Sejumlah partai politik kini mulai menyiapkan diri menghadapi Pemilu 2024 yang kerap disebut momentum alih generasi. Sejumlah parpol melakukan percepatan kongres.
JAKARTA, KOMPAS - Selepas Pemilihan Umum 2019, partai-partai politik mulai membahas urgensi regenerasi di struktur kepengurusan ataupun kepemimpinan partai. Persiapan menghadapi Pemilu 2024 yang kerap disebut momentum alih generasi perlu dilakukan sejak dini.
Selain PDI-P yang mengadakan kongres pada Agustus 2019, atau sembilan bulan lebih cepat dari jadwal seharusnya April 2020, Partai Nasdem juga mempersiapkan percepatan kongres dari seharusnya Desember 2019 menjadi November 2019.
Sekretaris Jenderal Partai Nasdem Johnny G Plate mengatakan, ada tiga agenda yang akan dibahas, yaitu konsolidasi organisasi, sikap politik partai untuk lima tahun ke depan, dan kepemimpinan nasional di struktur partai.
”Pemilu 2024 ini akan berbeda karena tidak mungkin lagi ada calon petahana. Ini hal pertama, tantangan baru karena akan ada perubahan lanskap politik sehingga dari sekarang sudah harus kami persiapkan,” kata Johnny hari Minggu (23/6/2019).
Terkait dengan jabatan ketua umum sebagai pucuk pimpinan partai, tambah Johnny, hal itu akan dibicarakan lebih lanjut dalam forum rapat dengan sejumlah perangkat organisasi partai, seperti majelis tinggi. Mekanisme pemilihan ketua umum di internal Nasdem tidak dilakukan sebagaimana budaya di partai lainnya. ”Regenerasi pasti akan dilakukan, tetapi dimulai dari perluasan pengurus untuk regenerasi politik. Di Nasdem, ketua umum tidak dipilih seperti pilpres, mekanismenya berbeda. Jadi, kami harus mendengar masukan semua perangkat organisasi,” katanya.
Tantangan
Sementara itu, Partai Persatuan Pembangunan menghadapi tantangan regenerasi karena minimnya tokoh. Saat ini, menurut Sekretaris Jenderal PPP Arsul Sani, sudah ada pembicaraan untuk percepat forum muktamar mencari pemimpin partai. Namun, PPP tidak akan terburu-buru.
Untuk sementara, PPP akan menggelar musyawarah kerja nasional membahas perlu atau tidaknya muktamar. Seperti diketahui, jabatan pelaksana tugas ketua umum PPP diampu Suharso Monoarfa setelah ketua umumnya, Romahurmuziy, terjerat kasus korupsi. Saat ini, PPP masih mencari tokoh.
Arsul mengatakan, partainya saat ini masih perlu mencari tokoh yang mumpuni untuk mengisi jabatan ketua umum. Regenerasi di pimpinan partai pun tidak hanya akan mempertimbangkan kader internal, tetapi juga tokoh dari luar.
Sekjen Partai Demokrat Hinca Pandjaitan menegaskan, Demokrat tidak akan mempercepat kongres. Kongres Demokrat tetap digelar sesuai dengan jadwal pada Mei 2020.
Terkait dengan kebutuhan regenerasi, Hinca mengatakan, saat ini banyak tokoh baru yang potensial di Demokrat. Terkait dengan hal itu, dari sekarang partai telah menyiapkan calon pemimpin. Ia menyebut dua tokoh putra Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) dan Edhie Baskoro Yudhoyono (Ibas).
Jalur politik keduanya sudah dipetakan, baik di bidang eksekutif maupun legislatif. ”Ibas jalurnya legislatif, dia anggota Dewan, dia nyaleg dan menang. AHY eksekutif, dia mencoba Pilgub DKI 2017, belum berhasil, tetapi dia tidak coba di legislatif, (karena) itu dua jalur berbeda,” ujar Hinca.
Selain kedua tokoh tersebut, Hinca mengatakan, masih ada banyak anak muda lain yang disiapkan untuk menghadapi tantangan Pemilu 2024 ke depan. ”Setiap partai punya cara untuk menyiapkan calon pemimpinnya ke depan. Setelah selesai putusan MK ini, kami juga akan menyiapkan ratusan calon kepada daerah,” kata Hinca.