PT Go-Jek Indonesia dan PT Fintek Karya Nusantara atau Finarya mengumumkan kerja sama strategis layanan teknologi finansial untuk pembayaran, Senin (8/7/2019), di Jakarta.
Oleh
MEDIANA
·2 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — PT Go-Jek Indonesia dan PT Fintek Karya Nusantara atau Finarya mengumumkan kerja sama strategis layanan teknologi finansial untuk pembayaran, Senin (8/7/2019), di Jakarta. Melalui kerja sama strategis ini, produk dompet elektronik LinkAja yang dimiliki Finarya hadir di platform Go-Jek.
Kehadiran LinkAja akan melengkapi opsi pembayaran nontunai yang sebelumnya dimiliki Go-Jek, yaitu dompet elektronik Go-Pay. Menurut rencana, dompet elektronik LinkAja akan tersedia di platform Go-Jek dalam waktu dekat.
Managing Director Go-Pay Budi Gandasoebrata mengatakan, kedua perusahaan memiliki semangat yang sama, yaitu akselerasi gerakan nasional nontunai kepada masyarakat Indonesia. Kolaborasi Go-Pay dan LinkAja diyakini bisa mempercepat adopsi nontunai, terutama bagi masyarakat yang belum tersentuh layanan jasa keuangan formal.
”Kami bisa maju bersama mengedukasi seluruh masyarakat Indonesia yang masih bergantung uang tunai mengenai manfaat dan potensi nontunai,” ujar Budi.
CEO Finarya Danu Wicaksana menyampaikan, dengan membawa moto ”Dari Indonesia untuk Indonesia”, pihaknya berharap LinkAja dapat memberikan akses layanan keuangan yang lebih efisien kepada seluruh lapisan masyarakat. Bersama Go-Pay, LinkAja diharapkan mampu membantu meningkatkan inklusi keuangan di Indonesia hingga 75 persen pada akhir 2019.
Mengutip laporan keterbukaan informasi perjanjian penyetoran saham bersyarat oleh investor di Bursa Efek Indonesia, Senin (1/7/2019), pada 21 Januari 2019, Finarya didirikan oleh Telkomsel yang 65 persen sahamnya dimiliki Telkom Indonesia. Pada 22 Februari 2019, Telkomsel menyetorkan modal nontunai.
LinkAja diproyeksikan menjadi ikon teknologi finansial nasional. Penyetoran saham baru akan dilakukan dalam tiga tahap, tahap ketiga paling lambat 31 Desember 2019. Investor yang menyetor adalah Telkomsel, Bank Mandiri, BRI, BNI, BTN, Pertamina, dan BUMN lain.
Dalam laporan riset Morgan Stanley, ”Disruption Decoded, Indonesia Banks: Fintech Continues to Lead Digital Payment” (Februari 2019), sekitar 20 persen dari 1.582 responden mengatakan lebih memilih dompet elektronik dari perusahaan teknologi finansial dibandingkan dengan milik perbankan, operator telekomunikasi, dan perusahaan perdagangan secara elektronik atau e-dagang. Pemakaian tertinggi untuk transportasi, pesan makanan daring, dan isi ulang.