Perbaikan Saluran Air di Bekasi Dibutuhkan Mendesak
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Bekasi mengusulkan peningkatan kualitas dan kapasitas saluran air. Usulan ini disampaikan untuk mengurangi banjir dan genangan di wilayah ini saat hujan turun. Warga diimbau tidak sembarangan membuang sampah karena berdampak pada menyumbatnya saluran air.
Oleh
Stefanus Ato
·3 menit baca
BEKASI, KOMPAS — Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Bekasi mengusulkan peningkatan kualitas dan kapasitas saluran air. Usulan ini disampaikan untuk mengurangi banjir dan genangan di wilayah ini saat hujan turun. Warga diimbau tidak sembarangan membuang sampah karena berdampak pada menyumbatnya saluran air.
Wakil Kepala Satuan Tugas BPBD Kota Bekasi Karsono mengatakan perluasan gorong-gorong mendesak dilakukan di dekat pemukiman warga di Kecamatan Rawalumbu. Saluran air di sana kian menyempit, sehingga mudah meluap saat Bekasi diguyur hujan.
"Kalau di Margahayu (Bekasi Timur), kami mengusulkan untuk segera dibangun kembali beberapa tanggul yang jebol. Itu yang kemarin menyebabkan perumahan Margahayu terendam banjir," ucap Karsono, pada Senin (29/4/2019) di Kota Bekasi.
Karsono mengimbau warga untuk tidak sembarangan membuang sampah ke saluran air. Hal itu karena sampah dapat menyumbat dan mengahalangi aliran air dari perumahan warga ke gorong-gorong. Sampah juga berperan terhadap pendangkalan saluran air.
Sejumlah wilayah di Kota Bekasi, terendam banjir pada Minggu (28/4/2019) siang, setelah wilayah itu diguyur hujan selama dua jam. Banjir dengan ketinggian 10 sentimeter (cm) hingga 40 cm, terjadi akibat tersumbatnya saluran air, tanggul jebol, dan pendangkalan aliran selokan. "Ketinggian banjir bervariasi, mulai dari 20 centimeter (cm) sampai 40 cm. Di Kelurahan Margahayu (Bekasi Timur) rumah warga yang terendam ada di 6 RW," ucapnya.
Selain di Kelurahan Margahayu, banjir dengan ketinggian sekitar 40 cm terjadi di Perumahan Pondok Hijau Permai, Kecamatan Rawalumbu. Banjir terjadi akibat menyempitnya gorong-gorong atau saluran air di wilayah itu.
Buang sampah
Pantauan Kompas, Senin (29/4/2019) pukul 15.00, banjir di salah satu saluran air di Jalan Margahayu Raya, Kelurahan Margahayu, tampak surut. Warga sekitar pun berakitivitas seperti biasa. Yanti (40), warga RT 01 RW 14, Kelurahan Margahayu, mengatakan banjir merendam perumahan warga, Minggu kemarin sekitar pukul 13.00. Banjir itu surut sekitar pukul 17.00.
"Di sini saluran airnya sempit. Tiap kali hujan besar pasti kebanjiran. Saluran ini juga terhubung dengan Kali Malang, jadi kalau pintu Kali Malang dibuka, di sini pasti banjir," ucapnya. Saluran yang dimaksud Yanti, lebarnya sekitar tiga meter. Sebagaian perumahan warga di bangun tepat di pinggir saluran itu. Sebagian sampah dan limbah rumah tangga dibuang warga ke saluran itu.
Rian (45) warga setempat, mengatakan, pihak kelurahan bersama ketua RT, dan RW setempat telah berulang kali mengingatkan masyarakat untuk tidak membuang sampah ke saluran air. Namun, sejauh ini masih ada warga yang membangkang. "Pemerintah sudah berulang kali minta untuk sampah ditampung, nanti diangkut petugas kebersihan. Tetapi ada yang tidak peduli," ucap lelaki Betawi itu.
Selain banjir, hujan yang mengguyur Bekasi, menyebabkan tanah bergeser dan lima rumah terdampak di RT 004 RW 001, Teluk Pucung, Bekasi Utara. Pergeseran itu akibat tergerusnya tanah di bantaran Kali Bekasi, saat naiknya debit air Kali Bekasi.
"Ada 16 jiwa yang terancam. Kami sudah melaporkan ke pemerintah kota dan rutin memantau untuk dilakukan evakuasi, jika pergeseran tanah itu berpotensi longsor," katanya.