Tujuh hari pasca-Pemilihan Umum 2019, duka masih menyelimuti Kampung Gardu, Kiarapedes, Purwakarta, Jawa Barat. Berpulangnya seorang anggota Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara atau KPPS di tempat pemungutan suara 01 memberikan pelajaran bagi warga, yaitu berkorban untuk kepentingan bersama.
Suara Ai (40) bergetar saat bercerita dan menunjukkan piagam ucapan terima kasih dari Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil. Kertas penghargaan itu bertuliskan nama mendiang suaminya, Carman (45), yang meninggal saat menjalankan tugas sebagai petugas KPPS, Rabu (17/4/2019) malam.
Saat menunjukkan piagam itu, Ai mencoba tegar. Meski air matanya telah kering, sesak duka itu masih berat baginya. Kepergian Carman begitu mendadak. Tak ada pesan khusus yang ditinggalkan bagi keluarga.
Ketika itu, Selasa (16/4/2019) malam, Carman merasa tidak enak badan dan meminta Ai mengerok punggungnya. Sebelumnya, ia juga pergi ke dokter untuk meminta obat. Keesokan harinya, Carman merasa sudah enak badan dan siap melaksanakan tugas di TPS 01.
Keesokan harinya, sekitar pukul 06.00, putranya, Rizki Restu Maulana (13), memotret sang ayah menggunakan telepon genggam sebelum berangkat ke TPS. Carman berfoto mengenakan kemeja hijau dan peci putih. Tak ada yang menyangka potret itu adalah foto terakhir Carman semasa hidupnya. Gambar itu juga diabadikan dalam kertas piagam gubernur.
Setibanya di TPS, Carman langsung menjalankan tugas sebagai penjaga meja untuk pencelupan tinta. Menurut keterangan panitia, selama proses pemilihan berlangsung, Carman meminta izin beberapa kali untuk digantikan karena harus ke toilet.
Menjelang Maghrib, Carman izin pulang ke rumah untuk makan bersama putranya. Ai sempat meminta Carman agar istirahat sejenak. Namun, permintaan itu tak diturutinya. Ia hanya bilang, ”Saya gak mau berhenti, saya sudah janji (disumpah). Kerjaan mau diberesin segera aja,” ujar Ai, menirukan ucapan Carman.
Ai tak bisa melarang suaminya, apalagi saat jiwa sosial dan semangat sang suami sedang menggebu. Pada Pemilu 2014, Carman juga terlibat. Namun, beban kerja Pemilu 2019 lebih berat apabila dibandingkan dengan pemilu sebelumnya. Meski demikian, suaminya tidak pernah mengeluh dengan tugas itu.
Carman bersikukuh tetap menjalankan tugasnya. Proses penghitungan suara masih berlanjut, semua petugas masih terjaga. Ketua KPPS TPS 01 Ade Ahmad Bakir (32) menawarkan minuman kopi kepada para petugas. Saat ditanyai satu per satu untuk jenis pesanan kopi, Carman menolak tawaran itu. Ia mengangkat tangannya dan mengatakan, ”Saya enggak, ya. Saya sakit,” kata Ade menirukan ucapan almarhum.
Setelah mengatakan itu, Carman tiba-tiba tersungkur ke lantai dan meninggal. Menurut Ade, sejak siang, Carman memang terlihat pucat. Ade bahkan sempat meminta Carman beristirahat di rumah. Namun, Carman tetap tidak mau pulang, ia tetap semangat untuk menuntaskan pemilu.
Bagi Ai dan putranya, melepas kepergian sosok tulang punggung dalam keluarga tidaklah mudah. Namun, keikhlasan itu dibutuhkan agar memberikan jalan terang bagi sang suami. Meski Carman telah pergi selamanya, semangat pengabdian dan pengorbanannya akan terus hidup dalam masyarakat.