Patroli Polisi Menjamin Ibu Kota Aman dari Tindak Kejahatan
Warga ibu kota Jakarta dalam sepekan ini dibuat resah dan cemas setelah video tawuran, aksi begal, dan konvoi remaja yang membawa senjata tajam beredar di media sosial.
Oleh
FRANSISKUS WISNU WARDHANA DHANY
·3 menit baca
Warga ibu kota Jakarta dalam sepekan ini dibuat resah dan cemas setelah video tawuran, aksi begal, dan konvoi remaja yang membawa senjata tajam beredar di media sosial. Bahkan, beredar pula pesan berantai tentang perekrutan anggota geng yang mencari korban mereka secara acak.
Mansyur Wahyudi (24), misalnya, karyawan swasta, menyaksikan video aksi begal dan konvoi remaja yang membawa senjata tajam di Instagram. Ia mengatakan, ada niat buruk dari perekam, termasuk orang-orang yang beraksi di video tersebut.
”Ya seram. Apalagi kalau pulang kerja sudah malam. Ngeri, motor gue enggak bisa dikebut. Kalau pulang malam, jadinya suka pesan Go-Jek atau bareng teman yang searah,” ucap Mansyur di Jakarta, Kamis (16/5/2019).
Mansyur merasa waswas ketika harus pulang antara pukul 23.00 dan 01.00. Saat berkendara, ia menaruh curiga pada orang-orang yang bergerombolan di pinggir jalan dan berharap takkan bertemu geng seperti terlihat di video itu.
Anastasia Laurensia (25) juga melihat video tersebut dari media sosial. Ia menuturkan, berdasarkan desas-desus, salah satu lokasi di video berada di Jakarta Selatan.
”Enggak pernah lihat langsung aksi seperti di video. Namun, kabarnya kejadiannya di daerah dekat indekos (Jakarta Selatan). Harus lebih hati-hati, kurangi kebiasaan pulang malam hari,” kata Anastasia.
Aman
Menyikapi beredaranya video tersebut, Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda Metro Jaya Komisaris Besar Argo Yuwono memastikan, Jakarta dalam kondisi aman dan terkendali.
Namun, masyarakat diminta tetap tenang dan memastikan terlebih dahulu kebenaran video tindak kejahatan yang beredar melalui media sosial. ”Jakarta aman. Perekrutan geng sudah diatasi. Itu kasus lama, tahun lalu,” ucap Argo.
Berkaitan dengan keresahan masyarakat, Tim Khusus Antibandit Polda Metro Jaya menggelar patroli. Patroli ini berlangsung sejak Rabu (15/5/2019) malam sampai Kamis dini hari tadi.
Tim dipimpin Komisaris Jarono dengan mengerahkan dua mobil operasional dan satu bus menyusuri Ibu Kota. Penyusuran dimulai dari Jalan Gatot Subroto menuju Bundaran HI, terus ke Harmoni dan Stasiun Senen, Jakarta Pusat.
Dari sana tim bergerak ke Pulogadung, Cawang, dan kembali ke Polda Metro Jaya. Rute yang ditempuh merupakan titik-titik rawan terjadi tawuran ataupun tindakan kriminal lain.
Pembinaan
Tawuran, begal, dan tindakan kriminal jalanan lain menjadi persoalan di sejumlah kota di Indonesia. Menurut sosiolog Imam B Prasodjo, usia pelaku berkisar 15-30 tahun.
”Usia di mana energi meluap-luap dan butuh penyaluran yang tepat. Jika tidak tepat, yang terjadi hal-hal merusak seperti kejahatan,” ucap Imam.
Ia mengatakan, ruang terbuka hijau, taman, dan fasilitas publik lain tersedia bagi generasi muda untuk berkreasi. Namun, tidak terjadi pembinaan atau kegiatan berkesinambungan.
”Anak muda lantas berkelompok, bahkan membentuk geng. Pemimpinnya tidak punya visi dan misi ke arah positif. Ujung-ujungnya, energi tersalurkan ke tawuran dan hal negatif lainnya,” lanjutnya.
Ruang terbuka hijau, taman, dan fasilitas publik lain tersedia bagi generasi muda untuk berkreasi. Namun, tidak terjadi pembinaan atau kegiatan berkesinambungan.
Kriminolog Muhammad Mustofa menambahkan, budaya kekerasan kolektif ini dipengaruhi juga oleh ulah tokoh-tokoh masyarakat yang mengedepankan penyelesaian masalah dengan kekerasan.
”Kurangi contoh pilihan kekerasan, baik sikap para pemimpin, tayangan TV, maupun media. Perkuat aparat penegak hukum agar mampu melakukan langkah pencegahan melalui patroli intensif. Juga penting mengembangkan budaya anti-kekerasan melalui berbagai media (cetak, elektronik, sosial),” tuturnya.