Sekitar 3.000 orang mengikuti ”Umbul Donga Warga Solo 1.001 Tumpeng” yang digelar untuk mensyukuri pemilu 2019 di Solo yang berjalan aman dan damai di Solo, Jawa Tengah, Kamis, (23/5/2019). Warga juga mensyukuri terpilihnya Joko Widodo dan Ma’ruf Amin sebagai presiden dan wakil presiden RI periode 2019-2024.
Oleh
ERWIN EDHI PRASETYA
·2 menit baca
SOLO, KOMPAS — Sekitar 3.000 orang mengikuti acara ”Umbul Donga Warga Solo 1.001 Tumpeng” yang digelar untuk mensyukuri Pemilu 2019 yang berjalan aman dan damai di Solo, Jawa Tengah, Kamis, (23/5/2019). Warga juga bersyukur atas terpilihnya Joko Widodo dan Ma’ruf Amin sebagai presiden dan wakil presiden RI periode 2019-2024.
Kegiatan ini diawali kirab dengan membawa 1.001 nasi tumpeng dari halaman gedung kantor Wali Kota Solo menuju Pendhapi Gede di Balai Kota Solo. Kirab ini diikuti tokoh masyarakat dan agama, seniman, warga, dan pegawai negeri sipil. Wali Kota Solo FX Hadi Rudyatmo dan Wakil Wali Kota Solo Achmad Purnomo turut ikut kirab sambil membawa tumpeng. Acara ini diisi juga dengan buka puasa bersama.
Penasihat panitia pelaksana, Husein Syifa, mengatakan, ada sekitar 3.000 warga yang hadir dari berbagai elemen masyarakat. Termasuk di antaranya fakir miskin. ”Ini kegiatan masyarakat Solo. Dari warga Solo untuk mensyukuri pemilu yang aman dan lancar,” ujarnya di Solo, Kamis.
Rudyatmo mengatakan, selain mensyukuri pemilu yang berjalan aman dan damai di Solo ataupun Indonesia secara umum, kegiatan ini sekaligus untuk mendoakan para pahlawan demokrasi. Mereka adalah para penyelenggara pemilu, seperti anggota Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara, Panitia Pemungutan Suara, dan Panitia Pemilihan Kecamatan, yang meninggal saat bertugas. Jasa mereka sangat besar menyelenggarakan pemilu jujur dan adil.
”Ini juga wujud syukur calon presiden dan wakil presiden Joko Widodo-Ma’ruf Amin karena mendapatkan dukungan 55,5 persen dalam pemilu presiden. Harapan kami, dengan umbul donga (unjuk doa) ini semoga Pak Joko Widodo akan memimpin bangsa dan rakyat Indonesia menuju sebuah keadilan dan kemakmuran,” katanya.
Menurut Rudyatmo, proses panjang pemilu yang berjalan aman dan damai menunjukkan masyarakat Solo semakin dewasa dalam berpolitik, berdemokrasi, berbangsa, dan bernegara. Karena itu, pihaknya meyakini, kerusuhan yang terjadi di Jakarta pada 21-22 Mei tidak akan merembet ke Solo. Pasalnya, Solo telah memiliki pengalaman pahit kerusuhan tahun 1998 dan 1999. Hal itu membuat masyarakat tidak menginginkan hal itu terulang lagi.
”Masyarakat Solo sudah cerdas. Tidak ada untungnya (kerusuhan), karena kalau terjadi seperti di Jakarta kemarin, yang rugi adalah rakyat sendiri,” kata Rudyatmo.