JAKARTA, KOMPAS - Beberapa rumah sakit tempat para korban kerusuhan dan demonstrasi hasil Pemilu 2019 dirawat, Kamis (23/5/2019), didatangi sejumlah warga yang kehilangan anggota keluarganya. Contohnya Rizki, mendatangi RSUD Tarakan, Jakarta, untuk mencari sepupunya, Muhammad Rafli (14).
Menurut Rizki, pada Rabu kemarin, ia dan Rafli pergi ke daerah Jalan MH Thamrin untuk mengikuti pengajian. Namun keduanya terpisah saat kerusuhan terjadi di tengah demonstrasi hasil Pemilu 2019 di daerah itu.
"Kami terpisah karena terkena gas air mata. Sampai Kamis dini hari, saya tidak menemukan Rafli," ucap Rizki, warga Kalideres, Jakarta Barat ini.
Nurhayati, warga Rawa Buntu, Tangerang Selatan, ini juga mendatangi RSUD Tarakan mencari anaknya, Rizki (17). Menurutnya, anaknya hilang sejak Rabu malam lalu.
Terakhir kali Nurhayati memperoleh kabar dari anaknya pada Rabu malam. Menurutnya, saat itu anaknya sempat berada di kawasan Petamburan, salah satu tempat kerusuhan hasil Pemilu 2019 terjadi.
"Dari kemarin sampai hari ini, saya belum ketemu anak saya," kata Nurhayati.
Namun karena belum memperoleh kabar terkait keberadaan anaknya di RSUD Tarakan, Nurhayati pun berencana mencari anaknya di rumah sakit lain. Rencananya ia akan mencarinya ke sejumlah rumah sakit di kawasan Tanah Abang dan Petamburan.
Sementara hingga Kamis siang, ada 11 pasien korban demonstrasi hasil Pemilu 2019 yang masih dirawat di Rumah Sakit Umum Daerah Tarakan, Jakarta Pusat. Dari total 168 korban yang dirawat di rumah sakit itu, mayoritas dinyatakan pulang dan 3 meninggal dunia.
Berdasarkan keterangan yang diumumkan di papan tulis di rumah sakit, 11 orang yang masih dirawat itu semua laki-laki berusia 14-56 tahun. Umumnya yang dirawat itu berusia di bawah 30 tahun.
Sementara itu, korban meninggal dunia adalah Adam Nooryan (17) yang beralamat di Tambora, Jakarta Barat, serta Widianto Rizky (19) yang hanya disebutkan dievakuasi dari Petamburan. Korban tewas terakhir bernama Sandro (30) asal Tangerang Selatan dilaporkan meninggal pada Kamis dini hari.
Sebelumnya, pada Rabu (22/5/2019), Reggy Sobari dari Humas RSUD Tarakan menyatakan, dua korban tewas pertama ditemukan luka lubang pada tubuhnya, yakni Adam dan Widianto. Penyebab luka itu tidak bisa dipastikan, sebab pihak keluarga tidak mengizinkan rumah sakit untuk melakukan autopsi. Reggy juga tidak sempat melihat jenazah mereka secara langsung karena langsung dibawa ke RS Polri, Jakarta Timur.
Namun hingga kini, belum ada keterangan resmi dari rumah sakit mengenai penyebab kematian Sandro.
Sementara itu di Rumah Sakit Budi Kemuliaan, Jakarta Pusat, ada 3 korban demonstrasi hasil Pemilu 2019 yang dirawat di rumah sakit itu. Sebelumnya, pada Rabu (22/5/2019), satu korban meninggal di rumah sakit itu, yakni Farhan asal Depok.
Direktur Manajemen Pelayanan Medis RS Budi Kemuliaan, Muhammad Rifki mengatakan, 3 korban yang masih dirawat itu kini dalam persiapan pulang. "Ketiganya dalam persiapan pulang," ucapnya.
Hingga Kamis siang, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta mengumumkan total ada 8 korban tewas akibat kerusuhan. Sebanyak 3 korban tewas dari RSUD Tarakan, 1 korban tewas dari RS Budi Kemuliaan, 1 dari RS Angkatan Laut Mintohardjo, 2 dari RS Pelni, dan 1 dari RS Dharmais.