Terus Diserang, Patroli Pengamanan di Nduga Segera Dievaluasi
TNI Angkatan Darat segera mengevaluasi patroli pengamanan di Kabupaten Nduga, Papua, untuk mengantisipasi serangan kelompok kriminal bersenjata Egianus Kogoya.
Oleh
FABIO COSTA
·2 menit baca
JAYAPURA, KOMPAS — TNI Angkatan Darat segera mengevaluasi patroli pengamanan di Kabupaten Nduga, Papua, untuk mengantisipasi serangan kelompok kriminal bersenjata Egianus Kogoya. Lima bulan terakhir, enam tentara gugur dan tiga lainnya terluka ketika berpatroli dan berjaga.
Kepala Penerangan Kodam XVII/Cenderawasih Kolonel (Inf) Muhammad Aidi saat ditemui di Jayapura, Selasa (14/5/2019), mengatakan, kelompok Egianus biasa menyerang tentara yang berpatroli atau pengamanan pembangunan jalan Trans-Papua. Mereka memanfaatkan kondisi geografis.
Kelompok itu menggunakan sistem perang gerilya, melepaskan tembakan ke arah aparat keamanan dari atas bukit. Bahkan, disebut hingga jarak sekitar 200 meter.
Terakhir, kelompok Egianus menyerang 12 anggota TNI di Distrik Mugi, Kabupaten Nduga, Senin lalu. Prajurit Satu Kasnum gugur dalam insiden itu terkena tembakan di bahu bagian kiri.
”Kami akan mengusulkan kepada TNI untuk pembangunan sebuah pos pengamanan yang ada di daerah ketinggian. Tujuannya, mengantisipasi serangan kelompok itu secara lebih cepat,” kata Aidi.
Ia menyebutkan, Satgas Penegakan Hukum TNI menerjunkan satu peleton pasukan yang berjumlah 30 personel untuk mengejar kelompok Egianus pasca-penyerangan di Distrik Mugi.
”Kami juga telah menerbangkan jenazah Pratu Kasnum dari Bandar Udara Moses Kilangin, Timika, ke kampung halamannya di Aceh pada Selasa sekitar pukul 11.00 WIT,” ujarnya.
TNI belum menempuh cara operasi militer di Nduga untuk menghentikan aksi teror kelompok Egianus. Sebab, upaya tersebut bisa berisiko bagi masyarakat setempat.
Dari catatan Kompas, kelompok kriminal separatis bersenjata telah terlibat dalam 36 kasus penembakan sepanjang tahun 2018 hingga Senin ini. Korban meninggal sebanyak 23 warga sipil dan 14 aparat keamanan dari TNI serta Polri. Sementara korban luka dari warga sipil sebanyak 7 orang dan aparat keamanan 14 orang.
Kepala Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional XVIII Papua Osman Marbun saat dihubungi mengatakan, pembangunan jembatan di daerah Kenyam masih berjalan normal.
Sementara pembangunan jembatan dari arah Mbua hingga Mugi sepanjang 310 meter masih terkendala gangguan keamanan. Kelompok Egianus terus meneror aparat keamanan di kawasan ini.
Sejak Maret 2019, sebanyak 600 personel TNI terlibat dalam pembangunan 30 jembatan yang menghubungkan jalan trans-Papua dari Wamena ke Mamugu sepanjang 272 kilometer.