Setelah Pasar Ikan Modern Muara Baru di Jakarta Utara, pemerintah berencana membangun pasar ikan modern di Soreang, Jawa Barat, dan Palembang, Sumatera Selatan.
Oleh
BM Lukita Grahadyarini
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Setelah meluncurkan Pasar Ikan Modern Muara Baru di Jakarta Utara, pemerintah akan menambah pembangunan pasar ikan modern di daerah. Tahun ini, dua pasar ikan modern dibangun di Soreang, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, dan Kota Palembang, Sumatera Selatan.
Sekretaris Direktorat Jenderal Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) Berny Achmad Subki, akhir pekan lalu, mengatakan, kedua pasar ikan modern itu akan dibangun dengan kapasitas masing-masing 100 lapak pedagang serta ditunjang fasilitas gudang pendingin berkapasitas 30 ton. Total anggaran yang disiapkan untuk dua pasar sekitar Rp 26 miliar.
Pasar Ikan Modern di Soreang kini dalam tahap penyelesaian dan akan diuji coba pada bulan Ramadhan atau Mei 2019. Sementara itu, pasar ikan modern di Palembang baru akan dibangun tahun ini. Pasar basah dengan sistem drainase tersebut direncanakan beroperasi sejak pagi hingga pukul 20.00 itu dan dilengkapi dengan tempat kuliner. ”(Pembangunan) ini tidak mudah, tapi sangat mungkin dilaksanakan,” katanya.
Berny menambahkan, pembangunan tiga pasar ikan modern merupakan bagian dari target awal pemerintah membangun lima pasar ikan modern. Kini, pembangunan difokuskan pada tiga pasar ikan modern. ”Kalau (pembangunan) tiga pasar ikan modern ini cukup bagus (hasilnya), bisa saja daerah mencontoh dengan menggunakan APBD masing-masing. APBN, kan, sifatnya stimulus,” kata Berny.
Pasar ikan modern dibangun dengan prinsip antara lain higienis, efisien, mutu ikan terjaga, keterjangkauan harga, pariwisata, dan sentra edukasi. Pengelolaan pasar tersebut juga harus membuka diri terhadap diversifikasi produk olahan. ”Definisi modern memang bukan mewah atau harus bangunan yang besar, tetapi lebih pada tata kelola,” katanya.
Butuh pembenahan
Berny mengakui, penataan pedagang di pasar ikan modern memerlukan waktu. Di Pasar Ikan Modern Muara Baru, misalnya, hampir semua pedagang merupakan pindahan dari pasar ikan lama yang butuh waktu untuk menerapkan pola higienis. Pasar ikan yang beroperasi mulai pertengahan Maret 2019 itu kini masih terkesan becek.
Penataan pedagang di pasar ikan modern perlu waktu.
Selama 14 bulan pembangunan fisik (pasar), sosialisasi dan bimbingan teknis standar operasional dinilai sudah dilakukan. Standar operasional prosedur itu telah diberikan, baik untuk pedagang maupun pengelola pasar, termasuk perawatan gedung. Pengelolaan pasar dilaksanakan oleh Perum Perikanan Indonesia (Perindo).
”Kebiasaan kawan-kawan pedagang dengan berdagang ikan selama lebih dari 20 tahun seperti itu memang perlu waktu untuk berubah. Kami sepakati yang diutamakan adalah hal kebersihan (dulu) dan unsur-unsur pendukungnya,” katanya.
Ia menambahkan, masa transisi untuk pembenahan Pasar Ikan Modern Muara Baru akan dilakukan dalam 18 bulan ke depan, di antaranya bimbingan teknis untuk perawatan instalasi pembuangan limbah (ipal), pembuangan kotoran, pemakaian es, dan air. Standar operasional prosedur yang disusun oleh KKP dan Perindo akan dikaji dan ditingkatkan.
Dari data Perum Perindo, pasar ikan yang dibangun di lahan seluas 22.444 meter persegi itu memiliki 896 lapak ikan segar, 155 kios maritim bersifat kering, dan 8 pujasera. Selain itu, ada mesin pembuat es berkapasitas 10 ton dan ruang pendingin berkapasitas 30 ton. Pasar itu melayani penjualan ikan secara grosir dan ritel. Jam operasional pasar mulai dari pukul 17.00 hingga pukul 24.00 dan akan ditingkatkan hingga pukul 04.00.
Direktur Utama Perum Perindo Risyanto Suanda dalam siaran pers beberapa waktu lalu menyebutkan, pasar tersebut akan dikelola secara profesional, yakni dengan menjamin mutu, kesegaran, dan kesehatan produk.