Pegadaian Perkuat Fondasi Bisnis, Diversifikasi Produk Pun Ditambah
PT Pegadaian (Persero), salah satu perusahaan keuangan milik negara, terus memperkuat fondasi bisnis untuk menjawab kebutuhan konsumen di era digital. Penguatan dilakukan dengan menambah diversifikasi produk sehingga tidak hanya bertumpu pada layanan gadai.
Oleh
ELSA EMIRIA LEBA
·2 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — PT Pegadaian (Persero), salah satu perusahaan keuangan milik negara, terus memperkuat fondasi bisnis untuk menjawab kebutuhan konsumen di era digital. Penguatan dilakukan dengan menambah diversifikasi produk sehingga tidak hanya bertumpu pada layanan gadai.
Direktur Utama Pegadaian Kuswiyoto, Rabu (8/5/2019), di Jakarta, mengatakan, selama beberapa tahun ini, perusahaan telah melakukan diversifikasi produk sesuai kebutuhan masyarakat. Penyesuaian tersebut turut didukung teknologi digital guna mempermudah akses masyarakat ke layanan jasa keuangan.
”Produk kami sudah bervariasi, tetapi tentu layanan yang organik (jasa gadai) juga tetap dipertahankan,” kata Kuswiyoto dalam pertemuan dengan Pemimpin Redaksi Kompas Ninuk Mardiana Pambudy dan jajaran redaksi di Menara Kompas, Palmerah Selatan, Jakarta, Rabu.
Diversifikasi produk layanan yang sudah dilakukan, antara lain tabungan emas, gadai efek dalam bentuk saham dan obligasi, arrum haji (layanan yang memberikan nasabah kemudahan pendaftaran dan pembiayaan haji), dan titipan emas. Penambahan lini bisnis berkontribusi terhadap kinerja perusahaan yang telah berdiri selama 118 tahun ini.
Pegadaian mencatat, selama periode 2014-2018, indikator kinerja perusahaan menunjukkan tren peningkatan di kisaran 10-12 persen. Jumlah aset sebesar Rp 52,8 triliun pada 2018, naik dari Rp 35,4 triliun pada 2014.
Secara berturut-turut, Pegadaian mencatat penyaluran pinjaman (OSL) dan aset sebesar Rp 40,8 triliun dan Rp 2,8 triliun pada 2018. Pegadaian memiliki nasabah sebanyak 10,6 juta orang.
Kuswiyoto melanjutkan, kontribusi usaha gadai terhadap pendapatan perusahaan saat ini mendominasi, yaitu sekitar 80 persen. Namun, Pegadaian memproyeksikan komposisi tersebut akan berubah menjadi 60 persen pada 2023.
”Namun, perubahan komposisi tidak berarti kami meninggalkan inti bisnis. Hal ini karena nilai kontribusi produk gadai akan ikut meningkat dengan produk-produk lainnya,” ujarnya.
Pegadaian menargetkan agar jumlah aset tumbuh 18,5 persen atau Rp 63 triliun pada 2019. Sementara itu, OSL dan laba ditargetkan tumbuh masing-masing 15,2 persen dan 10,8 persen.
Transformasi digital
Direktur Teknologi dan Informasi Digital Pegadaian Teguh Wahyono menyampaikan, strategi untuk diversifikasi produk disertai dengan implementasi transformasi digital dalam operasional dan pemasaran produk layanan.
”Transformasi digital yang dilakukan ada dua, yaitu perubahan mindset dan infrastruktur. Untuk infrastruktur, transformasi yang akan dilakukan antara lain dengan menambah sensor dan menyiapkan data analytic,” tuturnya.
Selain itu, tuturnya, perusahaan juga memperkuat kerja sama lintas korporasi. Pegadaian akan bekerja sama dengan perusahaan teknologi finansial penyedia layanan pinjam-meminjam uang berbasis teknologi informasi (peer to peer lending) untuk menyalurkan kredit ke usaha mikro, kecil, dan menengah.