Penyelesaian Pengendali Banjir Bergantung Kondisi Cuaca
Penyelesaian proyek pengendalian banjir dan rob di Kota Semarang, Jawa Tengah, bergantung kondisi cuaca karena kolam pompa yang tengah dikerjakan harus dalam keadaan kering.
Oleh
ADITYA PUTRA PERDANA
·3 menit baca
SEMARANG, KOMPAS — Kemajuan proyek pengendalian banjir dan rob di Kota Semarang, Jawa Tengah, kini telah mencapai lebih dari 95 persen dan direncanakan rampung pada Juni 2019. Namun, penyelesaian juga bergantung kondisi cuaca karena kolam pompa yang tengah dikerjakan harus dalam keadaan kering.
Proyek pengendalian banjir dan rob di Kota Semarang terdiri dari normalisasi Kali Sringin dan Kali Tenggang. Paket pekerjaan normalisasi kedua sungai itu meliputi pembuatan tanggul laut untuk mencegah rob sepanjang 2.170 meter, perbaikan parapet (dinding beton di sisi sungai), perbaikan tanggul drainase di Jalan Kaligawe, dan perbaikan dua kolam retensi.
Kepala Satuan Kerja Pelaksanaan Jaringan Sumber Air Balai Besar Wilayah Sungai Pemali Juana Adi Umar Dani, Rabu (17/4/2019), mengatakan, kemajuan normalisasi sistem Kali Sringin mencapai 95,2 persen, sedangkan sistem Kali Tengggang 96,3 persen. Saat ini, sisa pekerjaan tinggal penyelesaian pada rumah pompa, rumah jaga pompa, dan parapet.
Kami pikir, pada April, intensitas hujan sudah berkurang sehingga pekerjaan dilanjutkan. Ternyata, masih hujan deras sehingga pekerjaan kami tunda.
”Rumah pompa di Kali Tenggang dan rumah jaga di Kali Sringin yang perlu dituntaskan. Pekerjaan harus dalam keadaan kering. Kami harap intensitas hujan sudah berkurang sehingga penyelesaian bisa optimal. Yang jelas, kami terus percepat agar selesai tepat waktu,” kata Adi.
Pekan lalu, banjir sempat menggenang sejumlah titik di Jalan Kaligawe, Kecamatan Genuk. Menurut Adi, hal itu disebabkan pompa Kali Tenggang tidak dioperasikan karena ada pekerjaan saringan sampah yang membutuhkan kondisi kering. Pekerjaan pun terpaksa dihentikan untuk mengoperasikan pompa demi mengurangi banjir.
”Kami pikir, pada April, intensitas hujan sudah berkurang sehingga pekerjaan dilanjutkan. Ternyata, masih hujan deras sehingga pekerjaan kami tunda. Kami akan lihat satu minggu ke depan. Apabila hujan berkurang, kami lanjutkan pekerjaan. Pompa dimatikan dan memanfaatkan pompa portable jika ada genangan,” katanya.
Pompa Kali Sringin berkapasitas total 10 meter kubik per detik, sedangkan pompa Kali Tenggang berkapasitas total 12 meter kubik per detik. Saat sudah sepenuhnya rampung, pompa tersebut akan dioperasikam 24 jam setiap hari pada musim hujan dan mengikuti elevasi air pada musim kemarau.
Adi menambahkan, proyek pengendalian banjir dan rob di Kota Semarang merupakan jembatan menuju penanganan inti, yakni proyek tanggul laut sekaligus Tol Semarang-Demak. ”Sebenarnya, yang utama, tanggul laut tersebut. Tetapi, normalisasi Kali Sringin dan Kali Tenggang juga penting karena banjir sudah menjadi masalah tahunan di Kota Semarang,” ucapnya.
Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi, dalam keterangannya, mengatakan, keringnya wilayah Kecamatan Genuk selama beberapa pekan membuktikan masalah banjir dan rob teratasi hingga 90 persen. Ia pun berharap pekerjaan yang belum selesai segera tuntas.
”Tunggu sistem dan pompa efektif beroperasi 24 jam. Nanti, insya Allah kawasan Genuk akan benar-benar kering,” kata Hendrar.
Hendrar juga berharap, seluruh elemen di Kota Semarang, termasuk masyarakat, untuk terus memberikan solusi dan masukan demi pembangunan Kota Semarang. Segala keluhan dan kekurangan dapat dilaporkan kepadanya.
Warga Karangroto, Genuk, Alif Rizky (24), mengatakan, saat ini, seiring adanya proyek pengendalian banjir dan rob, banjir di Jalan Raya Kaligawe sudah jauh berkurang. Pekan lalu, sempat kembali terjadi banjir, tetapi surut dalam 5 jam.
Alif berharap proyek pengendalian banjir dan rob Kota Semarang segera tuntas. ”Lelah juga bertahun-tahun selalu terhambat banjir di Kaligawe. Lalu lintas selalu macet dan sepeda motor kerap mogok. Lebih jauh, saya berharap tanggul laut juga segera jadi,” ujarnya.