Pergerakan tanah yang menyebabkan sejumlah bangunan di kompleks IAIN Ambon, Maluku, rusak, menjadi "alarm" tanda bahaya bagi daerah perbukitan kota tersebut.
Oleh
FRANSISKUS PATI HERIN
·3 menit baca
Fondasi gedung perpustakaan di kompleks Institut Agama Islam Negeri Ambon, Maluku, Senin (10/6/2019), telah terbenam sekitar 2 meter dari posisi semula. Permukaan tanah di sekitar gedung itu pun terbelah dan kian melebar seiring intensitas hujan yang terus mengguyur Kota Ambon setiap hari selama lebih dari satu pekan terakhir.
Gedung perpustakaan berlantai tiga yang mulai digunakan tahun 2011 itu rusak total. Akibat terseret pergerakan tanah, bangunan yang simetris itu kini miring tak beraturan. Dinding dan tiang utama gedung sebagian sudah retak dan roboh. ”Kalau hujan terus, tanah semakin labil, gedung ini menunggu waktu akan tumbang,” ujar Abidin Wakano, pengajar di kampus tersebut.
Di samping gedung itu ada bangunan satu lantai dengan atap dan dinding dicor beton. Gedung untuk generator set (genset) kampus itu tampak utuh, tapi sudah ambles jauh dari posisi awal. ”Dulu fondasinya sejajar dengan ini,” ucap Abidin sambil menunjuk saluran air yang kini lebih tinggi 3 meter dari fondasi dimaksud.
Hujan akan terjadi hingga Agustus. Kondisi ini berpotensi menyebabkan banjir dan longsor.
Sebagian gedung di IAIN Ambon yang sedang dipersiapkan menjadi universitas itu darurat longsor. Bangunan lain yang rusak parah adalah laboratorium MIPA yang berusia hampir 10 tahun dan auditorium yang baru akan digunakan untuk wisuda bulan Juni ini. Bangunan lain yang rusak ringan belum terdata.
Pergerakan tanah tak memandang gedung lama atau gedung baru. Kondisi tanah yang tidak solid akan rawan jika hujan dengan intensitas lebat terus mengguyur. BMKG Stasiun Meteorologi Pattimura mencatat, curah hujan dalam satu pekan terakhir tergolong ekstrem. Pada 5 Juni lalu, misalnya, curah hujan mencapai 194,9 milimeter (mm).
Normalnya, curah hujan selama bulan Juni maksimal 602 mm. Secara periodik, bulan Juni merupakan musim hujan di Maluku. Ayufitriya, prakirawan lembaga tersebut, mengatakan, hujan akan terjadi hingga Agustus. Kondisi ini berpotensi menyebabkan banjir dan longsor, terlebih di daerah perbukitan yang sudah menunjukkan tanda-tanda.
Kompleks IAIN Ambon yang berdiri dalam areal 25 hektar itu berada di perbukitan dengan kontur tanah yang rapuh. Terseretnya gedung perpustakaan, laboratorium MIPA, dan auditorium sudah memberi alarm yang tegas betapa bahayanya kondisi tempat lebih kurang 6.000 mahasiswa menempuh pendidikan tinggi itu.
Sambil menunggu kajian dari pakar geologi, Rektor IAIN Ambon Hasbollah Toisuta tampaknya juga sudah menyadari bahaya itu. Hasbollah dan tim rektorat mewacanakan pembangunan kampus baru di Liang, Kabupaten Maluku Tengah, yang berjarak sekitar 39 kilometer arah timur Kota Ambon. Nantinya akan ada dua kampus. Kampus sekarang sebagai kampus utama.
Alarm Ambon
Pergerakan tanah di IAIN menjadi alarm pula bagi Ambon, kota yang tumbuh mulai dari tepi pantai dengan jarak kurang dari 1 kilometer ke darat dan langsung dicegat bukit dengan rata-rata sudut kemiringan sekitar 45 derajat. Kemiringan ini menandakan Ambon, yang rentan gempa dan tsunami itu, juga rawan longsor.
Terbukti, tahun 2012 dan 2013, belasan orang meninggal akibat longsor di kawasan Batugajah. Tahun 2017, satu orang tewas akibat longsor di Karangpanjang. ”Ini tidak menutup kemungkinan terulang kembali di tempat yang sama ataupun di tempat lain,” ucap Sekretaris Kota Ambon AG Latuheru.
Kendati bahaya kini di depan mata, permukiman di kawasan perbukitan terus tumbuh tanpa peduli. Pemerintah tak berdaya menghadapi masyarakat yang nekat membangun dengan alasan tak ada lahan.
Wilayah Kota Ambon sempit, sementara jumlah penduduk terus tumbuh. Sensus Penduduk 2010 atau sembilan tahun silam menunjukkan 331.254 jiwa menghuni Kota Ambon.
Diperlukan keseriusan untuk mengatur tata ruang wilayah seluas 298,6 kilometer persegi yang didominasi perbukitan itu. Selain itu, upaya mitigasi bencana juga perlu disiapkan.
Longsor di IAIN telah membunyikan alarm keras untuk Kota Ambon. Longsor di IAIN menunjukkan bahaya kini ada di depan mata.