JAKARTA, KOMPAS — Sebagai partai pemenang Pemilihan Umum 2019, Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan akan mengisi jabatan ketua Dewan Perwakilan Rakyat periode 2019-2024. Ketua Dewan Pimpinan Pusat PDI-P (non-aktif) yang juga putri Megawati Soekarnoputri, Puan Maharani, menyebut dirinya salah satu calon kuat untuk menjadi ketua DPR karena perolehan kursinya yang signifikan di Pemilihan Legislatif 2019.
Seperti diketahui, PDI-P mendapatkan total 128 kursi dalam Pemilihan Legislatif (Pileg) 2019. Perolehan kursi PDI-P itu meningkat cukup signifikan dari sebelumnya, yaitu 109 kursi. Dengan demikian, berdasarkan Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2018 tentang MPR, DPR, DPD, dan DPRD, partai pemenang pemilu berhak mengampu jabatan ketua DPR.
Di sela-sela rapat kerja dengan Badan Anggaran DPR di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (25/6/2019), Puan Maharani yang juga Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan mengatakan, ia merupakan salah satu calon kuat yang diproyeksikan menduduki kursi ketua DPR. Hal tersebut, menurut dia, sesuai dengan hasil pileg lalu yang mendapat suara terbanyak nasional.
”Sesuai proses pemilu yang lalu, saya bisa mendapatkan suara terbanyak nasional, ya mungkin bisa jadi salah satu calon yang kuat,” katanya.
Kendati demikian, Puan menegaskan, keputusan akhir terkait jabatan ketua DPR itu ada di tangan ibunya, yang juga Ketua Umum PDI-P, Megawati Soekarnoputri. ”Baru salah satu calon kuat. Sebab, keputusannya akan diambil oleh Ibu Ketum,” kata Puan.
Dalam rekapitulasi hasil perolehan suara Pemilu 2019 yang diumumkan Komisi Pemilihan Umum pada 15 Mei 2019, Puan Maharani yang maju dari Daerah Pemilihan (Dapil) Jawa Tengah V mendapat suara terbanyak nasional untuk tingkat DPR RI, yaitu sebesar 404.034 suara.
Perolehan suara Puan meningkat dari Pemilu 2014. Saat itu, Puan menduduki posisi kedua perolehan suara terbanyak nasional. Ia kalah dari calon anggota legislatif dari PDI-P lainnya, yaitu Karolin Margaret Natasa, yang mendapat 397.481 suara dari Dapil Kalimantan Barat. Saat itu, Puan yang maju dari Dapil Jateng V mendapat 369.927 suara.
Adapun PDI-P akan mengadakan Kongres Kelima pada Agustus mendatang di Bali. Terkait proses regenerasi di internal partainya, Puan mengatakan, ada usulan untuk memunculkan jabatan baru di kepengurusan PDI-P, yaitu ketua harian atau wakil ketua umum. Menurut dia, hal tersebut baru akan dibicarakan di kongres.
Ia meyakini, dinamika yang terjadi di tubuh partai tidak akan mengganggu soliditas PDI-P. ”Yang penting, kami semua tetap solid dari atas ke bawah. Kami semua berharap Ibu Mega berkenan untuk kembali menjadi ketua umum,” katanya.
Selain PDI-P, jabatan pimpinan DPR lainnya akan jatuh pada partai lain yang memperoleh lima besar suara terbanyak di pileg, yaitu Partai Golkar, Partai Gerindra, Partai Nasdem, dan Partai Kebangkitan Bangsa.
Selain PDI-P, jabatan pimpinan DPR lainnya akan jatuh pada partai lain yang memperoleh lima besar suara terbanyak di pileg, yaitu Partai Golkar, Partai Gerindra, Partai Nasdem, dan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB). Partai-partai itu juga sudah mulai menyiapkan kadernya masing-masing untuk menduduki jabatan pimpinan DPR untuk lima tahun mendatang.
Wakil Sekretaris Jenderal PKB Jazilul Fawaid mengatakan, untuk wakil ketua DPR, partainya menyiapkan nama Cucun Syamsurizal dan Daniel Johan. Sementara Golkar melalui Dewan Pakarnya menyiapkan sejumlah nama untuk menduduki jabatan pimpinan legislatif, seperti Bambang Soesatyo, Ridwan Hisjam, Aziz Syamsuddin, Markus Melchias Mekeng, Kahar Muzakir, Agun Gunandjar, Zainudin Amali, dan Ace Hasan Syadzily.
Selain Golkar dan PKB, Nasdem juga menyiapkan kader perempuannya untuk menduduki kursi ketua MPR. Sekretaris Jenderal Partai Nasdem Johnny G Plate mengatakan, nama tersebut sudah dikantongi DPP Partai Nasdem, tetapi ia enggan menyebut nama tersebut. Sementara itu, Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Fadli Zon mengatakan, jabatan wakil ketua DPR akan menjadi keputusan dewan pembina yang juga ketua umum partai, yaitu Prabowo Subianto.