Pengawasan Cacar Monyet di Bandung Gunakan Termometer Infrared Nonkontak
Pihak Bandara Internasional Husein Sastranegara, Kota Bandung, Jawa Barat, sementara waktu ini menggunakan termometer infrared nonkontak untuk memantau kedatangan penumpang dari luar negeri, Kamis (16/5/2019).
Oleh
SAMUEL OKTORA
·2 menit baca
BANDUNG, KOMPAS — Pihak Bandar Udara Internasional Husein Sastranegara, Kota Bandung, Jawa Barat, sementara waktu ini menggunakan termometer infrared nonkontak untuk memantau kedatangan penumpang dari luar negeri, Kamis (16/5/2019).
Penggunaan alat tersebut untuk pengawasan dalam mengantisipasi penyebaran virus cacar monyet (monkeypox), yang sebelumnya penyakit itu ditemukan pada seorang pria (38) dari Nigeria yang tiba di Singapura pada 28 April 2019.
Adapun penggunaan termometer jenis itu sebagai alternatif karena alat pemindai suhu tubuh (thermal scanner) yang dimiliki bandara ini rusak.
”Fungsi alat ini tetap sama dengan thermal scanner. Berhubung alat ini rusak, sementara menggunakan termometer tembak (infrared nonkontak). Thermal scanner sementara akan meminjam dulu dari BIJB (Bandara Internasional Jawa Barat),” kata General Manager PT Angkasa Pura II (Persero) Bandara Internasional Husein Sastranegara Andika Nuryaman di Bandung, Kamis.
Bandara Husein Sastranegara melayani penerbangan rute Bandung-Singapura, dan pada Kamis terdapat tiga jadwal kedatangan dari Singapura, yakni maskapai AirAsia pukul 13.00 dan 14.30 serta SilkAir sekitar pukul 09.00.
Fungsi alat ini tetap sama dengan thermal scanner. Berhubung alat ini rusak, sementara menggunakan termometer tembak (infrared nonkontak). Thermal scanner sementara akan meminjam dulu dari BIJB.
Pemeriksaan suhu tubuh penumpang itu dilakukan petugas Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) Bandung. Penumpang yang datang dan mengantre di imigrasi kemudian disisir oleh petugas KKP. Satu per satu penumpang dipindai pada bagian dahi dengan menggunakan termometer tersebut.
”Sementara ini menggunakan termometer (infrared nonkontak). Kami mendapat informasi thermal scanner dari Kertajati Kabupaten Majalengka (BIJB) baru dikirim siang ini. Diupayakan besok (Jumat) sudah dapat digunakan,” ucap petugas bagian epidemiologi KKP Bandung, Frenita Purba.
Ia menuturkan, hingga saat ini belum ditemukan penumpang yang dicurigai terjangkit virus cacar monyet.
Alat pemindai
Menurut Frenita, dengan penggunaan alat pemindai suhu tubuh atau termometer infrared nonkontak, jika penumpang dalam kondisi suhu tubuh panas, suhu 37,5 derajat celsius ke atas akan terdeteksi oleh alat tersebut yang akan mengeluarkan bunyi alarm.
Pihak KKP Bandung sudah menyediakan satu ruang isolasi untuk pemeriksaan bagi penumpang yang dicurigai terjangkit.
Penumpang akan diobservasi dan diberi obat penurun panas. Jika dalam waktu 2-3 jam kondisinya baik dan demam telah turun, penumpang tersebut diperbolehkan pulang atau meninggalkan ruang isolasi. Namun, sebaliknya, apabila kemudian kondisi kesehatan penumpang makin menurun, akan diambil tindakan medis lebih lanjut.
”Sejauh ini, dari pantauan belum ada penumpang yang dicurigai terjangkit cacar monyet,” ujarnya.
Frenita mengatakan pula, pantauan terhadap penumpang di terminal kedatangan internasional itu ditujukan bukan hanya pada penumpang dari Singapura.
”Penumpang yang datang dengan penerbangan dari Malaysia juga tetap dipantau, tapi pengawasan lebih ditingkatkan terutama terhadap penumpang dari Singapura,” ucap Frenita.