Penerapan Teknologi Kurangi Tekanan terhadap Lingkungan
PT Aquafarm Nusantara menguji coba teknologi ramah lingkungan dalam proses budidaya ikan di Danau Toba, Sumatera Utara. Penerapan teknologi diharapkan bisa mengurangi dampak lingkungan sisa pakan dan juga meningkatkan efisiensi pakan.
Oleh
NIKSON SINAGA
·3 menit baca
MEDAN, KOMPAS — PT Aquafarm Nusantara menguji coba teknologi ramah lingkungan dalam proses budidaya ikan di Danau Toba, Sumatera Utara. Penerapan teknologi diharapkan bisa mengurangi dampak lingkungan sisa pakan dan juga meningkatkan efisiensi pakan.
”Kami juga berharap penerapan teknologi bisa meningkatkan daya dukung dan daya tampung lingkungan Danau Toba,” kata Presiden Komisaris PT Aquafarm Nusantara Sammy Hamzah saat meluncurkan program tanggung jawab sosial perusahaan ”Kami Peduli”, di Medan, Sumatera Utara, Kamis (13/6/2019).
Hadir Chief Executive Officer Regal Springs Group Achim Eichenlaub, Presiden Direktur Regal Springs Indonesia Juan Carlos Martinez, dan Sekretaris Daerah Pemerintah Provinsi Sumatera Utara Sabrina.
Sammy mengatakan, salah satu upaya Aquafarm saat ini adalah menerapkan dua teknologi ramah lingkungan. Teknologi pertama adalah sistem daur ulang sisa pakan dan sisa pencernaan. Sistem ini menampung sisa pakan dan sisa pencernaan, lalu mengolahnya menjadi pakan ternak dan pupuk.
Teknologi kedua adalah pemberian pakan secara otomatis dengan menggunakan sensor sonar. Alat ini akan mendeteksi perilaku ikan ketika lapar dan kenyang sehingga bisa memberikan pakan dalam jumlah dan waktu yang tepat.
”Kedua teknologi ini akan mengurangi dampak terhadap lingkungan dan juga meningkatkan efisiensi biaya pakan,” ucap Sammy.
Sammy menyebutkan, pihaknya juga menanggapi secara positif teguran tertulis dari Pemprov Sumut yang meminta ada perbaikan tata kelola lingkungan. Ada tiga poin teguran yang disampaikan pada Februari 2019 tersebut, yakni perbaikan instalasi pengolahan limbah cair di unit pengolahan, pengurangan produksi agar sesuai dengan izin, serta revisi dokumen pengelolaan dan pemantauan lingkungan agar sesuai daya dukung.
Menurut Sammy, pihaknya sudah memperbaiki sistem pengolahan limbah cair di unit pengolahan ikan di Kabupaten Serdang Bedagai. Sementara pengurangan produksi dan pengajuan revisi dokumen pengelolaan dan pemantauan lingkungan masih dalam proses.
Sammy mengatakan, produksi Aquafarm saat ini berkisar 27.000 ton per tahun. Menurut dia, produksi itu hanya setengah dari produksi beberapa tahun lalu. Ia berharap, penerapan teknologi bisa meningkatkan daya dukung lingkungan sehingga produksi pun bisa ditingkatkan tanpa tekanan lingkungan yang signifikan.
Achim Eichenlaub menuturkan, Aquafarm sebagai bagian dari Regal Springs kini memulai program transformasi global untuk mengintegrasikan seluruh kegiatan operasional yang memenuhi standar baru industri yang berkelanjutan. ”Saat ini, kami juga mulai meluncurkan produk ke pasar lokal Indonesia,” katanya.
Sabrina menyebutkan, instrumen pengawasan Pemprov Sumut terhadap dampak lingkungan budidaya ikan di Danau Toba adalah Keputusan Gubernur Sumut Nomor 188.44/213/KPTS/2017 tentang Daya Dukung Perairan Danau Toba. Aturan itu menetapkan daya dukung ikan budidaya di Danau Toba maksimal 10.000 ton per tahun pada tahun 2022. Kuota itu termasuk untuk perusahaan dan rakyat.
”Penurunan produksi harus dilakukan secara bertahap agar sesuai daya dukung paling lama pada 2022,” kata Sabrina.
Ia menyatakan, penetapan daya dukung Danau Toba tersebut untuk mempercepat pemulihan perairan Danau Toba dari pencemaran.