Tangani Kasus Pemalakan, Mapolsek Waigete di Papua Dibakar Warga
Markas Polsek Waigete di Kabupaten Deiyai, Papua, dibakar sekitar 50 orang pada Selasa (21/5/2019) malam pukul 18.30 WIT.
Oleh
FABIO COSTA
·2 menit baca
JAYAPURA, KOMPAS — Sekitar 50 warga membakar Markas Kepolisian Sektor Waigete di Kabupaten Deiyai, Papua, Selasa (21/5/2019) malam. Kondisi ini dipicu adanya penangkapan pelaku pemalakan di Jalan Poros Kampung Waigete II bernama Melianus Dogopia.
Kepala Bidang Humas Polda Papua Komisaris Besar Ahmad Mustofa Kamal di Jayapura pada Rabu (22/5/2019) ketika dikonfirmasi membenarkan insiden pembakaran Markas Polsek Waigete.
Ia mengatakan, insiden ini bermula dari Melianus yang menyerang seorang sopir dan mobilnya di Jalan Poros Kampung Waigete II sekitar pukul 17.00 WIT. Pelaku meminta uang kepada sopir tersebut.
Sekitar 15 menit kemudian, salah seorang anggota Polsek Waigete tiba di lokasi untuk menghentikan aksi Melianus. Namun, Melianus pun marah dan menyerang serta merusak kaca mobil patroli yang dikendarai anggota polisi tersebut. Dia pun lantas kembali ke rumah setelah melakukan aksinya.
Pihak keluarga pelaku tak terima dengan penangkapan tersebut. Sekitar 50 orang akhirnya melakukan penyerangan serta membakar Markas Polsek Waigete pukul 18.30 WIT. Mereka pun membakar dua mobil patroli, satu mobil warga, dan dua kios.
Sekitar pukul 18.00 WIT, tiga anggota Polsek Waigete tiba di rumah Melianus dan hendak menangkap dirinya. Melianus melawan dengan menggunakan busur panah sehingga tiga anggota sempat melepaskan tembakan peringatan, tetapi tidak digubris pelaku. Untuk menyelamatkan diri, anggota Polsek Waigete terpaksa melepaskan tembakan ke arah paha Melianus.
"Pihak keluarga pelaku tak terima dengan penangkapan tersebut. Sekitar 50 orang akhirnya lalu melakukan penyerangan serta membakar Markas Polsek Waigete pukul 18.30 WIT. Mereka pun membakar dua mobil patroli, satu mobil warga, dan dua kios,” papar Ahmad.
Ahmad menuturkan, aparat Polsek Waigete telah membawa pelaku untuk mendapatkan perawatan medis yang lebih memadai di Rumah Sakit Umum Daerah Nabire.
Diduga korban pelecehan
Ia pun membantah terdapat korban warga sipil yang meninggal dalam bentrokan dengan aparat saat terjadi pembakaran Mapolsek Waigete meski ada tiga perempuan yang diduga menjadi korban pelecehan seksual oleh keluarga pelaku.
”Pelaku pelecehan terhadap tiga perempuan itu juga sedang dicari,” ujarnya sembari menambahkan, saat ini anggota Polres Paniai dan Brimob Nabire berupaya menjaga keamanan di Waigete, ibu kota Deiyai, supaya kondusif.
[caption id="attachment_10468564" align="alignnone" width="1024"] Anggota Brimob Nabire sementara berpatroli di Waigete, Deiyai, Rabu (22/5/2019).[/caption]
Pastor Santon Tekege yang dihubungi dari Jayapura mengatakan, aktivitas warga di Waigete lumpuh total pasca-insiden tersebut. ”Saat ini tak terlihat aktivitas pemerintahan, pelayanan kesehatan, dan pendidikan. Semua warga takut beraktivitas di luar rumah,” ucap Santon.