Kepastian Memberikan Momentum
JAKARTA, KOMPAS
Penetapan hasil Pemilu 2019 oleh Komisi Pemilihan Umum memberi kepastian bagi pelaku usaha. Dengan kepastian itu, pengusaha dapat menyusun strategi dan melanjutkan langkah bisnis.
Di pasar saham, kepastian tersebut mendongkrak Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). Pada Selasa (21/5/2019), IHSG menguat 0,749 persen ke level 5.951,372. Namun, investor asing membukukan jual bersih Rp 643,13 miliar.
Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Hariyadi Sukamdani menilai, pengumuman KPU semakin meyakinkan investor, baik di dalam negeri maupun luar negeri, bahwa ekonomi Indonesia akan maju. Apalagi, investor berkepentingan mengembangkan investasi dan usaha dalam jangka panjang.
Lebih lanjut Hariyadi menyarankan, untuk menarik investasi lebih besar, pola pikir dan perilaku birokrat mesti diubah. Pegawai negeri sipil di pemerintah pusat dan daerah, apalagi yang berhubungan dengan investor, harus produktif dan memiliki etos kerja.
Secara terpisah, Ketua Umum Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Indonesia, Adhi S Lukman, menyebutkan, keberlanjutan dan kepastian usaha mesti dipadukan dengan langkah bersama untuk Tanah Air.
Wakil Ketua Umum Bidang Perdagangan Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Benny Soetrisno menyampaikan, pemenang Pemilu sudah ditetapkan, sehingga tinggal menunggu struktur kabinet. "Sekarang tinggal wait (menunggu), karena worry (kekhawatiran) dan see (melihat)-nya sudah lewat," ujarnya.
Sementara
Sentimen positif hasil Pemilu 2019 ke pasar modal diperkirakan hanya sementara. Stabilitas nilai tukar dan neraca perdagangan masih jadi pertimbangan utama investor untuk masuk ke pasar saham.
Pendiri LBP Institute, Lucky Bayu Purnomo, berpendapat, pergerakan IHSG menunjukkan pelaku pasar masih cenderung menunggu dan berhati-hati atas potensi dinamika politik yang terjadi hingga pelantikan Presiden-Wakil Presiden pada Oktober 2019.
Sementara, Direktur Investa Saran Mandiri, Hans Kwee mengatakan, selain sentimen hasil Pemilu 2019, penguatan IHSG dalam dua hari terakhir terjadi karena secara teknis kondisi pasar sudah memasuki area jenuh jual.
“Sebelumnya pasar melemah terlalu banyak akibat kekhawatiran perang dagang kemudian neraca perdagangan kita kemarin tidak terlalu bagus. Hal ini menyebabkan pasar anjlok sepekan ke belakang,” ujarnya.
Menurut Hans, investor asing baru akan masuk lagi ke pasar modal saat defisit transaksi berjalan Indonesia dapat dikurangi.
Pada triwulan I-2019, transaksi berjalan Indonesia defisit 6,966 miliar dollar AS atau 2,6 persen produk domestik bruto (PDB). Defisit ini lebih dalam daripada triwulan I-2018, yakni 5,196 miliar dollar AS atau 2,01 persen PDB.
investor asing baru akan masuk lagi ke pasar modal saat defisit transaksi berjalan Indonesia dapat dikurangi.
Direktur Keuangan OT Trans Power Marine Tbk, Rudy Sutiono, menyebutkan, kepastian hasil Pemilu 2019 membuat kegiatan bisnis menjadi lebih mudah.
"Kalau belum ada kepastian, pengusaha akan bingung," katanya.
Adapun Direktur Senior Grup Ciputra, Artadinata Djangkar, mengemukakan, momentum Pemilu yang sudah usai merupakan saat yang tepat bagi pengembang untuk bersiap-siap dan lebih aktif meluncurkan produk. Kini, pengembang menanti sektor properti membaik.
“Ini momentum pengembang mulai bergerak untuk produksi,” katanya. (CAS/FER/ARN/LKT/DIM)