Penumpang Suroboyo, bus berbayar sampah botol plastik di Surabaya, Jawa Timur, terus meningkat. Setahun terakhir, penumpangnya mencapai 3.600 orang per hari.
Oleh
IQBAL BASYARI
·2 menit baca
SURABAYA, KOMPAS - Penumpang Suroboyo, bus berbayar sampah botol plastik di Surabaya, Jawa Timur, terus meningkat. Setahun terakhir, penumpangnya mencapai 3.600 orang per hari.
Layanan Bus Suroboyo adalah terobosan Pemerintah Kota Surabaya menangani masalah sampah plastik. Berbeda dengan bus yang sudah beroperasi sebelumnya di Surabaya, metode pembayaran Suroboyo bisa menggunakan sampah plastik.
Kini, ada 20 unit Bus Suroboyo yang melewati dua rute, yakni Terminal Purabaya-Jalan Rajawali dan rute Universitas Negeri Surabaya-Institut Teknologi Sepuluh Nopember. Masing-masing rute dilayani 10 bus dengan waktu tunggu sekitar 10 menit.
Kepala Dinas Perhubungan Kota Surabaya Irvan Wahyudrajat, Selasa (23/4/2019) di Surabaya mengatakan, tren penumpang Bus Suroboyo sejak setahun dioperasikan terus meningkat. Jika pada awal pengoperasian, April 2018, penumpangnya berkisar ratusan per hari, di akhir tahun 2018, tumbuh hingga 1.000 penumpang per hari.
"Satu tahun beroperasi, penumpang Bus Suroboyo naik menjadi sekitar 3.600 penumpang per hari. Jumlahnya bisa meningkat apabila masa liburan," ujar Irvan.
Menurut Irvan, tumbuhnya penumpang Bus Suroboyo disebabkan kebutuhan pengguna transportasi massal kian tinggi di Surabaya. Selain itu, kesadaran masyarakat untuk mengelola sampah botol plastik terus meningkat. Sampah adalah alat pembayaran Bus Suroboyo.
Untuk satu kali perjalanan selama dua jam, setiap penumpang harus menukarkan sampah air minum dalam kemasan sebanyak 10 gelas berukuran 240 mililiter, 5 botol ukuran 600 mililiter, atau 3 botol ukuran 1.500 mililiter.
Sampah tersebut kemudian ditukarkan kepada petugas yang berjaga di halte. Selain itu, sampah juga bisa ditukarkan di Bank Sampah Induk Surabaya, Bank Sampah Bintang Mangrove, dan Bank Sampah Pitoe.
Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini menuturkan, Bus Suroboyo menjadi salah satu solusi mengelola sampah plastik yang kini menjadi masalah serius. Sampah itu sulit terurai meski sudah tertimbun selama ratusan tahun. Jumlahnya pun amat banyak karena produk-produk kemasan sering kali menggunakan bungkus dari plastik.
Di Surabaya, sampah plastik yang dihasilkan tiga juta warga mencapai 400 ton per hari. Sampah itu sebagian sudah didaur ulang warga dan dijual ke 227 bank sampah.
"Bumi harus dijaga, terutama dari sampah plastik yang bisa merusak ekosistem," ujar Risma.
Pipit Maulida, warga Rungkut, Surabaya, mengatakan, Bus Suroboyo membuatnya makin banyak pilihan mengelola sampah plastik. Jika biasanya hanya menjualnya ke bank sampah, kini ada pilihan lain untuk mengelola sampah yang dikumpulkannya tiap hari.
"Kalau dinilai dari harganya, menukarkan sampah plastik untuk Bus Suroboyo lebih menguntungkan daripada dijual ke bank sampah," tutur Pipit.