TANGERANG SELATAN, KOMPAS -- Hingga Rabu (10/4/2019) bus transjakarta S 41 jurusan Terminal Pondok Cabe, Tangerang Selatan-Tanah Abang, Jakarta Pusat belum juga beroperasi.
Padahal, dua hari sebelumnya, Senin (8/4/2019) telah dicapai kesepakatan sementara secara bersama antara pemilik, pengusaha, dan pengurus koperasi angkot bersama PT Transjakarta. Dalam pertemuan yg diprakarsai Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek itu disepakati sembari menunggu kepastian bentuk kerja sama kedua belah pihak, bus transjakarta S41 dapat kembali beroperasi dengan titik pengangkutan terbatas.
Bus tidak boleh mengangkut penumpang di titik-titik perhentian sepanjang Terminal Pondok Cabe-Lebak Bulus. Begitu juga sebaliknya. Bus transjakarta tidak bisa mengangkut penumpang mulai dari halte Lebak Bulus hingga Terminal Pondok Cabe.
"Belum beroperasi lagi. Bisa jadi masih melakukan pendinginan dulu. Dengar-dengar, mungkin baru akan beroperasi Sabtu besok," kata Prasetyo, petugas terminal, Rabu (10/4/2019).
Istilah pendinginan yang dimaksud Prasetyo karena sebelumnya kedua rute angkot tersebut memprotes kehadiran bus transjakarta rute baru. Bus tersebut baru beroperasi sejak tanggal 22 Maret 2019.
"Baru dua minggu lebih bus (transjakarta) beroperasi. Tetapi, berhenti karena protes pengemudi angkot tersebut. Sampai sekarang belum beroperasi," ujar Prasetyo.
Sejauh pengamatan, Rabu siang, tidak ada satupun armada bus transjakarta yang parkir dalam terminal tersebut. Jalur 1 untuk bus transjakarta kosong. Sementara di jalur dua, terminal itu terparkir bus AKAP.
Seperti diberitakan, pengemudi angkot baik D 15 dan D 106 memprotes kehadiran angkutan massal tersebut, sebagai pengumpan untuk MRT Lebak Bulus. Bagi pengemudi, kehadiran bus tersebut menurunkan pendapatan mereka secara drastis hingga 50 persen.
"Hampir enggak ada sewa (penumpang) cuma dua atau tiga orang. Kalau bawa penumpang cuma segitu enggak pulang uang bensinnya," kata Akbar (29), pengemudi angkot D 15.
Hampir enggak ada sewa (penumpang) cuma dua atau tiga orang. Kalau bawa penumpang cuma segitu enggak pulang uang bensinnya
Kondisi pengemudi makin terpuruk, setelah sebelumnya pendapatan mereka tergerus oleh hadirnya ojek daring.
Pengemudi meminta agar bus tersebut tidak melintasi jalur mereka di Jalan Raya Cirendeu. Mereka meminta agar bus tersebut masuk Jalan RE Martadinata dan Juanda, Tangerang Selatan.
Sejak protes itu, bus transjakarta untuk sementara tidak beroperasi. Kemelut angkot dan bus transjakarta ini lantas ditengahi BPTJ. Mereka memprakarsai pertemuan antara angkot dan PT Transjakata untuk mencari solusi mengatasi persoalan tersebut.
Menanggapi perselisihan pengemudi angkot dan bus transjakarta, Kepala Dinas Perhubungan Kota Tangerang Selatan, Sukanta mengatakan, kedua trayek tersebut adalah milik pemerintah pusat dan provinsi Banten.
"Itu program pemerintah pusat, ya tentunya harus didukung dan dicarikan solusi terbaik," kata Sukanta, Rabu.
Itu program pemerintah pusat, ya tentunya harus didukung dan dicarikan solusi terbaik
Berdasarkan informasi yang diterima Sukanta, pertemuan antara pengusaha dan pemilik serta pengurus koperasi dengan PT Transjakarta sudah berlangsung.
Hasil rapat yang dilaksanakan Senin di Terminal Pondok Cabe itu, kata Sukanta, telah mendapatkan solusi dan akan dilanjutkan dengan membuat perjanjian kerja sama (PKS) antara pemilik/pengusaha dan pengurus koperasi angkot D 15 dan D 106 dengan transjkarta.
Berdasarkan data, jumlah armada angkot D 106 sebanyak 278 armada di antaranya 272 yang aktif. Sementara angkot D 15 jumlahnya sebanyak 210 armada, namun yang aktif 202 armada.
Penuh sesak
Kompas mencari alternatif dengan menggunakan bus transjakarta S 21 jurusan Ciputat-Tanah Abang dari pul PPD di Ciputat, Rabu sore. Di pul ini melayani dua rute, yakni S 22 jurusan Ciputat-Kampung Rambutan dan S 21.
Saat bus transjakarta S 21 berangkat dari pul, kursi penumpang hampir penuh.
Penumpang semakin berjubel dalam bus setelah lepas pemberhentian pasar Ciputat. Bus penuh sesak hingga halte Pondok Pinang. Banyak penumpang yang turun untuk melanjutkan perjalanan ke Tanah Abang dengan transit di halte tersebut.
"Saya mau pulang ke Kebon Kacang. Karena busnya penuh sesak, jadinya sumpek. Makanya saya turun di sini (halte Pondok Pinang) dan nanti lanjut dengan bus Lebak Bulus - Harmoni. Turun di Kebayoran Lama dan ganti lagi. Cuma Rp 3.500, nyaman dan cepat," kata Sarmin (49), warga Kebon Kacang.
Siang itu, Sarmin baru pulang mengantarkan cucunya ke anaknya di Pamulang.