Pelaksanaan mudik dan balik Lebaran 2019 di Jawa Tengah dinilai lancar jika dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Namun,ada sejumlah catatan yang perlu diperbaiki untuk tahun depan, yakni rest area yang masih kurang dan sampah yang masih banyak ditemukan di jalan.
Oleh
ADITYA PUTRA PERDANA
·2 menit baca
SEMARANG, KOMPAS - Masa mudik dan balik Lebaran 2019 di Jawa Tengah dinilai lancar jika dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Namun, ada sejumlah catatan, yakni keterbatasan area istirahat (rest area) dan sampah yang masih banyak berserakan di jalan.
Gubernur Jateng Ganjar Pranowo, di sela-sela open house silaturahim di gubernuran, Kota Semarang, Senin (10/6/2019), mengatakan, secara keseluruhan pelaksanaan mudik dan balik di Jateng berjalan baik. Itu tak terlepas dari partisipasi para pihak selama masa mudik dan balik.
Namun, kesiapan rest area ke depan perlu dioptimalkan guna melayani para pengguna tol. "Rest area penting dan (pembangunannya) harus dipercepat. Selain itu, yang menjadi perhatian serius kami ialah sampah karena menjadi tontonan yang tidak bagus," ujar Ganjar.
Ganjar menambahkan, perlu ada perubahan perilaku guna mengatasi persoalan sampah. Pihaknya pun berencana membuat kongres guna meningkatkan kepedulian masyarakat akan sampah. Baik dari sisi sosial, psikologis, teknologi, termasuk pemanfaatan dan pengelolaannya.
Sebelumnya, Ketua Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) Soerjanto Tjahjono mengatakan, terdapat sejumlah catatan terkait keselamatan yang perlu dievaluasi pemerintah pada masa mudik dan arus balik Lebaran tahun ini. (Kompas, 10/6)
”Kami melihat sejumlah faktor yang menyebabkan kecelakaan dan kelelahan pemudik, seperti belum memadainya jumlah rest area di jalan tol. Oleh sebab itu, masyarakat selalu kami imbau untuk beristirahat di luar tol,” ujar Soerjanto Tjahjono, Minggu (9/6/2019).
Menurut dia, minimnya jumlah tempat istirahat di jalan tol menyebabkan pemudik sulit mencari tempat istirahat saat kelelahan. Faktor kelelahan ini menjadi salah satu penyebab kecelakaan di jalan tol.
Pada arus balik Sabtu (8/6) lalu, kepadatan terjadi di Tol Semarang-Solo, yang membuat kepolisian menerapkan sistem one way atau satu arah dari KM 441 di Bawen, Kabupaten Semarang, hingga GT Kalikangkung Semarang. Sejumlah rest area ditutup untuk mengantisipasi tersendatnya arus.
Berdasarkan data PT Trans Marga Jateng (TMJ), selaku pengelola Tol Semarang-Solo, pada Sabtu lalu, terdapat 97.327 kendaraan yang melintas di GT Banyumanik dan 70.201 di antaranya ke arah Semarang/Jakarta. "Pada hari tersebut puncak arus balik," ujar Manajer Layanan Transaksi Tol Semarang-Solo Anton Yusuf.
Selain kesiapan sarana di jalan tol dan jalan nasional, Ganjar mengapresiasai pelaksanaan mudik dengan kereta api dan kapal laut. "Mudik massal dengan kereta api dan kapal sangat membantu, terlebih jika sepeda motor ikut dinaikkan. Itu mengurangi kecelakaan di jalan raya," katanya.