Mereka tampak antusias mengayuh dayung. Ada beberapa orang terjatuh ke air. Sebagian lagi tetap bertahan tanpa tercebur. Pemandangan alam berupa pegunungan dan pepohonan hijau di tepi waduk menemani para peserta.
Potensi pariwisata Jatiluhur belum dimanfaatkan secara maksimal.
Gubernur Jabar Ridwan Kamil mengatakan, selain sebagai sumber irigasi sawah, air minum, dan pembangkit listrik, Waduk Jatiluhur juga menyimpan potensi di sektor pariwisata. Namun, menurut dia, potensi pariwisata belum dimanfaatkan secara maksimal.
Sektor itu menjadi salah satu prioritas untuk meningkatkan promosi dan branding wisata air di Jawa Barat. Kamil menilai, saat ini tren masyarakat untuk berwisata lebih mengutamakan keindahan. Artinya, mereka akan mendatangi suatu tempat karena lokasi itu layak dipotret dan diunggah ke media sosial.
”Pemandangan di Jatiluhur luar biasa. Kita bisa melihat indahnya sunset, air, sekaligus gunung-gunung di belakangnya,” kata Kamil, Minggu (14/7/2019).
Terlebih Pemerintah Provinsi Jawa Barat memasukkan wisata Waduk Jatiluhur dalam rencana pengembangan 2020. Menurut Kamil, sektor ini berdampak luas terhadap kesejahteraan masyarakat sekitar hingga pendapatan daerah.
Apresiasi
Founder Komunitas Stand Up Paddle Indonesia, Heriyanto, mengatakan, Indonesia sebagai negara yang memiliki perairan dan laut yang luas dapat mengembangkan olahraga stand up paddle. Terlebih lagi banyak perairan indah yang berpotensi menjadi destinasi wisata.
Sejumlah peserta mengaku akan datang kembali ke Jatiluhur untuk mencoba olahraga air. Nurfahmi (43) asal Depok, Jakarta, datang secara khusus ke acara ini bersama keluarganya. Ia mengatakan sangat menikmati keindahan alam yang ada di Jatiluhur. Terlebih lagi lokasi Jatiluhur cukup dekat dan strategis jika ditempuh dari Jakarta.
Peserta pemula lainnya, Aldhy Muhammad Utomo (20) asal Purwakarta, bangga terhadap spot olahraga air di Jatiluhur. Menurut dia, aktivitas ini akan menjadi tren baru bagi kaum milenial Purwakarta.
Tingkatkan pengunjung
Direktur Utama Perum Jasa Tirta II U Saefudin Noer mengatakan, pihaknya akan mengembangkan sektor wisata di Jatiluhur secara bertahap. ”Jika pengembangan sektor wisata air itu terwujud, maka akan memberikan manfaat lain, antara lain meningkatkan fungsi sosial, fungsi konservasi, dan penataan lingkungan,” kata Saefudin.
Saefudin berharap wisata alternatif ini dapat meningkatkan jumlah wisatawan lokal dan luar negeri. Berdasarkan data Unit Usaha Pariwisata dan Air Minum Dalam Kemasan Perum Jasa Tirta II, jumlah kunjungan wisatawan lokal tiga tahun terakhir di Jatiluhur menurun.
Pada 2016 tercatat 221.761 kunjungan wisatawan. Namun, pada 2017, kunjungan berkurang menjadi 211.779 dan menurun lagi pada 2018 menjadi 183.551 kunjungan.
Sebelumnya, General Manager Unit Usaha Pariwisata dan Air Minum Dalam Kemasan Perum Jasa Tirta II Dindin Hendriana menuturkan, daya tarik Jatiluhur perlu ditambah untuk mendongkrak jumlah pengunjung. Karena itu, ia pun menyiapkan sejumlah agenda acara dan penambahan wahana wisata baru agar dapat menggenjot jumlah pengunjung.
Sejumlah kegiatan akan digelar untuk meningkatkan jumlah pengunjung, yakni kegiatan ajang lari bertajuk ”Fun and Family Run 10K” pada Agustus 2019 dan Internasional Jatiluhur Jazz Festival pada 14-15 September 2019.