Pembangunan jalan tol Jakarta-Cikampek II Selatan sedang disiapkan melalui proses pembebasan lahan. Ruas tersebut akan mengurangi kepadatan lalu lintas kendaraan di tol Jakarta-Cikampek yang telah beroperasi dan menjadi alternatif rute ke arah selatan.
Direktur Pengembangan Usaha PT Jasa Marga (Persero) Tbk Adrian Priohutomo menjelaskan, pembangunan untuk konstruksi tol yang akan menghubungkan Jati Asih, Bekasi (Jawa Barat) dengan Sadang, Purwakarta (Jawa Barat) tersebut tengah disiapkan. Persiapan tersebut terutama menyangkut pembebasan lahan.
“Pembangunan konstruksi jalan tol Jakarta-Cikampek II Selatan akan dimulai pada seksi 3 lebih dulu. Prioritas konstruksi mengikuti pembebasan lahan,” kata Adrian, Senin (8/7/2019), di Jakarta.
Tol Jakarta-Cikampek II Selatan sepanjang 62 kilometer (km). Ruas tersebut terdiri dari 3 seksi, yakni Jati Asih-Setu (9,3 km), Setu-Taman Mekar (24,85 km), dan Taman Mekar-Sadang (27,85 km).
Adrian menambahkan, konstruksi dimulai dari seksi 3 karena jalur tol yang di wilayah tersebut tidak padat permukiman sehingga diharapkan pembebasan lahan akan lebih cepat. Pada seksi 3, sekitar 45 persen lahan milik pemerintah, yang terdiri dari lahan yang dikelola Jasa Marga, lahan milik Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat yang sudah mendapat izin pakai, dan lahan milik Perum Perhutani yang diharapkan segera mendapat izin pakai dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan.
Menurut Adrian, tol Jakarta-Cikampek II Selatan diharapkan dapat mengurangi kepadatan lalu lintas. Saat ini, sebanyak 50.000-60.000 unit kendaraan per hari melewati jalan tol tersebut.
Direncanakan, pembangunan seluruh tol Jakarta-Cikampek II Selatan akan selesai pada 2021. Meski demikian, lanjut Adrian, penyelesaiannya dilakukan bertahap dengan prioritas penyelesaian untuk seksi 2 dan 3. Jika kedua seksi tersebut selesai, maka dapat dioperasikan terlebih dahulu karena tersambung dengan Tol Lingkar Luar Jakarta (JORR) II.
Secara terpisah, pengamat tata kota dari Universitas Trisakti Jakarta, Yayat Supriatna, berpendapat, sebagai wilayah dengan banyak simpul ekonomi dan industri, Jabodetabek memerlukan lebih banyak jalan atau jalan tol untuk dibangun. Selama ini pembangunan jalan tol seringkali tertunda karena masalah pembebasan lahan.
Menurut Yayat, jaringan jalan tol diperlukan terutama untuk wilayah Jabodetabek, termasuk Banten dan Bandung. Sebab, banyak pusat pertumbuhan ekonomi yang tumbuh di wilayah tersebut. Bagi investor, wilayah tersebut menjadi pangsa pasar yang besar, meski di sisi lain hal itu menjadi beban atau ongkos bagi masyarakat. (NAD)