Rumah Sakit Perbatasan Maluku-Timor Leste Jadi Prioritas
Pemerintah Provinsi Maluku mengusulkan pembangunan rumah sakit pratama di kawasan perbatasan Maluku-Timor Leste. Pembangunan rumah sakit penting untuk memenuhi kebutuhan warga perbatasan. Selama ini, warga bergantung pada kemurahan hati Pemerintah Timor Leste untuk berobat.
Oleh
FRANSISKUS PATI HERIN
·2 menit baca
AMBON, KOMPAS — Pemerintah Provinsi Maluku mengusulkan pembangunan rumah sakit pratama di kawasan perbatasan Maluku dan Timor Leste. Pembangunan rumah sakit penting untuk memenuhi kebutuhan warga perbatasan. Selama ini, warga bergantung pada kemurahan hati Pemerintah Timor Leste untuk berobat.
Pengusulan itu muncul dalam Musyawarah Rencana Pengembangan Nasional yang digelar pekan lalu di Jakarta. Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Maluku Meikyal Pontoh, di Ambon, Selasa (14/5/2019), mengatakan, pembangunan rumah sakit di perbatasan juga menjadi prioritas Kementerian Kesehatan. Realisasinya paling lambat tahun 2020. ”Semua setuju karena ini terkait kebutuhan dasar masyarakat di perbatasan,” ujarnya.
Ia menuturkan, Pemerintah Timor Leste melalui kedutaan besarnya di Indonesia telah menyurati Pemprov Maluku terkait banyaknya warga Maluku yang berobat ke sana. Warga dimaksud berasal dari pulau-pulau di Kabupaten Maluku Barat Daya. Selama bertahun-tahun, mereka dilayani secara gratis oleh Pemerintah Timor Leste.
Berdasarkan catatan Kompas, Pemerintah Timor Leste berulang-ulang menyediakan angkutan pesawat serta pelayanan rumah sakit gratis bagi pasien asal Pulau Lirang, salah satu pulau di perbatasan. Pada Sabtu (30/3/2019), misalnya, Adrasina Nusamara (30), ibu hamil asal pulau itu, mengalami kesulitan saat hendak melahirkan.
Keluarga membawanya ke puskesmas terdekat, tetapi tidak ada dokter dan fasilitas memadai. Karena kondisinya kian kritis, Adrasina dibawa ke Dili, ibu kota Timor Leste. Keluarga terlebih dahulu membawanya menggunakan speeboat ke Pulau Atauro, pulau terdekat milik Timor Leste. Selanjutnya, pesawat milik maskapai Mission Aviation Fellowship (MAF) Timor Leste menjemput Adrasina.
Meikyal menjamin, rencana pembangunan tersebut pasti dieksekusi oleh pemerintah daerah. Sebelumnya, pemerintah pusat sudah mengalokasikan anggaran untuk pembangunan rumah sakit di daerah itu. Namun, oleh pemerintah daerah dialihkan ke tempat lain. Pemerintah pusat pun kecewa dengan pengalihan tersebut.
”Ini uang negara, jangan main-main. Dulu sudah dikasih, (tetapi) tidak dijadikan (dibangun). Itu, kan, jadi masalah,” ujar Menteri Kesehatan Nila Farid Moeloek di sela-sela kunjungannya di Ambon, Senin (8/4/2019).
Royke Ang, tokoh masyarakat Pulau Lirang, berharap rencana tersebut benar-benar diwujudkan. Jangan sampai karena kepentingan politik tertentu, pemerintah daerah memindahkannya lagi ke tempat lain. ”Pemerintah pusat mulai peduli dengan wilayah perbatasan. Sayangnya, pemerintah di daerah tidak sejalan,” ujarnya.
Selama ini, masyarakat di wilayah perbatasan itu sangat bergantung pada kemurahan hati Pemerintah Timor Leste yang melayani secara gratis, baik di rumah sakit maupun di angkutan pesawat. Warga perbatasan hanya membawa surat keterangan dari kepada desa setempat yang menerangkan bahwa mereka benar-benar warga pulau perbatasan.