JAKARTA, KOMPAS – Pemerintah memastikan lubang-lubang di jalan nasional akan ditutup dan siap dilalui sebagai jalur mudik setidaknya pada 10 hari sebelum Lebaran atau H-10. Perbaikan masih berlangsung di sejumlah titik di ruas jalan nasional jalur pantai utara Jawa dan jalan nasional di Sumatera.
Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Basuki Hadimuljono di Jakarta, Jumat (17/5/2019) mengatakan, pemerintah masih memperbaiki jalan nasional di beberapa titik agar siap dilalui ketika mudik. Perbaikan seperti penutupan lubang ditargetkan selesai 10 hari menjelang lebaran.
“Untuk bisa mudik nyaman syaratnya ada 3, yaitu prasarananya tersedia, manajemen lalu lintas diatur dengan baik, dan para pemakainya itu mengikuti aturan yang diterapkan,” kata Basuki.
Tersambungnya tol dari Merak sampai Probolinggo sepanjang 965 kilometer diproyeksikan akan mendorong sebagian masyarakat untuk mencoba melewatinya saat mudik nanti. Meski demikian, Basuki memastikan jalan nasional non tol tetap akan disiapkan bagi pemudik.
Saat ini masih terdapat perbaikan di jalur Pantai Utara atau Pantura di beberapa titik. Jalur Pantura dengan panjang 1.341 km akan menjadi salah satu jalur utama bagi pemudik, termasuk pemudik dengan sepeda motor. Kepadatan jalur Pantura diproyeksikan akan mencapai angka 0,85. Jika lebih dari 1 menandakan arus lalu lintas padat atau macet.
Perbaikan juga dilakukan di jalan nasional di Sumatera. Beberapa wilayah yang jalan nasionalnya rusak berat dan kini tengah diperbaiki berada di antara Palembang sampai Batas Jambi, yakni di Banyuasin dan Ogan Komering Ilir. “Saat ini sedang dikerjakan dan semoga H-10 nanti sudah lebih baik kondisinya,” ujar Basuki.
Untuk Jalur Pantura, Basuki memastikan ketika mudik nanti tidak ada lagi lubang di jalan nasional, seperti di Jalan Kalimalang. Sebab, jalur tersebut akan dilewati pemudik yang menggunakan sepeda motor. Meski demikian, Basuki berharap pemudik sepeda motor beristirahat setiap 2 jam sebagaimana diminta pihak Kepolisian.
Secara terpisah, Ketua Umum Ikatan Pengusaha Otobus Muda Indonesia (IPOMI) Kurnia Lesani Adnan mengatakan, kondisi jalan nasional yang rusak masih terjadi di beberapa titik, seperti di Sumatera Selatan, Jambi, Riau, dan Sumatera Utara. Ada yang kondisi jalannya mengelupas maupun rusak parah seperti di Sungai Lilin, Musi Banyuasin, Sumsel.
Menurut Kurnia, kondisi rusak tersebut telah terjadi sejak tahun lalu. Dan selama ini, metode perbaikan yang dilakukan pemerintah hanya tambal sulam.
“Kami berharap pemerintah segera menyelesaikannya agar arus mudik lancar. Jangan hanya fokus ke jalan tol saja karena tol tetap perlu jalan penghubung,” kata Kurnia.
Diskon tarif tol
Kepala Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) Danang Parikesit mengatakan, pemerintah memang berharap agar badan usaha jalan tol memberikan diskon tarif tol ketika mudik nanti sebagaimana diberikan pada tahun lalu. Meski demikian, hal itu sepenuhnya merupakan inisiasi badan usaha jalan tol, bukan wewenang pemerintah.
“Itu mesti sukarela dari badan usaha dan memang tidak diatur. Kami serahkan kepada mereka,” kata Danang.
Direktur Operasi PT Jasa Marga (Persero) Tbk Subakti Syukur mengatakan, kemungkinan diskon masih dibicarakan dengan sesama badan usaha jalan tol yang tergabung di dalam Asosiasi Jalan Tol Indonesia (ATI).
Menurut Subakti, di dalam forum ATI tersebut, pihaknya mengusulkan pemberian diskon sebesar 10 persen. Diskon diberikan pada hari-hari puncak mudik. “Ini masih dibicarakan,” kata Subakti.
Sementara itu, Sekretaris Jenderal ATI Kris Ade Sudiyono mengatakan, persiapan yang baik sangat diperlukan agar mudik nanti dapat berjalan lancar dan aman. Untuk itu, beberapa hal seperti rekayasa lalu lintas, kesiapan tempat sitirahat, fasilitas pengisian uang elektronik mesti benar-benar disiapkan.
Oleh karena itu, lanjut Kris, semua sumber daya termasuk dana lebih baik difokuskan untuk penyelenggaraan mudik agar lancar dan aman dibandingkan mengkompensasi biaya akibat diskon.