Di Stasiun Tigaraksa, Polisi Cegah Anak di Bawah Umur Ikut Demo ke Jakarta
Belasan anak di bawah umur yang mengaku hendak ke Jakarta untuk mengikuti aksi demonstrasi dihadang jajaran Polres Kota Tangerang di Stasiun Tigaraksa, Kabupaten Tangerang, Rabu (22/5/2019).
Oleh
Khaerudin
·2 menit baca
TANGERANG, KOMPAS — Belasan anak di bawah umur yang mengaku hendak ke Jakarta untuk mengikuti aksi demonstrasi dihadang jajaran Polres Kota Tangerang di Stasiun Tigaraksa, Kabupaten Tangerang, Rabu (22/5/2019). Mereka dihadang saat hendak menumpang kereta dengan tujuan Stasiun Tanah Abang, Jakarta.
Kepala Polres Kota Tangerang Komisaris Besar Sabilul Alif mengatakan, anak-anak tidak seharusnya mengikuti aksi demonstrasi. Menurut dia, sebagian peserta demonstrasi yang dicegah berangkat ke Jakarta berstatus pelajar.
”Selain sekolah, mereka juga mengaku sebagai santri. Keterangan itu masih kita dalami,” ujar Sabilul.
Sabilul mengaku prihatin mengingat anak-anak itu tidak membawa uang yang cukup. Uang yang mereka bawa, lanjutnya, hanya cukup untuk membayar tiket kereta sekali jalan. ”Bagaimana kalau mereka lapar? Atau ada kejadian lain di luar dugaan mereka? Sementara mereka tidak cukup membawa perbekalan,” ucapnya.
Sabilul mengatakan sudah memberikan pemahaman kepada anak-anak tersebut. Ia juga menyebutkan akan menugaskan anggota untuk berkomunikasi dengan orangtua dan guru dari anak-anak itu. ”Kami pulangkan ke rumahnya masing-masing,” ujarnya.
Senjata tajam
Selain itu, menurut Sabilul, polisi juga mengamankan sejumlah orang yang hendak mengikuti demonstrasi di Jakarta, tetapi membawa senjata tajam. ”Kami amankan mereka karena saat barang bawaan mereka diperiksa, ditemukan membawa senjata tajam,” katanya.
Selain membawa senjata tajam, ujar Sabilul, belasan penumpang itu juga kedapatan membawa beberapa kemas pasta gigi. Saat ditanyai, lanjutnya, pasta gigi itu sengaja dibawa sebagai persiapan andai polisi menembakkan gas air mata.
”Belasan orang itu juga mengakui bahwa mereka hendak ke Jakarta untuk mengikuti aksi demonstrasi di Gedung KPU,” ujarnya.
Sabilul belum dapat memastikan dari mana belasan orang itu berasal. Pasalnya, katanya, belasan orang itu tidak melengkapi diri dengan kartu identitas. Untuk kepentingan penyelidikan, lanjutnya, belasan orang itu pun diamankan.
”Kami bawa mereka ke kantor untuk dimintai keterangan lebih lanjut,” ucap Sabilul. (*)