Kemampuan mengembalikan militansi dan loyalitas menjadi kunci keunggulan suara pasangan Joko Widodo-Ma’ruf Amin dalam hitung cepat dan survei pascapemilihan Kompas dalam Pemilihan Presiden 2019. Kondisi itu terjadi setelah survei prapemilihan yang dilakukan lembaga ini menunjukkan kecenderungan penguatan militansi pemilih Prabowo Subianto-Sandiaga Uno dan meningkatnya elektabilitas.
Hasil survei prapemilihan Kompas pada akhir Februari-awal Maret 2019 menunjukkan elektabilitas Jokowi-Amin 49,2 persen, turun dari 52,6 persen pada Oktober 2018.
Sebaliknya, elektabilitas Prabowo-Sandi naik dari 32,7 di Oktober 2018 menjadi 37,4 persen pada akhir Februari-awal Maret 2019. Kondisi ini terjadi karena ditengarai akibat kuatnya militansi dan soliditas dari pemilih Prabowo-Sandi.
Kondisi tersebut agaknya mampu ”membangkitkan” militansi di kubu Jokowi-Amin. Dalam survei pascapemilihan, hal itu terekam pada tingkat dukungan di basis partai politik (parpol) pendukung, waktu menentukan pilihan, hingga kekompakan pilihan dalam keluarga.
Di basis dukungan parpol, terekam soliditas pemilih Jokowi-Amin mengungguli pemilih Prabowo-Sandi. Pemilih PDI-P, misalnya, 85,9 persen memilih Jokowi. Ini lebih tinggi jika dibandingkan pemilih Gerindra, yang 79,5 persen di antaranya memilih Prabowo.
Mayoritas pemilih parpol koalisi Jokowi juga menunjukkan mayoritas pilihan ke Jokowi termasuk Partai Kebangkitan Bangsa, Partai Golkar, Partai Persatuan Pembangunan, Partai Hanura, dan Partai Nasdem.
Pemilih parpol koalisi Prabowo juga menampakkan kecondongan yang kuat kepada Prabowo, termasuk Partai Keadilan Sejahtera, Partai Amanat nasional, Partai Demokrat, dan sejumlah partai papan bawah dan partai baru.
Indikasi loyalitas juga terekam dalam waktu menentukan pilihan. Mayoritas pemilih Jokowi setingkat lebih awal dalam menentukan calon presiden yang akan dipilih.
Rekaman loyalitas itu bahkan terlihat dalam tingkat sosial keluarga, yang lagi-lagi pemilih Jokowi cenderung sedikit lebih kompak dalam pilihan capres. Ada 66,2 pemilih Jokowi yang kompak dalam satu keluarga memiliki kesamaan pilihan, sedangkan di pemilih Prabowo hanya 61,5 persen. (LITBANG KOMPAS)