JAKARTA, KOMPAS — Setelah banjir di Jakarta surut, sejumlah warga tak serta merta bisa langsung menempati rumah mereka. Sebab, di rumah-rumah mereka banyak endapan lumpur sungai yang terbawa saat banjir.
Berdasarkan pantauan Kompas, Senin (29/4/2019), kawasan yang diterpa lumpur ada di RW 005, RW 007, dan RW 008 Kelurahan Pejaten Timur, Pasar Minggu, Jakarta Selatan. Lumpur itu mengendap ke jalan dan masuk ke sebagian rumah warga.
Hal tersebut membuat warga harus membersihkan lumpur di sekitar rumah terlebih dulu. Ariyadi (60), warga RW 005 Pejaten Timur, mengatakan, lumpur di sekitar rumahnya membuat saluran air tersumbat.
"Kemarin sempat dicatat oleh pengurus RT, di sini ada sekitar 12 rumah yang terdampak lumpur," ujar Ariyadi, saat ditemui Senin sore.
Hal serupa juga terjadi di RT 017 RW 007 Pejaten Timur. Lumpur yang ada di jalan dan kawasan permukiman tebalnya berkisar 10 sentimeter hingga 40 sentimeter.
Nanang, Ketua RT 017 RW 007 Pejaten Timur, mengatakan, lumpur tersebut mengenai sekitar 35 rumah di wilayahnya. Sejak pagi hingga sore, petugas bersama warga berusaha membersihkan lumpur tersebut. Namun, lumpur tidak kunjung berhasil dibersihkan.
"Sudah dibantu petugas pemadam kebakaran dengan semprotan air agar lumpur terdorong ke jalan. Saat sampai ke jalan, lumpurnya mandek karena saluran airnya mampet," ucap Nanang.
Kepala Peleton dari Dinas Pemadam Kebakaran Jakarta Selatan Sektor Pasar Minggu, Ari Santoso, mengatakan, endapan lumpur yang ada di RW 007 dan RW 008 Pejaten Timur akhirnya didorong menuju ke arah sungai. Hal ini membutuhkan waktu lebih lama, karena lumpur harus terus didorong dengan semprotan air ke Sungai Ciliwung yang jaraknya sekitar tujuh meter.
"Hingga pukul 17.00, pembersihan lumpur di RW 007 dan RW 008 belum bisa dituntaskan karena lumpur harus disemprot hingga terdorong ke sungai. Kami akan lanjutkan pembersihan esok pukul 08.00," kata Ari.
Selain endapan lumpur, warga yang baru menempati rumah sejak Minggu (28/4/2019) lalu belum dapat memanfaatkan listrik di rumah. Hal itu disebabkan pengukur tagihan listrik pada sejumlah rumah terendam air genangan selama dua hari.
Ruri, salah satu staf pengurus RT 005 RW 005 Pejaten Timur, mengatakan bahwa di wilayahnya ada 10 rumah yang masih belum bisa memanfaatkan listrik. Sementara itu, di RT 017 RW 007, Nanang mengatakan ada 12 rumah yang masih belum dapat menggunakan listrik.
"Listrik masih dipadamkan untuk menghindari korsleting. Dua tahun lalu, pernah ada tembok rumah di RT sini yang nyetrum karena listrik nekat dinyalakan," katanya.
Padamnya listrik di dalam rumah menyebabkan warga lebih banyak beraktivitas di luar. Alvi (25), warga RT 017 RW 007 mengatakan, hal ini sudah terjadi selama dua hari.
Padamnya listrik di dalam rumah menyebabkan warga lebih banyak beraktivitas di luar
"Warga sudah siap-siap. Kalau berkaca dari dua tahun lalu, listrik padam karena terendam banjir bisa sampai sebulan ke depan," kata Alvi.
Mengenai hal itu, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah DKI Jakarta Subejo mengatakan, pemadaman listrik dilakukan untuk menghindari risiko kecelakaan karena tersengat aliran listrik. Ia tidak memberi kepastian kapan listrik akan mulai dinyalakan. Sebab, kondisi genangan saat ini masih tentatif.
"Pemadaman kami lakukan bersama dengan PT PLN. Bila kondisi terus membaik, besar kemungkinan listrik di sejumlah wilayah dapat segera dinyalakan," sanggah Subejo.