Kelelahan yang dialami petugas KPPS harus menjadi perhatian yang serius oleh KPU. Secara medis, kelelahan bisa berdampak pada gangguan metabolisme dan hormonal serta kambuhnya berbagai penyakit kronis.
Oleh
DEONISIA ARLINTA
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Kelelahan yang dialami petugas Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara harus menjadi perhatian yang serius oleh Komisi Pemilihan Umum. Secara medis, kelelahan bisa berdampak pada gangguan metabolisme dan hormonal serta kambuhnya berbagai penyakit kronis. Untuk itu, evaluasi mutlak agar sistem penyelenggaraan Pemilu 2019 bisa diperbaiki.
KPU mencatat, hingga Selasa (23/4/2019), sebanyak 119 petugas KPPS meninggal dan 548 petugas KPPS sakit ketika bertugas dalam penyelenggaraan Pemilihan Presiden dan Legislatif 2019 secara serentak. Sebagian besar petugas yang meninggal dan sakit diduga karena kelelahan.
Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia yang juga Guru Besar Ilmu Penyakit Dalam Ari Fahrial Syam, di Jakarta, Rabu (24/4/2019), mengatakan, kelelahan terjadi karena kondisi fisik dan mental yang dipaksa untuk bekerja secara terus-menerus tanpa istirahat cukup. Kondisi lingkungan yang tidak mendukung, seperti suhu ruangan yang panas serta paparan asap rokok, bisa memperburuk kelelahan yang dialami.
”Tubuh manusia itu ada batasnya. Idealnya, selama 24 jam ini, 8 jam untuk kerja berat, 8 jam untuk kerja ringan, serta 8 jam untuk istirahat. Kalau aturan ini tidak dipatuhi, dampak buruk pada kesehatan pun bisa terjadi, yang ditandai dengan kelelahan,” tuturnya.
Dampak kelelahan yang dialami petugas KPPS semakin besar karena konsumsi makanan yang tidak teratur. Selain itu, konsumsi suplemen dan minuman berenergi yang mengandung gingseng dan kafein akan semakin memperburuk kondisi tubuh.
Menurut Ari, kelelahan sangat berkaitan dengan berbagai gangguan kesehatan, seperti gangguan sistem pencernaan, penurunan daya tahan tubuh, gangguan sistem pernapasan, gangguan sistem pembuluh darah dan jantung, serta gangguan pada pembuluh darah ke otak.
Bagi seseorang yang memiliki riwayat penyakit kronis, kelelahan bisa menjadi pemicu utama penyakitnya kambuh. Penyakit ini antara lain mag, asma, kencing manis, hipertensi, stroke, dan serangan jantung.
Sementara itu, bagi seseorang yang sehat pun, kelelahan bisa menyebabkan daya tahan tubuh menurun sehingga rentan mengalami infeksi virus. Berbagai kondisi yang bisa terjadi antara lain flu, infeksi usus yang menyebabkan diare, serta infeksi virus hepatitis dan demam berdarah.
”Jika sudah mengalami mual muntah dan sakit kepala serta nyeri dada, seseorang berarti sudah mendapatkan peringatan agar berhenti beraktivitas dan beristirahat. Pekerjaan yang dilakukan KPPS bukan pekerjaan ringan, orang yang benar-benar sehat serta tahu batas kemampuan tubuhnya yang bisa menjalani pekerjaan ini,” kata Ari.
Sistem baru
Menurut Ari, sistem kerja bagi petugas KPPS perlu diperbaiki. Jika pemilu serentak tetap ingin dijalankan, jumlah petugas KPPS harus ditambah. Dengan begitu, pembagian jam kerja pun bisa diberlakukan sehingga petugas tetap memiliki waktu istirahat yang cukup.
Ketua Umum Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) Daeng M Faqih menambahkan, seleksi calon petugas KPPS juga diperlukan sebagai upaya mencegah ada petugas yang sakit ataupun meninggal ketika bertugas. Tugas petugas KPPS tidak hanya dilakukan sehari dua hari, tetapi juga sejak rapat persiapan pemilu sampai rekapitulasi selesai.
”Seleksi ini bisa dilakukan dengan meminta surat keterangan dokter bahwa calon petugas sehat dan tidak memiliki riwayat penyakit. Pemantauan rutin pun diperlukan selama proses kerja berlangsung dari petugas kesehatan di puskesmas terdekat,” katanya.
Motivator kesehatan dan kebugaran Indra Muhtadi berpendapat, faktor pemicu lain yang juga berpengaruh pada kondisi petugas ialah stres. Petugas dituntut bekerja secara detail, teliti, dan runut. Tanggung jawab untuk memastikan proses berjalan lancar dan jujur juga menjadi beban psikologis tersendiri.
”Jika sudah lelah, stres bisa semakin meningkat. Konsentrasi dalam bekerja justru tidak maksimal. Emosi juga tidak terkendali,” ucapnya.